Optimisme 2022, Waspada 2023
Senin, 14 November 2022 - 08:47 WIB
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mencatatkan kinerja impresifbahkan melebihi pertumbuhan sebelum pandemi (2019).Perkembangan tersebut tercermin dari kinerja ekonomi kuartal II/2022 yang mencapai 5,72% (yoy), lebih tinggi dari capaian kuartal sebelumnya sebesar 5,45% (yoy).
Angka tersebut mutlak menunjukkan bahwa ekonomi (PDB) Indonesia 2022 telah berhasil mencapai 6,6% di atas level PDB pra-pandemi (2019). Capaian tersebut cukup membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terjadi.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tak lain karena ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat serta kinerja sektor-sektor ekonomi yang masih tetap terjaga di tengah turbulensi global yang tak terelakkan.Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh dengan dorongan sektor domestik yakni pengeluaran konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), di mana porsi konsumsi rumah tangga sendiri mencapai sekitar 50,38%.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi 5,4% (yoy). Selain itu, investasi yang tercermin melalui PMTDB pada kuartal III/2022 juga berhasil tumbuh 4,96%, menguat dibanding sebelumnya yaitu 3,1%.
Hilirisasi dan perbaikan iklim invetasi di sektor automotif juga menunjukkan hasil, di mana pertumbuhan investasi pada mesin dan kendaraan komersial masing-masing sebesar 36,5% dan 17,1% (yoy). Demikian juga kredit perbankan yang tumbuh 11% turut berhasil mendukung pemulihan investasi pada kuartal III tahun ini.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tak lepas dari ketepatan langkah pemerintah dalam mengendalikan inflasi serta perluasan program perlindungan sosial (peningkatan subsidi energi, bantuan subsidi upahan dan Bantuan Langsung Tunai atau BLT, Bansos Pemda). Berbagai upaya program perlindungan sosial yang telah digulirkan pemerintah berhasil menjaga daya beli dan meredam dampak tekanan inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mencatatkan kinerja impresifbahkan melebihi pertumbuhan sebelum pandemi (2019).Perkembangan tersebut tercermin dari kinerja ekonomi kuartal II/2022 yang mencapai 5,72% (yoy), lebih tinggi dari capaian kuartal sebelumnya sebesar 5,45% (yoy).
Angka tersebut mutlak menunjukkan bahwa ekonomi (PDB) Indonesia 2022 telah berhasil mencapai 6,6% di atas level PDB pra-pandemi (2019). Capaian tersebut cukup membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terjadi.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tak lain karena ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat serta kinerja sektor-sektor ekonomi yang masih tetap terjaga di tengah turbulensi global yang tak terelakkan.Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh dengan dorongan sektor domestik yakni pengeluaran konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), di mana porsi konsumsi rumah tangga sendiri mencapai sekitar 50,38%.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi 5,4% (yoy). Selain itu, investasi yang tercermin melalui PMTDB pada kuartal III/2022 juga berhasil tumbuh 4,96%, menguat dibanding sebelumnya yaitu 3,1%.
Hilirisasi dan perbaikan iklim invetasi di sektor automotif juga menunjukkan hasil, di mana pertumbuhan investasi pada mesin dan kendaraan komersial masing-masing sebesar 36,5% dan 17,1% (yoy). Demikian juga kredit perbankan yang tumbuh 11% turut berhasil mendukung pemulihan investasi pada kuartal III tahun ini.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tak lepas dari ketepatan langkah pemerintah dalam mengendalikan inflasi serta perluasan program perlindungan sosial (peningkatan subsidi energi, bantuan subsidi upahan dan Bantuan Langsung Tunai atau BLT, Bansos Pemda). Berbagai upaya program perlindungan sosial yang telah digulirkan pemerintah berhasil menjaga daya beli dan meredam dampak tekanan inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
tulis komentar anda