Kisah Sanjoto, Saksi Hidup Pengawal Jenderal Soedirman di Medan Perang
Jum'at, 11 November 2022 - 14:40 WIB
JAKARTA - Jenderal Soedirman rupanya memiliki prajurit yang masih hidup hingga saat ini. Sosok itu ialah Sanjoto yang merupakan salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia.
Pria yang saat ini telah berusia 92 tahun telah jadi saksi hidup ketika sang Jenderal Besar Soedirman menuntaskan perlawanan penjajah dalam perang gerilya tahun 1948.
Baca juga : Ditemui Ganjar, Kapten Sanjoto Mengenang Masa Perjuangan Melawan Penjajah
Sanjoto yang tinggal di Kota Semarang, Jawa Tengah ini pernah dipercaya untuk menjadi pengawal Jenderal Soedirman dalam menjalankan taktik gerilya melawan tentara Jepang.
Kala itu komandan Kolonel Gatot Subroto memintanya untuk mengamankan Jenderal Soedirman ketika hendak melintasi jalan poros Surakarta-Wonogiri. Upaya ini dilakukan demi mematahkan serangan musuh melalui gerakan bawah tanah.
Saat itu pria kelahiran 1930 ini berpangkat Letnan Muda dan ditugaskan untuk menjadi Pengaman Rute Gerilya dari satuan Polisi Tentara (PT) cikal bakal CPM.
Sehingga tugasnya pada waktu itu adalah untuk mendeteksi wilayah yang terdapat musuh dan mana yang aman dari pantauan tentara Belanda, demi mengamankan rute perjalanan sang Jenderal.
"Saat itu tentara Belanda ada di mana-mana, bahkan juga menyebar mata-mata. Oleh karena itu kami melakukan pengamatan dengan cermat dan mengenali setiap wilayah yang benar-benar aman," tutur Sanjoto kepada MPI, Rabu (9/11/2022)
"Saat itu kami berada di Desa Mento, sekitaran Wonogiri-Sukoharjo. Di sana saya ingat ada belokan di tengah kebun tebu. Saya dan teman-teman memasang landsman (ranjau) tepat di belokan atau tikungan,” lanjutnya kembali.
Pria yang saat ini telah berusia 92 tahun telah jadi saksi hidup ketika sang Jenderal Besar Soedirman menuntaskan perlawanan penjajah dalam perang gerilya tahun 1948.
Baca juga : Ditemui Ganjar, Kapten Sanjoto Mengenang Masa Perjuangan Melawan Penjajah
Sanjoto yang tinggal di Kota Semarang, Jawa Tengah ini pernah dipercaya untuk menjadi pengawal Jenderal Soedirman dalam menjalankan taktik gerilya melawan tentara Jepang.
Kala itu komandan Kolonel Gatot Subroto memintanya untuk mengamankan Jenderal Soedirman ketika hendak melintasi jalan poros Surakarta-Wonogiri. Upaya ini dilakukan demi mematahkan serangan musuh melalui gerakan bawah tanah.
Saat itu pria kelahiran 1930 ini berpangkat Letnan Muda dan ditugaskan untuk menjadi Pengaman Rute Gerilya dari satuan Polisi Tentara (PT) cikal bakal CPM.
Sehingga tugasnya pada waktu itu adalah untuk mendeteksi wilayah yang terdapat musuh dan mana yang aman dari pantauan tentara Belanda, demi mengamankan rute perjalanan sang Jenderal.
"Saat itu tentara Belanda ada di mana-mana, bahkan juga menyebar mata-mata. Oleh karena itu kami melakukan pengamatan dengan cermat dan mengenali setiap wilayah yang benar-benar aman," tutur Sanjoto kepada MPI, Rabu (9/11/2022)
"Saat itu kami berada di Desa Mento, sekitaran Wonogiri-Sukoharjo. Di sana saya ingat ada belokan di tengah kebun tebu. Saya dan teman-teman memasang landsman (ranjau) tepat di belokan atau tikungan,” lanjutnya kembali.
Lihat Juga :
tulis komentar anda