RRC-Rusia dan Geopolitik Energi
Senin, 19 September 2022 - 08:01 WIB
Ada anomali dalam hal ini. Data CREA yang berbasis di Kanada menunjukkan bahwa dalam 100 hari pertama perang Rusia di Ukraina, importir terbesar energi fosil dari Rusia adalah RRC senilai 12,6 milar euro, disusul Jerman (12,1 miliar euro). Penerimaan penjualan Rusia tercatat 93 miliar euro. Penerimaan penjualan energi fosil Rusia rata-rata adalah 900 juta euro per bulan. Jumlah tersebut sudah relatif sama dengan angka pada saat mulai perang pada Februari 2022.
Laporan CREA menunjukkan bahwa Rusia menderita akibat pengurangan volume dan diskon harga minyak sebesar 200 juta euro per hari. Tetapi dengan tetap tingginya hasil penjualan, serta RRC mencatatkan impor yang tinggi, sekalipun tingkat pertumbuhan ekonomi menurun merupakan anomali. Hal ini dapat saja diinterpretasikan bahwa RRC membeli minyak diskon dari Rusia, dan kemudian menjualnya ke negara lain dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan margin.
RRC memang adalah pedagang tulen. Laporan itu juga menunjukkan bahwa India meningkatkan impornya dari Rusia sebesar 18%.
Bagaimana dengan Indonesia? Beberapa kali, sejumlah media memberitakan kunjungan Pejabat Pemerintahan dan Korporasi ke Rusia untuk mengamankan pasokan. Tetapi laporan resmi menyatakan, bahwa Indonesia belum berhasil mendapatkan minyak diskon dari Rusia. Sebaliknya beberapa pemberitaan menunjukkan kemungkinan negara-negara G7 akan sewot apabila Indonesia membeli minyak murah, yang akan diartikan secara tidak langsung membantu Rusia dalam memerangi Ukraina.
Seorang Menteri Indonesia – yang berlatar belakang wiraswasta – sesungguhnya telah menunjukkan kegemasannya. Secara terbuka dia bilang, Indonesia akan berhasil mendapatkan minyak diskon dari Rusia. Pembayaran pakai rubel. Sebagai mantan pebisnis tentu paham bahwa diperlukan fleksibilitas, keluwesan dan keberanian untuk mendapatkan untung.
Tidak harus serba formal dan resmi. Sejatinya wiraswasta bermakna SWASTA yang harus berani seperti PERWIRA. Agaknya para petinggi kita yang bernegosiasi ke sana belum memiliki ilmu dan kemampuan seperti pak Menteri itu. Atau juga kurang berguru kepada bapak BTP yang pernah menjelaskan makna cuan-cincai-cengli kepada eksekutif migas yang memberi manfaat timbal balik penyedia barang maupun pembelinya.
India, RRC, Turki, Iran dan berbagai negara berhasil berdagang dengan Rusia dan mendapatkan minyak murah. Bisnis adalahwin-win solution. Bisnis adalah wiraswasta. Tidak cukup hanya dengan normatif. Itulah sebetulnya esensi cuan – cincai – cengli. Sebagai anak manis yang penurut, tidak cukup itu.
Laporan CREA menunjukkan bahwa Rusia menderita akibat pengurangan volume dan diskon harga minyak sebesar 200 juta euro per hari. Tetapi dengan tetap tingginya hasil penjualan, serta RRC mencatatkan impor yang tinggi, sekalipun tingkat pertumbuhan ekonomi menurun merupakan anomali. Hal ini dapat saja diinterpretasikan bahwa RRC membeli minyak diskon dari Rusia, dan kemudian menjualnya ke negara lain dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan margin.
RRC memang adalah pedagang tulen. Laporan itu juga menunjukkan bahwa India meningkatkan impornya dari Rusia sebesar 18%.
Bagaimana dengan Indonesia? Beberapa kali, sejumlah media memberitakan kunjungan Pejabat Pemerintahan dan Korporasi ke Rusia untuk mengamankan pasokan. Tetapi laporan resmi menyatakan, bahwa Indonesia belum berhasil mendapatkan minyak diskon dari Rusia. Sebaliknya beberapa pemberitaan menunjukkan kemungkinan negara-negara G7 akan sewot apabila Indonesia membeli minyak murah, yang akan diartikan secara tidak langsung membantu Rusia dalam memerangi Ukraina.
Seorang Menteri Indonesia – yang berlatar belakang wiraswasta – sesungguhnya telah menunjukkan kegemasannya. Secara terbuka dia bilang, Indonesia akan berhasil mendapatkan minyak diskon dari Rusia. Pembayaran pakai rubel. Sebagai mantan pebisnis tentu paham bahwa diperlukan fleksibilitas, keluwesan dan keberanian untuk mendapatkan untung.
Tidak harus serba formal dan resmi. Sejatinya wiraswasta bermakna SWASTA yang harus berani seperti PERWIRA. Agaknya para petinggi kita yang bernegosiasi ke sana belum memiliki ilmu dan kemampuan seperti pak Menteri itu. Atau juga kurang berguru kepada bapak BTP yang pernah menjelaskan makna cuan-cincai-cengli kepada eksekutif migas yang memberi manfaat timbal balik penyedia barang maupun pembelinya.
India, RRC, Turki, Iran dan berbagai negara berhasil berdagang dengan Rusia dan mendapatkan minyak murah. Bisnis adalahwin-win solution. Bisnis adalah wiraswasta. Tidak cukup hanya dengan normatif. Itulah sebetulnya esensi cuan – cincai – cengli. Sebagai anak manis yang penurut, tidak cukup itu.
(ynt)
tulis komentar anda