Menjaga Indonesia dari Ancaman Reflasi
Senin, 28 November 2022 - 08:07 WIB
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang berjalan beriringan dapat meredam gejolak inflasi dan mendorong daya beli masyarakat secara bersama-sama. Ini karena masing-masing kebijakan berperan penting dalam mengendalikan variabel-variabel makro ekonomi berbeda, yang tersebar baik dalam instrumen kebijakan fiskal maupun instrumen kebijakan moneter.
Pada sisi moneter, BI juga terus memperkuat respons untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional dengan memperkuat operasi moneter melalui kenaikan suku bunga acuan. Teranyar, BI kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 5,25% pada November 2022. Artinya, sejak 2022 Bank Indonesia telah secara bertahap menaikkan suku bunga sebanyak 175 basis poin dengan tingkat inflasi Indonesia berada di 5,7%.
Selain itu di sisi moneter, BI juga memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar sebagai bagian dari pengendalian inflasi terutamaimported inflationmelalui intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spotDomestic Non Deliverable Forward(DNDF) serta penjualan dan pembelian surat berharga SBN di pasar sekunder.
Pada sisi fiskal, pemerintah perlu terus bisa menjaga momentum daya beli masyarakat untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, pemerintah perlu terus menstimulasi daya beli masyarakat melalui berbagai paket kebijakan perlindungan sosial. Pemerintah perlu memprioritaskan perlindungan sosial guna melindungi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.
APBN 2023 pun perlu bekerja lebih fleksibel namun tetap berjalan sesuai tanggung jawabnya dalam menjalankan perannya sebagaishock absorbermelindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia, dengan terus menjaga target defisit di bawah 3%, menjalankan transformasi struktural, pengelolaan ekonomi hijau.
Seluruh bauran kebijakan yang solid dan persiapan yang matang dari pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global ke depan sangat dibutuhkan untuk menjaga Indonesia dari ancaman reflasi.
Pemerintah dan BI baik di tingkat pusat maupun daerah perlu terus berkomitmen untuk memperkuat sinergi agar inflasi tetap terjaga sesuai kisaran sasarannya. Inflasi yang terkendali dan stabil juga akan memperkuat stabilitas dan mendukung pemulihan perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi dan berkesinambungan menuju Indonesia Maju. Semoga.
Pada sisi moneter, BI juga terus memperkuat respons untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional dengan memperkuat operasi moneter melalui kenaikan suku bunga acuan. Teranyar, BI kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 5,25% pada November 2022. Artinya, sejak 2022 Bank Indonesia telah secara bertahap menaikkan suku bunga sebanyak 175 basis poin dengan tingkat inflasi Indonesia berada di 5,7%.
Selain itu di sisi moneter, BI juga memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar sebagai bagian dari pengendalian inflasi terutamaimported inflationmelalui intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spotDomestic Non Deliverable Forward(DNDF) serta penjualan dan pembelian surat berharga SBN di pasar sekunder.
Pada sisi fiskal, pemerintah perlu terus bisa menjaga momentum daya beli masyarakat untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, pemerintah perlu terus menstimulasi daya beli masyarakat melalui berbagai paket kebijakan perlindungan sosial. Pemerintah perlu memprioritaskan perlindungan sosial guna melindungi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.
APBN 2023 pun perlu bekerja lebih fleksibel namun tetap berjalan sesuai tanggung jawabnya dalam menjalankan perannya sebagaishock absorbermelindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia, dengan terus menjaga target defisit di bawah 3%, menjalankan transformasi struktural, pengelolaan ekonomi hijau.
Seluruh bauran kebijakan yang solid dan persiapan yang matang dari pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global ke depan sangat dibutuhkan untuk menjaga Indonesia dari ancaman reflasi.
Pemerintah dan BI baik di tingkat pusat maupun daerah perlu terus berkomitmen untuk memperkuat sinergi agar inflasi tetap terjaga sesuai kisaran sasarannya. Inflasi yang terkendali dan stabil juga akan memperkuat stabilitas dan mendukung pemulihan perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi dan berkesinambungan menuju Indonesia Maju. Semoga.
(ynt)
tulis komentar anda