Menunggu Vonis Sambo
loading...
A
A
A
PERSIDANGAN kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) sudah memasuki babak akhir. Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo akan menghadapi sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (13/2) mendatang.
Pengawasan dari semua pihak sangat diperlukan agar vonis yang dijatuhkan para hakim kepada Sambo benar-benar memenuhi rasa keadilan.
Baca Juga: koran-sindo.com
Sudah bukan rahasia lagi menilik perjalanan kasus ini dari awal memang sangat dipenuhi drama. Berbagai rekayasa yang terjadi dalam penyelidikan kasus ini membuat masyarakat skeptis terhadap persidangan Sambo. Sehingga sangat wajar jika sebagian masyarakat menaruh curiga ada ‘’permainan’’ terhadap hukuman yang bakal dijatuhkan kepada Sambo. Di sinilah sebenarnya ujian berat sekaligus pembuktian dari profesionalisme para hakim yang menangani kasus tersebut.
Sambo menjadi terdakwa tidak lain karena desakan yang sangat besar dari masyarakat luas. Tanpa adanya dorongan dari masyarakat ada potensi besar kasus pembunuhan terhadap Brigadir J tidak bisa terungkap.
Suara masyarakat memang cukup ampuh untuk mengalahkan berbagai upaya rekayasa yang dilakukan Sambo dan kelompoknya. Karena itu, suara masyarakat juga sangat diperlukan untuk mendorong agar hakim bisa bersikap profesional dalam menjalankan tugas.
Para hakim harus disadarkan bahwa vonis yang akan dijatuhkan kepada Sambo dan kelompoknya merupakan pertaruhan penegakan hukum di Indonesia. Masih bisakah pengadilan berpihak kepada pencari keadilan? Masih bisakah para wakil Tuhan di Bumi tersebut bekerja professional berdasarkan aturan hukum yang berlaku? Masih bisakah masyarakat menaruh kepercayaan terhadaap pengadilan?
Semua pertanyaan tersebut pantas diajukan publik karena memang selama ini banyak kasus di pengadilan yang bisa disebut kurang mendapatkan perlakuan yang adil. Intinya, hukum lebih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, masih sering ditemui dalam peradilan kita.
Tengok saja bagaimana para penegak hukum kita menangani kasus korupsi. banyak para koruptor yang seharusnya pantas diganjar dengan hukuman maksimal namun hanya divonis ringan. Wajar kalau masyarakat lagi-lagi sangat skeptis terhadap peradilan di Indonesia. sementara banyak kasus remeh temeh, terdakwanya mendapat hukuman yang cukup berat.
Selain itu, dengan banyaknya jumlah hakim yang terjerat kasus hukum membuktikan pengadilan kita memang belum ‘’bersih’’. Seperti kita tahu, banyak hakim ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terlibat suap. Meskipun masalah Sambo bukan kasus korupsi, namun potensi dalam setiap pengadilan memiliki kemungkinan yang sama besar.
Pengawasan dari semua pihak sangat diperlukan agar vonis yang dijatuhkan para hakim kepada Sambo benar-benar memenuhi rasa keadilan.
Baca Juga: koran-sindo.com
Sudah bukan rahasia lagi menilik perjalanan kasus ini dari awal memang sangat dipenuhi drama. Berbagai rekayasa yang terjadi dalam penyelidikan kasus ini membuat masyarakat skeptis terhadap persidangan Sambo. Sehingga sangat wajar jika sebagian masyarakat menaruh curiga ada ‘’permainan’’ terhadap hukuman yang bakal dijatuhkan kepada Sambo. Di sinilah sebenarnya ujian berat sekaligus pembuktian dari profesionalisme para hakim yang menangani kasus tersebut.
Sambo menjadi terdakwa tidak lain karena desakan yang sangat besar dari masyarakat luas. Tanpa adanya dorongan dari masyarakat ada potensi besar kasus pembunuhan terhadap Brigadir J tidak bisa terungkap.
Suara masyarakat memang cukup ampuh untuk mengalahkan berbagai upaya rekayasa yang dilakukan Sambo dan kelompoknya. Karena itu, suara masyarakat juga sangat diperlukan untuk mendorong agar hakim bisa bersikap profesional dalam menjalankan tugas.
Para hakim harus disadarkan bahwa vonis yang akan dijatuhkan kepada Sambo dan kelompoknya merupakan pertaruhan penegakan hukum di Indonesia. Masih bisakah pengadilan berpihak kepada pencari keadilan? Masih bisakah para wakil Tuhan di Bumi tersebut bekerja professional berdasarkan aturan hukum yang berlaku? Masih bisakah masyarakat menaruh kepercayaan terhadaap pengadilan?
Semua pertanyaan tersebut pantas diajukan publik karena memang selama ini banyak kasus di pengadilan yang bisa disebut kurang mendapatkan perlakuan yang adil. Intinya, hukum lebih tajam ke bawah dan tumpul ke atas, masih sering ditemui dalam peradilan kita.
Tengok saja bagaimana para penegak hukum kita menangani kasus korupsi. banyak para koruptor yang seharusnya pantas diganjar dengan hukuman maksimal namun hanya divonis ringan. Wajar kalau masyarakat lagi-lagi sangat skeptis terhadap peradilan di Indonesia. sementara banyak kasus remeh temeh, terdakwanya mendapat hukuman yang cukup berat.
Selain itu, dengan banyaknya jumlah hakim yang terjerat kasus hukum membuktikan pengadilan kita memang belum ‘’bersih’’. Seperti kita tahu, banyak hakim ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terlibat suap. Meskipun masalah Sambo bukan kasus korupsi, namun potensi dalam setiap pengadilan memiliki kemungkinan yang sama besar.