Pandemi Covid-19 Belum Usai, Karhutla Sudah Mengintai
loading...
A
A
A
(Baca: Penanganan Pemerintah terhadap Karhutla Dinilai Belum Tegas)
Bagi mereka yang tinggal jauh dari hutan dan lahan dapat menerapkan 3B. Pertama, Belajar, yaitu mengedukasi diri sendiri mengenai isu lingkungan hidup dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Kedua, Bicara. Kita membantu membangun kesadaran publik dengan berbicara mengenai isu ini baik secara langsung kepada teman dan keluarga, maupun melalui kampanye media sosial, misalnya dengan menggunakan hashtag #IndonesiaTanpaAsap dengan tag pihak-pihak yang bertanggung jawab.
"Yang terakhir adalah bantu dengan menjadi relawan atau berdonasi kepada lembaga yang melindungi hutan dan masyarakat sekitarnya. Penyadaran akan pentingnya pencegahan karhutla apa lagi di masa pandemi itu sangat penting," tuturnya.
Arif Wicaksono, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura menambahkan, satu orang saja yang faham alam bahaya karhutla akan sangat membantu dan bisa menjadi role model di manapun dia berada nantinya.
Sementara Direktur Eksekutif di Yayasan ASRI Nur Febriani menyatakan, bahwa manusia tidak bisa hidup sehat tanpa alam yang sehat. Edukasi masyarakat akan pentingnya hutan di Indonesia, dan mencegah tambahan masalah asap saat pandemi ini sangat diperlukan.
"Untuk melakukan proses penyadaran dan pemahaman ini kita perlu bergandengan tangan meningkatkan kesadaran semuanya. Pemerintah, LSM, komunitas, media, harus bersama-sama mengingatkan agar kita tidak meningkatkan bencana ganda, Covid dan karhutla.” kata Nur Febriani.
Bagi mereka yang tinggal jauh dari hutan dan lahan dapat menerapkan 3B. Pertama, Belajar, yaitu mengedukasi diri sendiri mengenai isu lingkungan hidup dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Kedua, Bicara. Kita membantu membangun kesadaran publik dengan berbicara mengenai isu ini baik secara langsung kepada teman dan keluarga, maupun melalui kampanye media sosial, misalnya dengan menggunakan hashtag #IndonesiaTanpaAsap dengan tag pihak-pihak yang bertanggung jawab.
"Yang terakhir adalah bantu dengan menjadi relawan atau berdonasi kepada lembaga yang melindungi hutan dan masyarakat sekitarnya. Penyadaran akan pentingnya pencegahan karhutla apa lagi di masa pandemi itu sangat penting," tuturnya.
Arif Wicaksono, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura menambahkan, satu orang saja yang faham alam bahaya karhutla akan sangat membantu dan bisa menjadi role model di manapun dia berada nantinya.
Sementara Direktur Eksekutif di Yayasan ASRI Nur Febriani menyatakan, bahwa manusia tidak bisa hidup sehat tanpa alam yang sehat. Edukasi masyarakat akan pentingnya hutan di Indonesia, dan mencegah tambahan masalah asap saat pandemi ini sangat diperlukan.
"Untuk melakukan proses penyadaran dan pemahaman ini kita perlu bergandengan tangan meningkatkan kesadaran semuanya. Pemerintah, LSM, komunitas, media, harus bersama-sama mengingatkan agar kita tidak meningkatkan bencana ganda, Covid dan karhutla.” kata Nur Febriani.
(muh)