Bola, Maulid Nabi, dan Pendidikan Karakter

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 16:37 WIB
Thobib Al-Asyhar
Thobib Al Asyhar

Dosen SKSG Universitas Indonesia, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama DIKTIS Kemenag

JUST the ball. Hanya sekadar bola. Oleh sebagian orang, sepak bola dianggap olahraga yang sering menimbulkan masalah. Di perdesaan, misalnya, munculnya tawuran antarkampung atau dusun tidak jarang dipicu soal bola. Belakangan terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang memakan korban 135 orang tewas.

Sepak bola juga menciptakan para pelaku mafia judi. Tidak heran ada match fixing. Penentuan hasil sebelum bertanding. Demikian juga ada istilah sepak bola "gajah". Intinya, menurut haters, dari sudut manapun, sepak bola tetaplah olah raga yang lebih banyak mengundang masalah daripada manfaat.

Baca Juga: koran-sindo.com



Sejarah juga telah mencatat, di beberapa kompetisi modern, permainan bola menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan, sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada 1365.

Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Kasus-kasus kekerasan yang menyejarah sudah terlalu banyak akibat dari pertandingan sepak bola.

Tapi tahukah kita, terlepas dari dampak negatifnya, sepak bola sesungguhnya jenis olah raga selain dapat menghibur penduduk planet bumi, juga menyiratkan pelajaran moral yang begitu mendalam. Apalagi bagi penggemarnya, sepak bola jelas memiliki banyak nilai positif.

Sepak bola sangat jelas mengajarkan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi sportifitas, kejujuran, ketangguhan, kerja sama, soliditas, solidaritas, strategi, berbagi peran, disiplin, kesabaran (jika kalah), self kontrol (jika terjadi pelanggaran), dan masih banyak lagi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More