Peran Polwan dalam Pelaksanaan Tugas Operasional dan Pembinaan
loading...
A
A
A
Saat ini, terdapat tiga jenderal perempuan yang menepati jabatan tertentu di Mabes Polri, serta ada beberapa posisi atau jabatan di level operasional yang berisiko tinggi dipegang oleh Polwan. Sosok polwan memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi organisasi Polri, khususnya dalam mendukung reformasi kultural menjadi polisi yang lebih humanis dan dekat dengan masyarakat.
Optimalisasi Sumber Daya Polwan
Dalam bidang operasional, di samping penguasaan atas peraturan perundang-undangan yang ada, faktor pendukung lainnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak kalah pentingnya. Peningkatan SDM di lingkungan Polri, khususnya bidang operasional menjadi faktor penentu sukses tidaknya pelaksanaan tugas operasional kepolisian.
Pelatihan-pelatihan teknis dan nonteknis bagi personel polwan sebagai sesuatu yang penting. Dengan bekal kemampuan teknis dan nonteknis yang dimiliki personel polwan, segala macam tugas yang menjadi tanggung jawab Polri dapat dengan mudah dilaksanakan.
Peningkatan SDM harus menjadi skala prioritas bagi program dan kebijakan Polri, dengan output meningkatnya mutu pelayanan Polri terhadap masyarakat. Dalam bidang fungsi pembinaan peran polwan dalam membangun kualitas integritas, moralitas, dan profesionalisme di internal Polri sangatlah dibutuhkan.
Integritas mencerminkan konsistensi tindakan terhadap kode etik lembaga. Kode etik merupakan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman dalam melakukan suatu kegiatan yang berlandaskan pada komitmen moral.
Kualitas integritas polwan tidak hanya dinilai dari konsistensi terhadap kode etik saja. Namun juga dinilai dari aspek-aspek lain yakni berani bertanggung jawab merupakan parameter bahwa polwan memiliki kapasitas dan keberanian terhadap segala konsekuensi yang akan terjadi.
Indikator lainnya adalah moralitas. Polwan sebagai penyandang profesi polisi, harus paham benar bahwa moralitas memimiliki keterkaitan erat dengan konteks penggunaan kekuasaan secara legal.
Polwan dituntut memiliki derajat moralitas yang standarnya harus lebih tinggi di antara profesi lainnya. Ketika moralitas hilang, sama maknanya dengan hilangnya harapan masyarakat untuk mendapatkan keamanan, ketertiban dan keadilan.
Parameter lainnya adalah profesionalisme yang dapat dimaknai ketika polwan mengerti apa yang seharusnya menjadi tugas mereka dan kinerja yang ditunjukkan menghasilkan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.
Peran Polwan dan Tantangan
Polwan adalah profesi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, polwan dituntut untuk mengelola diri sendiri demi sebuah perubahan sehingga bisa berperan secara maksimal.
Optimalisasi Sumber Daya Polwan
Dalam bidang operasional, di samping penguasaan atas peraturan perundang-undangan yang ada, faktor pendukung lainnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak kalah pentingnya. Peningkatan SDM di lingkungan Polri, khususnya bidang operasional menjadi faktor penentu sukses tidaknya pelaksanaan tugas operasional kepolisian.
Pelatihan-pelatihan teknis dan nonteknis bagi personel polwan sebagai sesuatu yang penting. Dengan bekal kemampuan teknis dan nonteknis yang dimiliki personel polwan, segala macam tugas yang menjadi tanggung jawab Polri dapat dengan mudah dilaksanakan.
Peningkatan SDM harus menjadi skala prioritas bagi program dan kebijakan Polri, dengan output meningkatnya mutu pelayanan Polri terhadap masyarakat. Dalam bidang fungsi pembinaan peran polwan dalam membangun kualitas integritas, moralitas, dan profesionalisme di internal Polri sangatlah dibutuhkan.
Integritas mencerminkan konsistensi tindakan terhadap kode etik lembaga. Kode etik merupakan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman dalam melakukan suatu kegiatan yang berlandaskan pada komitmen moral.
Kualitas integritas polwan tidak hanya dinilai dari konsistensi terhadap kode etik saja. Namun juga dinilai dari aspek-aspek lain yakni berani bertanggung jawab merupakan parameter bahwa polwan memiliki kapasitas dan keberanian terhadap segala konsekuensi yang akan terjadi.
Indikator lainnya adalah moralitas. Polwan sebagai penyandang profesi polisi, harus paham benar bahwa moralitas memimiliki keterkaitan erat dengan konteks penggunaan kekuasaan secara legal.
Polwan dituntut memiliki derajat moralitas yang standarnya harus lebih tinggi di antara profesi lainnya. Ketika moralitas hilang, sama maknanya dengan hilangnya harapan masyarakat untuk mendapatkan keamanan, ketertiban dan keadilan.
Parameter lainnya adalah profesionalisme yang dapat dimaknai ketika polwan mengerti apa yang seharusnya menjadi tugas mereka dan kinerja yang ditunjukkan menghasilkan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.
Peran Polwan dan Tantangan
Polwan adalah profesi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, polwan dituntut untuk mengelola diri sendiri demi sebuah perubahan sehingga bisa berperan secara maksimal.