Mengamputasi Kaki Sendiri

Jum'at, 31 Maret 2023 - 10:27 WIB
loading...
Mengamputasi Kaki Sendiri
Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo. Foto/Dok iNews
A A A
Suryo Pratomo
Duta Besar RI untuk Singapura

DRAMA tuan rumah Piala Dunia U-20 berakhir sudah. FIFA mengambil keputusan memindahkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dari Indonesia. Isu penolakan keikutsertaan Israel menjadi dasar pertimbangan pemindahan pesta sepak bola bagi calon bintang masa depan.

Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah merespons berbagai penolakan itu dengan menyatakan bahwa penyelenggaraan akan terus berjalan. Presiden memerintahkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk menyampaikan jaminan pelaksanaan kejuaraan di Indonesia kepada Presiden FIFA Gianni Infantino.

Namun Komite Eksekutif FIFA sepertinya tidak yakin penyelenggaraan Piala Dunia U-20 akan berlangsung mulus. Dengan kelompok utama penolak kehadiran Israel adalah partai pendukung utama Pemerintah sendiri, yaitu PDI-Perjuangan, wajar apabila FIFA ragu atas kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah yang baik.

Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia sebenarnya merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi sepak bola Indonesia. Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah pada 2019 dan bukan perkara yang mudah untuk meyakinkan Komite Eksekutif FIFA agar mempercayai Indonesia sebagai tuan rumah.

Bukan hanya prestasi sepak bola Indonesia yang tidak pernah menonjol, tetapi kawasan Asia Tenggara tertinggal perkembangan sepak bolanya dibandingkan kawasan Asia Timur dan Timur Tengah. Namun dengan jumlah pecinta sepak bola yang terbesar di dunia, FIFA meyakini penyelenggaraan Piala Dunia U-20 akan bisa sukses untuk mendatangkan penonton.

Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari FIFA.

Kalau kita mampu memanfaatkan momentum tuan rumah ini dengan baik, maka transformasi sepak bola yang kita dambakan bisa dilakukan. Bahkan kalau kita konsisten melaksanakan perbaikan tata kelola persepakbolaan nasional, bukan mustahil pada 2042 atau 2046, Indonesia akan bisa dipercaya menjadi tuan rumah Piala Dunia yang sesungguhnya.

Kita semua seharusnya bisa melihat horizon yang lebih jauh ke depan. Kalau kita bisa melakukan itu, perayaan 100 tahun atau satu abad kemerdekaan Indonesia benar-benar akan menjadi tonggak Indonesia Emas. Apalagi kalau 2035 nanti Indonesia menjadi negara industri. Generasi kelima atau keenam Indonesia akan hidup lebih baik dan makmur dari generasi yang hidup sekarang.

Mengguncang dunia

Ketika menyatakan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta menggelorakan kesetaraan dan semangat kemerdekaan kepada dunia. Sebagai orang yang merasakan penjajahan, Bung Karno sangat membenci penindasan yang dilakukan satu bangsa kepada bangsa yang lain. Oleh karena itu semangat antipenjajahan dituliskan di Pembukaan UUD 1945.

Namun sejak awal Bung Karno tidak hanya ingin merdeka sekadar untuk merdeka. Kemerdekaan itu merupakan pintu gerbang menuju Indonesia yang maju, makmur untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1720 seconds (0.1#10.140)