Pandemi Corona, Aktivis Perempuan Ria Dahlia Akui UMKM Ringankan Rakyat

Rabu, 08 Juli 2020 - 08:48 WIB
Aktivis perempuan Tangsel, Ria Dahlia saat melakukan pertemuan dengan kelompok usaha pembuat dan penjaja makanan kecil khas Bandung, yaitu Cireng di Pamulang, Tangsel, Selasa (7/7/2020). Foto/Istimewa
JAKARTA - Para pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) jenis makanan ringan pada masa pandemi saat ini, dinilai bisa menjadi tulang punggung perekonomian terutama di kelompok masyarakat bawah. Keberadaan mereka, bukan saja bisa memenuhi kebutuhan makanan ringan bagi masyarakat, tapi juga bisa menghidupkan perekonomian para pekerja.

(Baca juga: Diproduksi 2021, Pembuatan Vaksin Covid-19 Kerja Sama dengan Korea Selatan)

Hal ini disampaikan aktivis perempuan Tangerang Selatan (Tangsel), Ria Dahlia saat melakukan pertemuan dengan kelompok usaha pembuat dan penjaja makanan kecil khas Bandung, yaitu Cireng di Pamulang, Tangsel, Selasa (7/7/2020).

Meskipun sempat kesulitan untuk bertahan di masa awal pandemi, namun perlahan-lahan kelompok usaha makanan ringan jenis ini sudah mulai bangkit. Mawan, salah satu pemilik usaha produksi makanan kecil Cireng, dalam pertemuan dengan Ria Dahlia mengungkapkan bahwa saat ini produksi dan usaha cireng miliknya sudah mulai pulih.

(Baca juga: Kasus Meninggal Covid-19 Sebanyak 3.309 Orang, Lebih Tinggi dari Angka Global)



Meskipun ada persoalan terkait dengan pengadaan bahan pokok cireng, yaitu sagu. Produksi makanan cireng yang dirintis oleh Wawan sejak tahun 2011 lalu, saat ini sudah mampu mempekerjakan 30 orang. Dalam kondisi perekonomian di saat pandemi ini, keberlangsungan usaha makanan ringan ini sangat membantu para pekerja untuk bisa bertahan hidup.

Pola dagang cireng milik Mawan ini, sudah dilakukan dengan menggunakan gerobak dengan peralatan lengkap. Menurut Wawan, gerobak penjualan cireng itu dia berikan gratis bagi para pekerja yang berjualan cireng.

Lokasi penjualannya juga tersebar. Mulai dari tempat bermain sampai di sekitar swalayan atau supermarket. Karena adanya kebijakan PSBB, maka lokasi penjualan di sekolah yang biasanya ramai, kini sudah dipindah ke lokasi lain.

Cireng termasuk jenis makanan kecil yang murah. Dengan harga jual sekitar Rp 2000, Mawan mengaku menjual dengan sistem penjualan bagi hasil 50% : 50%. "Jadi dengan jual cireng Rp2.000 dibagi 2 antara pemilik dan penjual, yakni Rp1.000. Dari Rp1.000 ini dibagi lagi oleh Pak Mawan Rp800 untuk modal dan Rp200 sebagai keuntungan bersih," terang Mawan ke Ria Dahlia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More