Mengungkap Polarisasi (di Jakarta)

Senin, 13 Maret 2023 - 09:41 WIB
loading...
A A A
Mengukur Polarisasi
Dalam ilmu sosial, polarisasi relatif dapat diukur. Pengukuran ini tergantung pada variabel yang digunakan serta faktor penyebab. Polarisasi memiliki berbagai bentuk, antara lain polarisasi politik, polarisasi sosial, polarisasi ekonomi, polarisasi agama, dan sebagainya (Bauer, 2019).

Intinya masyarakat dapat mengalami polarisasi ketika ada dua entitas yang menarik para warga/pendukung ke dalam salah satu entitas tersebut sebagai polar (kutub). Ada dua faktor yang dapat dimasukkan ke dalam model pengukuran polarisasi.

Pertamaadalah faktoraffectionatau kesukaan terhadap satu tokoh, partai politik, atau pemikiran (Iyengar et al. 2019). Ketika seseorang suka terhadap satu tokoh, partai politik, atau pemikiran, maka orang tersebut sudah bergabung ke dalam satu kutub. Tapi itu belum cukup membentuk polarisasi. Karena polarisasi selalu ditandai oleh resistensi atau penolakan antara satu kutub dengan kutub lainnya (Abramowitz dan McCoy, 2019). Karena itu faktor kedua pengukuran polarisasi adalahresentment(ketidaksukaan).

Dalam kerangka sosiologis, faktor ketidaksukaan ini terjadi antara para pendukung tokoh, partai politik, dan pemikiran yang berseberangan. Kenapa? Karena di situlah pembelahan sosial itu terjadi. Pembelahan antarteman, tetangga, saudara, dan sebagainya. Pengukuran dua faktor ini dapat menghasilkan dua kurva polarisasi.

Kurva pertama berbentuk huruf “U” yang menandakan terjadinya polarisasi sempurna karena semua warga berada pada salah satu kutub. Kurva kedua berbentuk huruf “U terbalik” yang artinya mayoritas masyarakat berada di tengah atau zona netral. Kondisi ini menandakan tidak terjadinya polarisasi.

Polarisasi di Jakarta
Dengan menggunakan model pengukuran di atas, kami melakukan studi kecil untuk mengukur polarisasi di Jakarta. Dua alasan mengapa Jakarta.Pertama, selama ini Jakarta dianggap sebagai episentrum polarisasi sebagai akibat kontestasi politik pasca-Pemilihan Gubernur DKI 2017.

Kedua, faktor penyebab polarisasi di Jakarta relatif dapat diidentifikasi, yakni antara sosok Anies R Baswedanvis-à-visBasuki T Purnama dan Joko Widodo. Kedua pihak ini dianggap mewakili ideologi, pemikiran, dan arah kebijakan yang cenderung berseberangan.

Untuk mengukur polarisasi antara dua kutub politik ini, kami melakukan survei dengan menggunakan instrumen sederhana dengan dua pertanyaan: (1) sejauh mana Anda suka dengan salah satu tokoh/pasangan tokoh politik dan (2) sejauh mana ketidaksukaan Anda dengan pendukung tokoh/pasangan tokoh yang berseberangan?

Dengan bekerja sama dengan Indikator Politik Indonesia, survei kami lakukan di Jakarta dari tanggal 26 Januari hingga 4 Februari. Survei dilakukan melalui telepon di mana responden dipilih melaluistratified random samplingsebanyak 800 orang. Jumlah responden di setiap kecamatan disesuaikan dengan proporsi total populasi Jakarta.

Metode ini menghasilkan pengukuran dengan tingkatconfidence95% danmargin of errorsebesar ± 3,5%. Dari pengukuran faktoraffectiondanresentment, kita mendapatkan satu kurva di mana 83% responden berada di titik nol. Ini adalah zona netral di mana seseorang mungkin saja suka dengan salah satu pihak, tetapi tanpa rasa ketidaksukaan dengan pendukung pihak yang lainnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Tinjau MPP DKI Jakarta,...
Tinjau MPP DKI Jakarta, BSKDN Kemendagri Kaji Kemudahan Perizinan Berusaha
Pemilu dan Pilkada 2024...
Pemilu dan Pilkada 2024 Berjalan Kondusif, Fahira Idris Apresiasi Polri
Apresiasi Kinerja Polri,...
Apresiasi Kinerja Polri, Direktur PPI Sebut Tahun Politik Berlangsung Kondusif
Prabowo Teken UU Perubahan...
Prabowo Teken UU Perubahan Nomenklatur Gubernur dan Anggota DKI Jadi DKJ
BMKG: Jakarta Dekat...
BMKG: Jakarta Dekat Sumber Gempa Megathrust Selat Sunda, Potensi Kekuatan M8,7
Menko Polhukam Sebut...
Menko Polhukam Sebut Upacara HUT RI di IKN seperti di Jakarta, Ada Atraksi Pesawat
Puluhan Guru Honorer...
Puluhan Guru Honorer di Jakarta Syok, Dikabari Berhenti Mengajar pada Hari Pertama Masuk Sekolah
Sekda Jakarta: Feeling...
Sekda Jakarta: Feeling Saya Keppres IKN Dikeluarkan Pekan Ini atau Pekan Depan
Ini Alasan Gibran Sering...
Ini Alasan Gibran Sering Blusukan di Jakarta: Kita Belanja Masalah
Rekomendasi
Pertamina Regional Jawa...
Pertamina Regional Jawa Catatkan Produksi Minyak 54,2 MBOPD di 2024
Sekar Laut Tingkatkan...
Sekar Laut Tingkatkan Pasar Ekspor, Bidik Afrika dan Timur Tengah
Bacaan Ila Hadrotin...
Bacaan Ila Hadrotin Nabiyil Mustofa untuk Doa Arwah dan Tahlil
Berita Terkini
Prabowo Tepis Anggapan...
Prabowo Tepis Anggapan Dibohongi Menteri
12 menit yang lalu
Sepanjang 2024, PPATK...
Sepanjang 2024, PPATK Sebut Transaksi Tindak Pidana Korupsi Capai Rp984 Triliun
12 menit yang lalu
Connie Serahkan Dokumen...
Connie Serahkan Dokumen dan Video Rahasia Titipan Hasto ke Wasekjen PDIP
16 menit yang lalu
Geledah Rumah Hakim...
Geledah Rumah Hakim Pemvonis Lepas Kasus CPO, Kejagung Temukan Uang Rp5,5 Miliar di Bawah Kasur
41 menit yang lalu
Perum Bulog Terima Kunjungan...
Perum Bulog Terima Kunjungan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia
44 menit yang lalu
Prabowo Utus Jokowi...
Prabowo Utus Jokowi hingga Natalius Pigai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
1 jam yang lalu
Infografis
3 Tujuan Rusia Menempatkan...
3 Tujuan Rusia Menempatkan Pesawat Tempur di Papua
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved