Peran Polwan dalam Pelaksanaan Tugas Operasional dan Pembinaan

Jum'at, 01 September 2023 - 18:26 WIB
loading...
A A A
Berdasarkan catatan tahunan dari Komnas Perempuan tahun 2021, laporan kekerasan berbasis gender daring naik sekitar empat kali lipat di periode 2019-2020. Kekerasan berbasis daring juga berisiko bagi anak-anak.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengungkapkan sepanjang 2020 telah diterima 621 laporan kasus terkait pornografi dan cyber crime yang melibatkan anak-anak. Oleh karenanya, literasi digital perempuan tidak hanya penting untuk melindungi dirinya sendiri, namun juga untuk melindungi anak-anaknya.

Ada sejumlah peran penting turut diduduki oleh Polwan atas kiprah dan prestasinya dalam menjaga Kamtibmas. Polwan yang memiliki sisi humanis mempunyai peran penting dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas agar tetap kondusif. Polwan dan polisi laki-laki, memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama.

Peran polwan patut diperhitungkan sebagai pelayan masyarakat, khususnya bagi kaum perempuan dan anak- anak. Jumlah polwan yang kurang dari 10% dari total anggota Polri dinilai perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan peran tersebut.

Stereotipe bahwa institusi kepolisian dianggap sebagai pekerjaan kaum lelaki terbantahkan. Polri telah memberikan ruang kepada para polwan untuk mendapatkan hak kesetaraan gender.

Saat ini, terdapat tiga jenderal perempuan yang menepati jabatan tertentu di Mabes Polri, serta ada beberapa posisi atau jabatan di level operasional yang berisiko tinggi dipegang oleh Polwan. Sosok polwan memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi organisasi Polri, khususnya dalam mendukung reformasi kultural menjadi polisi yang lebih humanis dan dekat dengan masyarakat.

Optimalisasi Sumber Daya Polwan
Dalam bidang operasional, di samping penguasaan atas peraturan perundang-undangan yang ada, faktor pendukung lainnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak kalah pentingnya. Peningkatan SDM di lingkungan Polri, khususnya bidang operasional menjadi faktor penentu sukses tidaknya pelaksanaan tugas operasional kepolisian.

Pelatihan-pelatihan teknis dan nonteknis bagi personel polwan sebagai sesuatu yang penting. Dengan bekal kemampuan teknis dan nonteknis yang dimiliki personel polwan, segala macam tugas yang menjadi tanggung jawab Polri dapat dengan mudah dilaksanakan.

Peningkatan SDM harus menjadi skala prioritas bagi program dan kebijakan Polri, dengan output meningkatnya mutu pelayanan Polri terhadap masyarakat. Dalam bidang fungsi pembinaan peran polwan dalam membangun kualitas integritas, moralitas, dan profesionalisme di internal Polri sangatlah dibutuhkan.

Integritas mencerminkan konsistensi tindakan terhadap kode etik lembaga. Kode etik merupakan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman dalam melakukan suatu kegiatan yang berlandaskan pada komitmen moral.

Kualitas integritas polwan tidak hanya dinilai dari konsistensi terhadap kode etik saja. Namun juga dinilai dari aspek-aspek lain yakni berani bertanggung jawab merupakan parameter bahwa polwan memiliki kapasitas dan keberanian terhadap segala konsekuensi yang akan terjadi.

Indikator lainnya adalah moralitas. Polwan sebagai penyandang profesi polisi, harus paham benar bahwa moralitas memimiliki keterkaitan erat dengan konteks penggunaan kekuasaan secara legal.

Polwan dituntut memiliki derajat moralitas yang standarnya harus lebih tinggi di antara profesi lainnya. Ketika moralitas hilang, sama maknanya dengan hilangnya harapan masyarakat untuk mendapatkan keamanan, ketertiban dan keadilan.

Parameter lainnya adalah profesionalisme yang dapat dimaknai ketika polwan mengerti apa yang seharusnya menjadi tugas mereka dan kinerja yang ditunjukkan menghasilkan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.

Peran Polwan dan Tantangan
Polwan adalah profesi yang bisa bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, polwan dituntut untuk mengelola diri sendiri demi sebuah perubahan sehingga bisa berperan secara maksimal.

Polwan bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk organisasi Polri dengan meningkatkan kompetensi dan pengalaman. Selain itu, mengembangkan kemampuan leadersip, personal kompetensi dan multi tasking, sehingga polwan diharapkan bisa mengambil peran lebih banyak dalam mengantarkan tugas-tugas dalam organisasi Polri.

Mengubah organisasi harus mulai dari diri sendiri dan polwan harus melakukan itu dengan tidak membatasi dirinya sendiri. Polwan harus memiliki kapabilitas karena tantangan dari segala lini akan dihadapi perempuan dalam level nasional.

Keberhasilan Polri juga merupakan kontribusi polwan dalam mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Peran polwan dalam bidang operasional maupun bidang pembinaan ikut menentukan citra Polri di tengah masyarakat dan diharapkan hal tersebut merupakan bentuk sinergi dan wujud soliditas profesionalisme dengan berpegang teguh Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja.

Keberadaan perempuan dalam suatu organisasi adalah suatu kebutuhan, bukan sekadar respons atas isu kesetaraan gender. Sosok polwan pada insitusi Polri kini menjadi semakin penting. Bahkan keberadaan polwan dianggap menjadi penyempurna tugas pelayanan Polri kepada masyarakat.

Bagaimana tidak, ada banyak peran polwan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sebagai salah satu tugas pokok utama polisi. Sosoknya yang lembut dan keibuan membuat polwan menjadi penyejuk dalam segala situasi.

Globalisasi yang didukung kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan dan mempengaruhi pola berpikir, perilaku, dan tuntutan masyarakat. Sebagai aparat yang berkewajiban melindungi, melayani dan menegakkan hukum untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, polwan harus memiliki kemampuan yang mumpuni, baik secara organisasi, SDM, standar operasi maupun dukungan sarana prasarana.

Polwan memiliki kepekaan gender yang lebih baik dalam meningkatkan respons terhadap kejahatan berbasis seksual dan gender yang semakin meningkat. Polwan memiliki peranan sangat penting di dalam menjaga kamtibmas. Terlebih adanya segmen-segmen tugas yang harus dilakukan Polwan, yang mungkin tidak bisa diakukan polisi pria.
Karena itu, Polwan harus mempunyai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, yang tak kalah dengan polisi laki-laki. Di era digital polwan selalu meningkatkan digital skills dengan memanfaatkan penggunaan media digital harus jadi prioritas polwan.

Polwan perlu membangun kualitas integritas, moralitas dan profesionalisme di internal Polri merupakan keniscayaan sebagai landasan dalam membangun kepercayaan dan kemitraan dengan masyarakat.

Pendekatan-pendekatan yang efektif saat melaksanakan tugas operasional dengan memberi kesan bahwa keberadaan polisi ada di tengah masyarakat akan membawa rasa aman bagi masyarakat selain memunculkan kedekatan antara kepolisian dengan masyarakat yang mana bisa dijalankan dengan memanfaatkan sarana atau platform sosial.

Polwan perlu selalu up to date dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, memiliki orientasi meningkatkan kapasitas dan kompetensi personal dalam rangka memelihara kamtibmas, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0764 seconds (0.1#10.140)