Ruang Tumbuh Pendidikan
Kamis, 25 Agustus 2022 - 17:15 WIB
Dalam konteks pendidikan misalnya, sistem pendidikan formal di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam mengakomodasi kebutuhan anak-anak penyandang autism (Ekaputri dan Afriansyah, 2020).
Ada tantangan secara kebijakan maupun budaya dalam mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak penyandang autisme. Dalam konteks tersebut, penyebaran pengetahuan melalui berbagai kanal informasi termasuk melalui drama atau film menjadi penting. Saat ini jika kita telusur, sudah banyak film dan drama yang mengangkat isu autisme.
Untuk konteks kedua, ragam isu yang ditampilkan di drakor tersebut nampak sekali memotret kehidupan di Korea Selatan saat ini. Dalam episode sembilan misalnya disajikan kasus penculikan yang dilakukan oleh seseorang (Bang Gu-ppong) yang mendaku sebagai Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak.
Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak ini ingin melepaskan anak-anak dari jerat sekolah, orangtua, dan akademi. Ia mengajukan tiga tuntutan yaitu, pertama, anak-anak harus segera bermain. Kedua, anak-anak harus segera sehat. Dan, ketiga, anak-anak harus segera bahagia.
Mengapa ia mengajukan tuntutan tersebut, sebab dalam pandangannya sekolah, lembaga kursus, dan orangtua di Korea Selatan begitu menuntut anak untuk menjadi kompetitif sejak dini. Anak-anak harus belajar sampai malam hingga tidak sempat bermain.
Dalam buku Young Chun Kim (2016) bertajuk Shadow Education and the Curriculum and Culture of Schooling in South Korea disampaikan mengenai kompetitifnya orangtua di Korea Selatan dalam mendidik anak-anak. Dalam konteks tertentu dorongan untuk mendapatkan gelar universitas bergengsi telah mendorong keluarga untuk mendaftarkan anak-anak di Hakwon sejak awal pendidikan anak-anak.
Hakwon merupakan sejenis tempat belajar privat (private tutoring system) yang memberikan siswa pendidikan tambahan setelah sekolah. Kim (2016) menjelaskan hakwon sebagai lembaga pendidikan swasta tempat siswa Korea Selatan belajar tambahan sepulang sekolah, dilakukan untuk melengkapi atau meningkatkan pemahaman pembelajaran, didanai oleh orangtua secara mandiri, dan seringkali dikelola oleh perusahaan pendidikan serta bersifat komersil.
Hakwon, menurut Kim (2016), sangat memengaruhi kehidupan orangtua Koreaa Selatan, terutama para Ibu, yang secara tradisional mengawasi pendidikan anak-anak. Maka mencari informasi mengenai hakwon yang baik melalui diskusi dengan sesama orangtua atau membandingkannya di website menjadi sangat penting.
Memilih hakwon sangat penting bagi kemajuan anak-anak di sekolah. Bahkan, menurut Kim, seringkali orangtua sampai menunggu anak di luar hawkon atau menyambut anak-anak sepulang dari hakwon ketika larut malam. Dalam beberapa hal menurut Kim (2016), hadirnya hakwon sebagai kritik terhadap sekolah publik (hakkyo).
Konteks tersebut nampaknya yang ingin dikritisi di dalam salah satu episode drakor Extraordinary Attorney Woo. Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak ingin membuat anak-anak sejenak terbebas dari situasi di mana anak harus terus belajar. Apalagi di drama tersebut juga dinarasikan betapa anak-anak ketika belajar sangat minim waktu istirahat. Bahkan untuk sekadar ke toilet pun dibatasi.
Ada tantangan secara kebijakan maupun budaya dalam mengakomodasi kebutuhan pendidikan anak-anak penyandang autisme. Dalam konteks tersebut, penyebaran pengetahuan melalui berbagai kanal informasi termasuk melalui drama atau film menjadi penting. Saat ini jika kita telusur, sudah banyak film dan drama yang mengangkat isu autisme.
Untuk konteks kedua, ragam isu yang ditampilkan di drakor tersebut nampak sekali memotret kehidupan di Korea Selatan saat ini. Dalam episode sembilan misalnya disajikan kasus penculikan yang dilakukan oleh seseorang (Bang Gu-ppong) yang mendaku sebagai Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak.
Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak ini ingin melepaskan anak-anak dari jerat sekolah, orangtua, dan akademi. Ia mengajukan tiga tuntutan yaitu, pertama, anak-anak harus segera bermain. Kedua, anak-anak harus segera sehat. Dan, ketiga, anak-anak harus segera bahagia.
Mengapa ia mengajukan tuntutan tersebut, sebab dalam pandangannya sekolah, lembaga kursus, dan orangtua di Korea Selatan begitu menuntut anak untuk menjadi kompetitif sejak dini. Anak-anak harus belajar sampai malam hingga tidak sempat bermain.
Dalam buku Young Chun Kim (2016) bertajuk Shadow Education and the Curriculum and Culture of Schooling in South Korea disampaikan mengenai kompetitifnya orangtua di Korea Selatan dalam mendidik anak-anak. Dalam konteks tertentu dorongan untuk mendapatkan gelar universitas bergengsi telah mendorong keluarga untuk mendaftarkan anak-anak di Hakwon sejak awal pendidikan anak-anak.
Hakwon merupakan sejenis tempat belajar privat (private tutoring system) yang memberikan siswa pendidikan tambahan setelah sekolah. Kim (2016) menjelaskan hakwon sebagai lembaga pendidikan swasta tempat siswa Korea Selatan belajar tambahan sepulang sekolah, dilakukan untuk melengkapi atau meningkatkan pemahaman pembelajaran, didanai oleh orangtua secara mandiri, dan seringkali dikelola oleh perusahaan pendidikan serta bersifat komersil.
Hakwon, menurut Kim (2016), sangat memengaruhi kehidupan orangtua Koreaa Selatan, terutama para Ibu, yang secara tradisional mengawasi pendidikan anak-anak. Maka mencari informasi mengenai hakwon yang baik melalui diskusi dengan sesama orangtua atau membandingkannya di website menjadi sangat penting.
Memilih hakwon sangat penting bagi kemajuan anak-anak di sekolah. Bahkan, menurut Kim, seringkali orangtua sampai menunggu anak di luar hawkon atau menyambut anak-anak sepulang dari hakwon ketika larut malam. Dalam beberapa hal menurut Kim (2016), hadirnya hakwon sebagai kritik terhadap sekolah publik (hakkyo).
Konteks tersebut nampaknya yang ingin dikritisi di dalam salah satu episode drakor Extraordinary Attorney Woo. Panglima Tentara Pembebasan Anak-anak ingin membuat anak-anak sejenak terbebas dari situasi di mana anak harus terus belajar. Apalagi di drama tersebut juga dinarasikan betapa anak-anak ketika belajar sangat minim waktu istirahat. Bahkan untuk sekadar ke toilet pun dibatasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda