Bola, Maulid Nabi, dan Pendidikan Karakter
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 16:37 WIB
Jika diurai lebih dalam, permainan sepak bola jelas mengajarkan kepada stake holders-nya, pertama, untuk terus berpikir dengan membangun dan mengembangkan strategi. Pemain dan pelatih bola dituntut mampu mengoptimalkan peluang agar dapat mengalahkan lawan dengan strategi yang jitu.
Di sini sangat dibutuhkan kemampuan analisis dalam memetakan kelemahan dan kekuatan tim dan juga lawan, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.
Kedua, sepak bola juga mengajarkan pembentukan sikap agar terbuka untuk evaluasi tim (muhasabah). Kemenangan, apalagi kekalahan harus dilakukan evaluasi agar tim mampu membaca dari dalam apa kekurangan dan kelebihannya.
Evaluasi merupakan "jembatan" moral agar kita tidak menjadi orang sombong saat menang, dan tidak putus asa saat terpuruk.
Ketiga, sikap ikhlas. Sepak bola mengajarkan para pemainnya untuk ikhlas jika terjadi kekalahan pada timnya. Kekecewaan dan frustasi atas kekalahan adalah awal mula dari kehancuran.
Sikap ikhlas telah mengajarkan kepada para pemain, official, pelatih, dan juga supporter agar tidak mudah marah dan tersulut provokasi untuk melakukan tindakan kekerasan yang dapat mengancam fairness.
Keempat, sikap sabar. Dalam permainan bola, kesabaran menjadi sangat penting. Betapa pertarungan (duel) di lapangan kedua tim sering menimbulkan kesalahpahaman karena ketidaksengajaan dari lawan, sehingga sangat sering terjadi kericuhan antarpemain, pemain dengan wasit, pemain dengan suporter, atau suporter dengan suporter.
Kelima, syukur. Sepak bola sebenarnya juga mengajarkan tentang pentingnya syukur atas perolehan hasil. Tidak sedikit pemain bola yang selebrasi dengan "sujud syukur" atas kemampuannya menjebol gawang lawan. Sekecil apapun keberhasilan perlu disyukuri dengan cara-cara yang bermartabat, bukan dengan selebrasi yang berlebihan.
Tidak sedikit pemain bola yang berlebihan mengekspresikan "gol" yang justru menimbulkan kemarahan pemain atau suporter lawan. Apalagi dilakukan dengan sikap, gerakan atau simbol-simbol ejekan.
Keenam, kemurahan hati adalah sikap respek terhadap lawan. Beberapa sikap murah hati adalah menolong lawan saat terjatuh, mudah memaafkan atas perilaku negatif lawan baik disengaja maupun tidak. Pemain yang matang secara emosional selalu menunjukkan sikap empatik, sehingga sangat disegani kawan maupun lawan.
Di sini sangat dibutuhkan kemampuan analisis dalam memetakan kelemahan dan kekuatan tim dan juga lawan, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.
Kedua, sepak bola juga mengajarkan pembentukan sikap agar terbuka untuk evaluasi tim (muhasabah). Kemenangan, apalagi kekalahan harus dilakukan evaluasi agar tim mampu membaca dari dalam apa kekurangan dan kelebihannya.
Evaluasi merupakan "jembatan" moral agar kita tidak menjadi orang sombong saat menang, dan tidak putus asa saat terpuruk.
Ketiga, sikap ikhlas. Sepak bola mengajarkan para pemainnya untuk ikhlas jika terjadi kekalahan pada timnya. Kekecewaan dan frustasi atas kekalahan adalah awal mula dari kehancuran.
Sikap ikhlas telah mengajarkan kepada para pemain, official, pelatih, dan juga supporter agar tidak mudah marah dan tersulut provokasi untuk melakukan tindakan kekerasan yang dapat mengancam fairness.
Keempat, sikap sabar. Dalam permainan bola, kesabaran menjadi sangat penting. Betapa pertarungan (duel) di lapangan kedua tim sering menimbulkan kesalahpahaman karena ketidaksengajaan dari lawan, sehingga sangat sering terjadi kericuhan antarpemain, pemain dengan wasit, pemain dengan suporter, atau suporter dengan suporter.
Kelima, syukur. Sepak bola sebenarnya juga mengajarkan tentang pentingnya syukur atas perolehan hasil. Tidak sedikit pemain bola yang selebrasi dengan "sujud syukur" atas kemampuannya menjebol gawang lawan. Sekecil apapun keberhasilan perlu disyukuri dengan cara-cara yang bermartabat, bukan dengan selebrasi yang berlebihan.
Tidak sedikit pemain bola yang berlebihan mengekspresikan "gol" yang justru menimbulkan kemarahan pemain atau suporter lawan. Apalagi dilakukan dengan sikap, gerakan atau simbol-simbol ejekan.
Keenam, kemurahan hati adalah sikap respek terhadap lawan. Beberapa sikap murah hati adalah menolong lawan saat terjatuh, mudah memaafkan atas perilaku negatif lawan baik disengaja maupun tidak. Pemain yang matang secara emosional selalu menunjukkan sikap empatik, sehingga sangat disegani kawan maupun lawan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda