Marginalisasi dan Metamorfosis IDI
Rabu, 26 Oktober 2022 - 17:03 WIB
Selain itu, tidak ada organisasi yang benar-benar sempurna. Bisa saja memang ada oknum yang menggunakan kendaraan organisasi dan kewenangannya untuk tujuan tidak elok. Namun ini dilakukan oleh oknum; jangan karena ulah oknum, organisasi ingin dikebiri perannya. Bila seorang hakim agung kedapatan korupsi, apakah peran Mahkamah Agung harus dikerdilkan atau dibubarkan? Bila banyak anggota partai terlibat korupsi, apakah peran partai harus dikebiri dan dibubarkan? Bila seorang rektor kedapatan menerima suap, apakah satu universitas harus ditutup?
Ketiga, organisasi profesi IDI diikat oleh kesejawatan yang kuat. Jauh lebih kuat dari “kesejawatan” kumpulan pencinta kopi klotok atau pecinta motor tertentu. Para dokter memiliki spirit universal tepo seliro karena kesamaan latar belakang : menjalani pendidikan yang sulit, berhadapan dengan tugas dan tanggung jawab berat serta seringnya dihumiliasi.
Spirit kesejawatan ini berfluktuasi dari waktu ke waktu; satu saat bisa renggang, tapi saat lain menjadi sangat kuat. Bila sangat kuat, spirit kesejawatan bisa menjadi militansi hebat. Efeknya bisa destruktif. Bila organisasi profesi merasa terzalimi, mereka bisa minta anggotanya mogok kerja. Kalau dokter mogok, chaos-lah negeri ini. Bila supir mogok, mungkin aparatur sipil negara (ASN) atau tentara bisa menggantikan pekerjaan supir. Kalau dokter mogok, siapa yang mau melakukan operasi dan penanganan gawat darurat?
Keempat, belum pernah terdengar adanya organisasi profesi dokter di negara lain yang bubar. Faktanya, kebanyakan organisasi profesi dokter rutin mengalami proses metamorfosis. Bila ditekan atau dimarginalkan, mereka bisa mengubah bentuk dan peran. Semacam mutasi; mutasinya bisa jadi membuatnya lebih kuat dan solid. American Medical Association dan British Medical Association adalah contoh dua organisasi profesi yang perannya sangat powerful saat ini. Mereka bisa sampai pada fase ini setelah menjalani perjalanan ratusan tahun.
Selama perjalanan panjang tersebut, organisasi profesi ini telah didera oleh beragam cobaan dan penelikungan. Perannya diganti, dicopot atau dimarginalkan. Tetapi selama ratusan tahun proses gangguan tersebut, kedua organisasi ini tetap survive dan bahkan perannya menjadi updated dan kian dominan.
Intinya, selain tidak tepat dan relevan, upaya memarginalisasi dan memfragmentasi IDI tidak akan membuat organisasi ini mandul fungsi. IDI bisa bermetamorfosis dalam perubahan ruang dan waktu; ia tidak mati. Mereka akan survive dan bahkan bisa makin eksis; termasuk dengan reposisi peran yang makin strategis.
Bagi IDI, upaya memarginalkan peran mereka merupakan riak-riak perjuangan. Kapal organisasi besar ini tidak akan tenggelam karena riak-riak ini. Riak ini justru membuat mereka makin kuat; sejalan dengan prinsip “pelaut ulung tidak pernah lahir dari laut yang tenang”. Riak-riak gelombang ini justru membuat mereka menjadi makin matang. Dengan kematangan itu, proses metamorfosis mereka menjadi lebih strategik dan indah. Sepertinya indahnya metamorfosis ulat yang menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Dirgahayu ke-72 IDI. Semoga selalu sukses dan amanah.
Ketiga, organisasi profesi IDI diikat oleh kesejawatan yang kuat. Jauh lebih kuat dari “kesejawatan” kumpulan pencinta kopi klotok atau pecinta motor tertentu. Para dokter memiliki spirit universal tepo seliro karena kesamaan latar belakang : menjalani pendidikan yang sulit, berhadapan dengan tugas dan tanggung jawab berat serta seringnya dihumiliasi.
Spirit kesejawatan ini berfluktuasi dari waktu ke waktu; satu saat bisa renggang, tapi saat lain menjadi sangat kuat. Bila sangat kuat, spirit kesejawatan bisa menjadi militansi hebat. Efeknya bisa destruktif. Bila organisasi profesi merasa terzalimi, mereka bisa minta anggotanya mogok kerja. Kalau dokter mogok, chaos-lah negeri ini. Bila supir mogok, mungkin aparatur sipil negara (ASN) atau tentara bisa menggantikan pekerjaan supir. Kalau dokter mogok, siapa yang mau melakukan operasi dan penanganan gawat darurat?
Keempat, belum pernah terdengar adanya organisasi profesi dokter di negara lain yang bubar. Faktanya, kebanyakan organisasi profesi dokter rutin mengalami proses metamorfosis. Bila ditekan atau dimarginalkan, mereka bisa mengubah bentuk dan peran. Semacam mutasi; mutasinya bisa jadi membuatnya lebih kuat dan solid. American Medical Association dan British Medical Association adalah contoh dua organisasi profesi yang perannya sangat powerful saat ini. Mereka bisa sampai pada fase ini setelah menjalani perjalanan ratusan tahun.
Selama perjalanan panjang tersebut, organisasi profesi ini telah didera oleh beragam cobaan dan penelikungan. Perannya diganti, dicopot atau dimarginalkan. Tetapi selama ratusan tahun proses gangguan tersebut, kedua organisasi ini tetap survive dan bahkan perannya menjadi updated dan kian dominan.
Intinya, selain tidak tepat dan relevan, upaya memarginalisasi dan memfragmentasi IDI tidak akan membuat organisasi ini mandul fungsi. IDI bisa bermetamorfosis dalam perubahan ruang dan waktu; ia tidak mati. Mereka akan survive dan bahkan bisa makin eksis; termasuk dengan reposisi peran yang makin strategis.
Bagi IDI, upaya memarginalkan peran mereka merupakan riak-riak perjuangan. Kapal organisasi besar ini tidak akan tenggelam karena riak-riak ini. Riak ini justru membuat mereka makin kuat; sejalan dengan prinsip “pelaut ulung tidak pernah lahir dari laut yang tenang”. Riak-riak gelombang ini justru membuat mereka menjadi makin matang. Dengan kematangan itu, proses metamorfosis mereka menjadi lebih strategik dan indah. Sepertinya indahnya metamorfosis ulat yang menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Dirgahayu ke-72 IDI. Semoga selalu sukses dan amanah.
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda