Sejarah Filosofi Mangkuk Ayam Jago yang Berasal dari Dinasti Ming
Senin, 12 September 2022 - 18:15 WIB
JAKARTA - Sejarah filosofi mangkuk ayam jago menarik untuk dibahas. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia , mangkuk bergambar ayam jago tentu cukup khas dan banyak diketahui.
Tak hanya sekadar logo , ternyata mangkuk ayam jago memiliki sejarah filosofinya sendiri. Dikutip dari MPI, filosofi gambar ayam di mangkuk tersebut diketahui sudah ada sejak zaman Dinasti Ming. Tepatnya pada era pemerintahan Kaisar Chenghua sekitar tahun 1465 hingga 1487.
Baca juga : Mangkuk Merah, Rohana, dan Imlek
Kala itu, sang kaisar meminta untuk dibuatkan empat cawan dengan simbol ayam jago dan ayam betina kepada pengrajin keramik. Adapun cawan tersebut dikenal dengan Jigangbei atau cawan ayam yang terdiri gambar ayam jago, ayam betina, dan anak ayam sebagai perlambang kemakmuran.
Selain itu, mangkuk ayam jago sejatinya memiliki tiga motif yang berbeda. Pertama, ayam jago warna merah dan hitam, kemudian bunga peony merah, serta motif daun pisang.
Bukan tanpa alasan, setiap simbol atau gambar memiliki makna tersendiri. Ayam jago melambangkan jiwa petarung, kerja keras, serta keluarga yang makmur. Kemudian bunga peony melambangkan kemakmuran dan kekayaan.
Sedangkan motif daun pisang melambangkan kesuksesan dan keberuntungan. Pada perkembangannya, mangkuk ayam jago disukai banyak Kaisar di China. Tak jarang, mereka tidak segan membayar mahal untuk bisa mendapatkannya.
Baca juga : Dibeli Secara Obral, Mangkuk China Ini Ternyata Barang Antik yang Sangat Langka
Tepat pada 12 September 2022 ini, mangkuk ayam jago menjadi Google Doodle bertajuk Cock-a-Doodle-Do! dalam rangka merayakan mangkuk ayam jago khas lampang. Dikutip dari situs resmi Google, Lampang Rooster Bowl cukup ikonik dan populer di Asia.
Mengacu pada sejarahnya, mangkuk ayam jago khas lampang bermula pada tahun 1957. Kala itu, para pengusaha membuka banyak pabrik peralatan dapur di Provinsi Lampang, Thailand.
Saat daerah tersebut mulai berkembang dengan produksi peralatan dapurnya, mangkuk ayam jago menjadi salah satu produk terlaris di kawasan tersebut. Secara tidak langsung, hal ini membawa stabilitas keuangan dan kebebasan bagi penduduk lokal Lampang.
Demikian ulasan mengenai sejarah filosofi mangkuk ayam jago yang berasal dari Dinasti Ming.
Tak hanya sekadar logo , ternyata mangkuk ayam jago memiliki sejarah filosofinya sendiri. Dikutip dari MPI, filosofi gambar ayam di mangkuk tersebut diketahui sudah ada sejak zaman Dinasti Ming. Tepatnya pada era pemerintahan Kaisar Chenghua sekitar tahun 1465 hingga 1487.
Baca juga : Mangkuk Merah, Rohana, dan Imlek
Kala itu, sang kaisar meminta untuk dibuatkan empat cawan dengan simbol ayam jago dan ayam betina kepada pengrajin keramik. Adapun cawan tersebut dikenal dengan Jigangbei atau cawan ayam yang terdiri gambar ayam jago, ayam betina, dan anak ayam sebagai perlambang kemakmuran.
Selain itu, mangkuk ayam jago sejatinya memiliki tiga motif yang berbeda. Pertama, ayam jago warna merah dan hitam, kemudian bunga peony merah, serta motif daun pisang.
Bukan tanpa alasan, setiap simbol atau gambar memiliki makna tersendiri. Ayam jago melambangkan jiwa petarung, kerja keras, serta keluarga yang makmur. Kemudian bunga peony melambangkan kemakmuran dan kekayaan.
Sedangkan motif daun pisang melambangkan kesuksesan dan keberuntungan. Pada perkembangannya, mangkuk ayam jago disukai banyak Kaisar di China. Tak jarang, mereka tidak segan membayar mahal untuk bisa mendapatkannya.
Baca juga : Dibeli Secara Obral, Mangkuk China Ini Ternyata Barang Antik yang Sangat Langka
Tepat pada 12 September 2022 ini, mangkuk ayam jago menjadi Google Doodle bertajuk Cock-a-Doodle-Do! dalam rangka merayakan mangkuk ayam jago khas lampang. Dikutip dari situs resmi Google, Lampang Rooster Bowl cukup ikonik dan populer di Asia.
Mengacu pada sejarahnya, mangkuk ayam jago khas lampang bermula pada tahun 1957. Kala itu, para pengusaha membuka banyak pabrik peralatan dapur di Provinsi Lampang, Thailand.
Saat daerah tersebut mulai berkembang dengan produksi peralatan dapurnya, mangkuk ayam jago menjadi salah satu produk terlaris di kawasan tersebut. Secara tidak langsung, hal ini membawa stabilitas keuangan dan kebebasan bagi penduduk lokal Lampang.
Demikian ulasan mengenai sejarah filosofi mangkuk ayam jago yang berasal dari Dinasti Ming.
(bim)
tulis komentar anda