Panggilan Telepon Selamatkan Nyawa Jenderal Luhut dari Pembantaian di Medan Operasi
Kamis, 24 November 2022 - 06:09 WIB
JAKARTA - Operasi Seroja di Timor Timur yang sekarang bernama Timor Leste masih terekam kuat dalam ingatan Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan. Ya, dalam operasi itu nyawa Jenderal Kopassus ini nyaris melayang.
Dikutip dari dari buku “Kopassus untuk Indonesia” diceritakan, ketika itu Luhut yang masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Komandan Kompi A ditugaskan untuk merebut Aileu dan membantu Batalyon 406 yang terjepit oleh Tropas kelompok bersenjata Fretilin. Aileu sendiri berada sekitar 30 Km dari Kota Dili yang telah dikuasai TNI.
Bersama pasukannya, Luhut kemudian melakukan pergerakan di malam hari. Sebab pada siang hari, tembakan musuh sangat gencar sehingga menyulitkan pasukannya untuk bergerak maju. Kompi A yang dipimpin Luhut pun terus melakukan pergerakan hingga akhirnya menemukan musuh dalam jarak dekat.
Menjelang pagi, pertempuran sengit antara prajurit Kopassus dengan Tropas kelompok bersenjata Fretilin terjadi. Di awali dengan tembakan roket dan rentetan senjata otomatis membuat posisi musuh berantakan dan mundur. Luhut dan pasukannya akhirnya berhasil menghabisi hambatan yang menghadang pergerakan pasukan. Pada 29 Desember Aileu berhasil diduduki.
Meski berhasil menduduki Aileu, bukan berarti Lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1970 ini dan pasukannya sudah dalam keadaan aman. Ancaman serangan dari kelompok bersenjata Tropas masih bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Hal itu perlu diwaspadai Luhut, mengingat Tropas memiliki motivasi tinggi, kemampuan menembak, dan menguasai medan dengan sempurna. Bila pertempuran di tanah datar Kopassus lebih unggul namun bila di medan perbukitan Fretilin mampu memanfaatkan alam dengan optimal.
Dikutip dari dari buku “Kopassus untuk Indonesia” diceritakan, ketika itu Luhut yang masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Komandan Kompi A ditugaskan untuk merebut Aileu dan membantu Batalyon 406 yang terjepit oleh Tropas kelompok bersenjata Fretilin. Aileu sendiri berada sekitar 30 Km dari Kota Dili yang telah dikuasai TNI.
Bersama pasukannya, Luhut kemudian melakukan pergerakan di malam hari. Sebab pada siang hari, tembakan musuh sangat gencar sehingga menyulitkan pasukannya untuk bergerak maju. Kompi A yang dipimpin Luhut pun terus melakukan pergerakan hingga akhirnya menemukan musuh dalam jarak dekat.
Baca Juga
Menjelang pagi, pertempuran sengit antara prajurit Kopassus dengan Tropas kelompok bersenjata Fretilin terjadi. Di awali dengan tembakan roket dan rentetan senjata otomatis membuat posisi musuh berantakan dan mundur. Luhut dan pasukannya akhirnya berhasil menghabisi hambatan yang menghadang pergerakan pasukan. Pada 29 Desember Aileu berhasil diduduki.
Meski berhasil menduduki Aileu, bukan berarti Lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1970 ini dan pasukannya sudah dalam keadaan aman. Ancaman serangan dari kelompok bersenjata Tropas masih bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Hal itu perlu diwaspadai Luhut, mengingat Tropas memiliki motivasi tinggi, kemampuan menembak, dan menguasai medan dengan sempurna. Bila pertempuran di tanah datar Kopassus lebih unggul namun bila di medan perbukitan Fretilin mampu memanfaatkan alam dengan optimal.
tulis komentar anda