Penjelasan KPAI Terkait Kalangan Anak-anak Rentan Terjerat Seks

Sabtu, 18 Juli 2020 - 06:20 WIB
loading...
A A A
Untuk itu penyaluran tumbuh kembang ini menuntut produktifitas kita yang tinggi juga. Mengajak anak anak, remaja menggunakan standar protocol kesehatan, bukan dibilang mudah, bukan juga mereka dikatakan barisan generasi yang tidak mau pakai masker.

Tapi kepedulian itu ada tahapannya buat mereka, karena sebab dominasi pertumbuhan dalam pencarian identitas diri karena mereka merasa begitu pentingnya diri mereka. Sehingga menempatkan mereka sebagai subjek bukan objek dalam aturan sangat penting agar prasyarat membangun partisipasi dan kapasitas terjadi.

Peristiwa tersebut jadi pembelajaran, pentingnya membangun pembelajaran peer to peer antara mereka. Bahwa dibalik peristiwa buruk ini, ada kekuatan pembelajaran sebaya yang kuat, yang jika diterapkan sebagai subyek akan berdampak luar biasa untuk remaja kita.

Seperti program pemerintah yang menyasar remaja penting diaktifkan dan membangun inovasi. BKKBN memiliki program Generasi Berencana atau disebut GenRe dengan membuat layanan, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja).

Dengan membuka layanan 23.579 PIK yang tersebar di 34 Provinsi. BKKBN membut ini untuk menjadi wadah bagi remaja berkumpul, berbagi cerita, berkreatifitas dan saling tukar informasi dengan teman sebaya mereka. Yang menyasar untuk memberi saluran masa pubertas dan produktif remaja. Semoga program ini bisa diterima 37 pasangan SMP tersebut.

"Sekali lagi, jumlah 37 pasangan ini menggambarkan remaja kita sangat tertinggal dalam kampanye pemberhentian penularan Covid 19 yang di selenggarakan berbagai tempat," ungkapnya.

Situasi jiwa yang tidak baik dalam menerima kampanye ini, juga bisa berdampak penolakan di anak anak remaja kita. Dan menyebabkan peristiwa ini terjadi. Perlu inovasi dan imbauan terus menerus agar remaja juga turut serta dalam pengurangan resiko masa pandemi ini diberbagai bidang.

"KPAI meminta Kementerian Pariwisata dan Asosiasi Hotel komitmen terhadap penyelenggaraan perlindungan anak," tegasnya.

Dengan Kisah WNA Perancis yang melakukan aksi fedofil terhadap 305 anak di hotel dan 27 pasangan belia di Kota Jambi melaksanakan pesta seks di hotel. Harusnya jadi pembelajaran para hotel dalam melihat pergerakan anak anak sebanyak itu, harusnya jadi kecurigaaan dan deteksi dini dalam menerima anak anak menggunakan jasa hotel.

"Kita apresiasi petugas yang segera menyelamatkan anak anak di hotel hotel tersebut. Pemerintah daerah harus memberi sanksi, jika jelas jelas hotel melakukan pembiaran peristiwa seperti ini," tutupnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1506 seconds (0.1#10.140)