Membangun Pertumbuhan Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan
loading...
A
A
A
Keberadaan kebun sawit rakyat memberikan pekerjaan yang layak bagi masyarakat. Sekalipun level pendidikan mereka relatif rendah, pendapatan petani sawit berada di atas rata-rata upah minimum nasional.
Mereka pun bisa menghidupi keluarganya dengan layak. Meski demikian, produktivitas kebun petani sawit ini masih sangat rendah pada kisaran 2 ton sampai 3 ton per hektar per tahun.
Bandingkan dengan produksi yang bisa dicapai perkebunan swasta yang mencapai 5-6 ton per hektare per tahun. Persoalan utama adalah usia pohon yang sudah tua, rata-rata di atas 25 tahun.
Di sisi lain, perkebunan rakyat cenderung menggunakan benih yang secara kualitas kurang baik dan belum menerapkan prinsip pertanian yang baiik. Produktivitas kebun yang rendah itu jelas berpengaruh terhadap pendapatan dari petani rakyat yang akhirnya berujung pada tingkat kesejahteraan keluarga mereka.
Untuk meningkatkan pendapatan, para petani melakukan perluasan kebun dengan melakukan land clearing secara ilegal yang menyebabkan terjadi perubahan fungsi lahan dan hutan secara tidak terkendali. Itulah alasan utama mengapa intervensi kepada petani sawit ini sangat penting.
Dengan tekad yang kuat, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada 2017. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh petani kecil, guna meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Menurut Tampubolon, Ginting, dkk (2021), program peremajaan kelapa sawit rakyat bertujuan mengatasi beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi petani kecil di industri kelapa sawit. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perkebunan kelapa sawit rakyat.
Petani kecil seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan tanam berkualitas tinggi, menerapkan teknik pertanian yang efektif, dan mengelola perkebunan mereka secara efisien. Program PSR merupakan inisiatif langsung dari Presiden Joko Widodo.
Tujuannya sederhana namun mendalam yaitu meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani kecil melalui peremajaan pohon kelapa sawit, sehingga hasil buah sawit yang dihasilkan lebih melimpah. Untuk mencapai tujuan ini, program PSR dibangun di atas empat pilar utama, yakni legalitas kepemilikan lahan, keberlanjutan, sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO), serta peningkatan produktivitas.
Dalam hal legalitas dan keberlanjutan, Program PSR dapat memastikan keabsahan kepemilikan lahan, sehingga para petani yang terlibat memiliki dokumen resmi atas tanah yang mereka kelola. Prinsip-prinsip keberlanjutan turut diusung oleh program ini, dengan menemukan keseimbangan antara usaha peremajaan dan pelestarian lingkungan.
Mereka pun bisa menghidupi keluarganya dengan layak. Meski demikian, produktivitas kebun petani sawit ini masih sangat rendah pada kisaran 2 ton sampai 3 ton per hektar per tahun.
Bandingkan dengan produksi yang bisa dicapai perkebunan swasta yang mencapai 5-6 ton per hektare per tahun. Persoalan utama adalah usia pohon yang sudah tua, rata-rata di atas 25 tahun.
Di sisi lain, perkebunan rakyat cenderung menggunakan benih yang secara kualitas kurang baik dan belum menerapkan prinsip pertanian yang baiik. Produktivitas kebun yang rendah itu jelas berpengaruh terhadap pendapatan dari petani rakyat yang akhirnya berujung pada tingkat kesejahteraan keluarga mereka.
Untuk meningkatkan pendapatan, para petani melakukan perluasan kebun dengan melakukan land clearing secara ilegal yang menyebabkan terjadi perubahan fungsi lahan dan hutan secara tidak terkendali. Itulah alasan utama mengapa intervensi kepada petani sawit ini sangat penting.
Dengan tekad yang kuat, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada 2017. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh petani kecil, guna meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Menurut Tampubolon, Ginting, dkk (2021), program peremajaan kelapa sawit rakyat bertujuan mengatasi beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi petani kecil di industri kelapa sawit. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perkebunan kelapa sawit rakyat.
Petani kecil seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan tanam berkualitas tinggi, menerapkan teknik pertanian yang efektif, dan mengelola perkebunan mereka secara efisien. Program PSR merupakan inisiatif langsung dari Presiden Joko Widodo.
Tujuannya sederhana namun mendalam yaitu meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani kecil melalui peremajaan pohon kelapa sawit, sehingga hasil buah sawit yang dihasilkan lebih melimpah. Untuk mencapai tujuan ini, program PSR dibangun di atas empat pilar utama, yakni legalitas kepemilikan lahan, keberlanjutan, sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO), serta peningkatan produktivitas.
Dalam hal legalitas dan keberlanjutan, Program PSR dapat memastikan keabsahan kepemilikan lahan, sehingga para petani yang terlibat memiliki dokumen resmi atas tanah yang mereka kelola. Prinsip-prinsip keberlanjutan turut diusung oleh program ini, dengan menemukan keseimbangan antara usaha peremajaan dan pelestarian lingkungan.