BNPB Laporkan 52 Kejadian Bencana dalam Sepekan, Didominasi Karhutla dan Banjir

Selasa, 26 September 2023 - 06:25 WIB
loading...
BNPB Laporkan 52 Kejadian Bencana dalam Sepekan, Didominasi Karhutla dan Banjir
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 52 kejadian bencana terjadi dalam sepekan atau per 18 hingga 24 September 2023. Foto/ANTARA
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 52 kejadian bencana terjadi dalam sepekan atau per 18 hingga 24 September 2023. Kejadian bencana yang mendominasi yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan banjir.

BNPB mencatat karhutla terjadi sebanyak 18 kejadian, banjir 16 kejadian, kekeringan 11 kejadian, cuaca ekstrem 6 kejadian, dan tanah longsor 1 kejadian.



“Dalam satu pekan kemarin 18 sampai 24 September, ada 52 kali kejadian bencana. Karhutla tetap mendominasi 18 kali, 35%. Tetapi ada banjir yang juga cukup banyak ya, khususnya ini terjadi di Sumatera Tengah dan Utara, dan Kalimantan Tengah ke utara, khususnya ini di Kalimantan Utara,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing dikutip Selasa (26/9/2023).

Lebih lanjut, Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengatakan kejadian bencana banjir paling banyak dilaporkan di Aceh dan Sumatera Barat. Jadi sebenarnya Sumatera khususnya bagian tengah ke utara mulai dari Jambi dan Riau ini sebenarnya cukup berbeda dengan karakteristik daerah ini ketika kemarau mulai terasa dampaknya.

“Biasanya Jambi dan Riau ini apalagi Riau kita tahu ya, biasanya kalau kita bicara kebakaran hutan pasti Riau itu salah satu tempat yang prioritas untuk ditangani. Tapi saat ini, dari tahun berjalan sudah dari Juni, Juli, Agustus dan September sudah mau selesai 4 bulan Riau, Jambi relatif terkendali dan tidak ada kasus-kasus asap yang sampai menyeberang ke negara tetangga,” jelas Aam.

“Jadi bagaimanapun meskipun ada faktor-faktor hujan dan lain-lain. Tapi tentu saja kesiapsiagaan pemerintah daerah dan Satgas Karhutla di situ perlu kita apresiasi,” sambungnya.

Sementara itu, Aam menjelaskan dari sisi pulau per pulau untuk hujan dan banjir dominan di pesisir barat karena ada pengaruh dari awan dan pengaruh faktor regional dan khususnya di bagian ekuator gelombang ekuator kelvin yang juga berpengaruh.

“Meskipun ada beberapa dampak dari banjir khususnya Pasaman, Pariaman, dan Pasaman Barat yang cukup signifikan. Kalau kita lihat minggu lalu itu ada video amatir yang menunjukkan begitu dahsyatnya banjir yang melewati satu alur sungai sehingga pemukiman masyarakat yang ada di sisi kiri dan kanan arus sungai ini terbawa, ada 1 yang satu bangunan kebetulan itu adalah bangunan pasar itu hanyut terbawa banjir, yang mengikis dinding-dinding sungainya,” papar Aam.

Aam pun mengungkapkan untuk wilayah Pulau Jawa dominan kejadian bencana adalah cuaca ekstrem kering bukan cuaca ekstrem basah. “Jadi biasa kita bicara cuaca ekstrem menangin puting beliung yang menyertai hujan, saat ini cuaca ekstremnya memang ada angin kencang tapi itu cenderung kering tidak disertai oleh hujan.”

Selain itu, kata Aam, di Pulau Jawa juga dominan kebakaran di tempat pembuangan akhir. “Kebakaran hutan dan lahan seperti tadi yang saya sampaikan, terutama sebenarnya untuk kebakaran lahan di tempat sampah.”



“Jadi meskipun tidak semuanya juga terdapat kejadian bencana, selain kebakaran lahan tempat pembuangan akhir yang paling sering muncul dalam laporan laporan harian kita adalah kebakaran di sisi-sisi jalan, yang utama itu biasanya jalan tol, kemudian jalan provinsi jadi ini sangat sangat dominan dan mengganggu aktivitas,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1369 seconds (0.1#10.140)