8 Tokoh yang Kerap Mengkritik Pemerintah

Sabtu, 04 Juli 2020 - 10:05 WIB
Sejumlah tokoh di Tanah Air dikenal kerap mengkritisi pemerintahan saat ini. Karena kritikannya itu pula, mereka kerap di-bully di media sosial. Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Sejumlah tokoh di Tanah Air dikenal kerap mengkritisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin . Mereka berasal dari partai politik dan tokoh agama.

Dalam rangka HUT ke-8 SINDOnews yang diperingati pada 4 Juli 2020 ini, redaksi tampilkan delapan tokoh yang dinilai kerap menyuarakan kegelisahan rakyat dan mengkritik pemerintah.

1. Din Syamsuddin

Selain Amien Rais, tokoh Muhammadiyah yang dikenal vokal mengkritik pemerintah adalah Din Syamsuddin. Pria yang lahir di Pulau Sumbawa, 31 Agustus 1958 ini pernah menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban. Dia mundur dari jabatan itu pada September 2018.

Di berbagai kesempatan, Din kerap melontarkan kritik terhadap pemerintah. Ketika pemerintah kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan misalnya, Din bereaksi. Ketua Umum Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (PIM) ini menilai langkah pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan merupakan kebijakan yang tidak bijak.



"Keputusan itu merupakan bentuk kezaliman yang nyata, dan hanya lahir dari pemimpin yang tidak merasakan penderitaan rakyat. Di tengah kesusahan akibat wabah Corona, pemerintah menambah kesusahan itu," kata Din, Jumat (15/5/2020).

Bersama Koalisi Masyarakat Penegak Kedaulatan (KMPK), Din menggugat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penanganan Covid-19 yang sekarang sudah menjadi Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020. UU itu, menurut Din, telah menegasikan eksistensi lembaga-lembaga negara yang konstitusional, khususnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

2. Fadli Zon

Meski sang atasan yakni Prabowo Subianto dan rekannya Edhy Prabowo masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon dikenal vokal mengkritisi kebijakan pemerintah.

Sejak tak lagi ditunjuk menjadi juru bicara (jubir) Partai Gerindra, Fadli bahkan menyebut dirinya sebagai 'Jubir Rakyat'. Maka, tak heran pria kelahiran Jakarta 1 Juni 1971 ini kerap menyuarakan kegelisahan rakyat.

"Pd akhirnya yg utama bagi sebuah negara adalah kepentingan nasional (national interest). Trump melarang pekerja asing agar pekerja AS tdk menganggur. RI mendatangkan pekerja RRC sementara banyak orang Indonesia masih menganggur. Lebih nasionalis mana?". Begitu salah satu kritiknya.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini juga mengkritisi banyaknya perwira polisi yang ditempatkan di berbagai kementerian dan lembaga. Menurutnya, ini bukan "Dwifungsi" lagi tapi "Multifungsi".

3. M Amien Rais

Tokoh Reformasi kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 26 April 1944 ini dikenal sebagai orang yang kerap mengkritik Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, belakangan kritik tersebut makin santer dia lontarkan di berbagai forum.

Dalam sebuah kesempatan, mantan Ketum PP Muhammadiyah ini mengkritik pemerintah yang dinilai memberi keistimewaan bagi tenaga kerja asing asal China. "(Pemerintah) Membuka gerbang lebar-lebar untuk ratusan ribu TKA China di wilayah Indonesia dengan masif. TKA itu bukan hanya mencaplok lapangan kerja buruh, tapi menyangkut keamanan Indonesia di masa yang akan datang," ujar Amien dalam diskusi daring bertema 'Indonesia Dalam Ancaman Krisis Ekonomi, Sosial, dan Politik', Senin (22/6/2020) malam.

Dan, dalam dua hari terakhir, mantan Ketua MPR RI ini pun ikut komentar tentang kemarahan Jokowi terhadap para menterinya yang berujung ancaman reshuffle. Melalui video yang diunggah di akun Instagram @amienraisofficial, Rabu (1/7/2020) malam, Amien menyatakan, saat Soeharto berkuasa, para menteri hanya memujinya.

"Saya ingatkan ya kepada Pak Jokowi, ingatlah nasib Pak Harto. Pak Harto 32 tahun berkuasa, Tidak ada menteri yang tidak memuji, sehingga terbuai. Tapi ketika gerakan rakyat sudah mengepung katakanlah kekuasaan, sepertinya Pak Harto sulit untuk bertahan, semua menterinya itu meninggalkan, balik kanan, berputar, sudah tidak lagi di pikirannya (para menteri) membela Pak Harto," papar Amien Rais. ( ).

4. Mardani Ali Sera

Pria kelahiran Jakarta 9 April 1968 ini dikenal sebagai orang yang menggaungkan tagar #2019 Ganti Presiden. Bersama partainya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dia pun berada dalam barisan pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More