Ditemui Ganjar, Kapten Sanjoto Mengenang Masa Perjuangan Melawan Penjajah

Rabu, 19 Agustus 2020 - 16:02 WIB
loading...
Ditemui Ganjar, Kapten...
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menemui Kapten Sanjoto di rumahnya, Rabu (19/8/2020).
A A A
SEMARANG - Usianya yang sudah 90 tahun tak membuat ingatan Kapten Sanjoto sirna mengenang akan kisah-kisah heroiknya saat melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Kakek yang sudah memikul senjata melawan penjajah di usia 12 tahun itu nampak masih lancar saat menceritakan kisahnya perjuangannya di hadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Kapten Sanjoto kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah. Ganjar menyempatkan mampir rumahnya seusai sepedaan keliling Kota Semarang, Rabu (19/8/2020).

Kepada Ganjar, Kapten Sanjoto dengan bangga memperlihatkan foto-foto masa mudanya. Termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.

"Saya juga pernah ditugaskan untuk mengawal Panglima Besar Jenderal Soedirman, saat itu ditandu untuk menyeberang jalan poros Wonogiri-Ponorogo. Itu di jalan banyak tentara Belanda, sampai aman hingga Jenderal Besar Soedirman bertemu Bung Karno," ungkap Kapten Sanjoto.

Namun di balik kisah heroik seorang Kapten Sanjoto, ada kisah pilu yang dirasakan. Selama bertahun-tahun, ia bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah, di Jalan Belimbing Peterongan Kota Semarang tanpa kejelasan.

Rumah tersebut menurut dia, dulunya adalah tempat persinggahan petinggi PKI, DN Aidit. Ketika mendapat perintah untuk melakukan penggrebekan di rumah itu, ia tidak menemukan DN Aidit. Kondisi rumah saat itu rusak parah, dan ada peta di dinding yang ditujukan bagi pengikut Aidit untuk kabur.

"Setelah itu, saya kan tinggal di hotel. Karena saya Perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969," jelasnya.

Sampai saat ini, status kepemilikan rumah yang ditempati Kapten Sanjoto bersama keluarga itu belum jelas. Ia juga sempat mengurus hak atas rumah itu sejak 2004, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan.

"Saya hanya ingin, rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga," terangnya.

Rumah yang ditempati Kapten Sanjoto itu memang jauh dari kata layak. Meski sudah ditembok, namun sering bocor saat hujan. Beberapa bagian atap juga sudah ambrol dan tembok retak-retak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1216 seconds (0.1#10.140)