Bangsa Sehat Minus Promosi Kesehatan
Rabu, 03 Agustus 2022 - 14:00 WIB
Sasaran promosi kesehatan dalam dimensi perubahan perilaku, bukan hanya kepada masyarakat (sasaran primer) dan tokoh masyarakat (sasaran sekunder), tapi juga para pemegang otoritas atau penentu kebijakan (sasaran tertier). Bahkan penentu kebijakan ini amat penting. Sebab bila penentu kebijakan mampu berbudaya hidup sehat maka pengaruhnya dapat mengalahkan tokoh masyarakat. Kebijakan, keputusan, dan keteladanannya dapat memengaruhi tokoh masyarakat serta masyarakat sekaligus. Menjadikan penentu kebijakan sebagai sasaran utama perubahan perilaku adalah sejalan strategi promosi kesehatan WHO (1984) dan Ottawa Charter (1986).
Dari segi ruang lingkup, promosi kesehatan mencakup dua aspek, yaitu: aspek pelayanan kesehatan dan aspek tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan. Aspek pelayanan kesehatan meliputi dimensi preventif-promotif dan dimensi kuratif-rehabilitatif. Sedang aspek tatanan dan tempat pelaksanaan, dikelompokkan menjadi: promosi pada tatanan keluarga, tempat kerja, tempat-tempat umum, sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan sebagainya.
Sasaran dimensi preventif-promotif adalah komunitas orang sehat yang merupakan 80-85% dari populasi. Populasi ini sering diabaikan dalam upaya kesehatan. Bila terus diabaikan maka jumlah populasi ini akan berkurang karena bergeser ke wilayah sakit.
Sementara pada dimensi kuratif-rehabilitatif terdapat tiga jenis pencegahan. Pencegahan tingkat pertama dengan sasaran kelompok masyarakat berisiko tinggi. Pencegahan tingkat kedua dengan sasaran kelompok masyarakat penderita penyakit kronis. Pencegahan tingkat ketiga dengan sasaran pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit.
Bila kegiatan di garda terdepan ini dilakukan secara tepat (strategi dan sasaran), maka populasi yang selama ini sehat akan tetap sehat. Masyarakat yang risiko tinggi juga dapat menjadi sehat atau setidaknya dapat dicegah sehingga tidak jatuh sakit. Kalau pun ada yang sakit harapannya tidak terlampau parah. Demikian pula yang sakit kronis dan yang baru sembuh diharapkan makin membaik.
Begitu pentingnya promosi kesehatan (health promotion) ini sehingga Leavel and Clark menempatkannya pada urutan pertama dalam konsep “five level of prevention.” Disusul perlindungan khusus melalui imunisasi, diagnosis dini dan pengobatan segera, membatasi atau mengurangi kecacatan, dan pemulihan. Karena itu, suatu utopia bercita-cita menjadi bangsa sehat, tapi minus promosi kesehatan. Wallahu a'lam bishawab.
Baca Juga: koran-sindo.com
Dari segi ruang lingkup, promosi kesehatan mencakup dua aspek, yaitu: aspek pelayanan kesehatan dan aspek tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan. Aspek pelayanan kesehatan meliputi dimensi preventif-promotif dan dimensi kuratif-rehabilitatif. Sedang aspek tatanan dan tempat pelaksanaan, dikelompokkan menjadi: promosi pada tatanan keluarga, tempat kerja, tempat-tempat umum, sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan, dan sebagainya.
Sasaran dimensi preventif-promotif adalah komunitas orang sehat yang merupakan 80-85% dari populasi. Populasi ini sering diabaikan dalam upaya kesehatan. Bila terus diabaikan maka jumlah populasi ini akan berkurang karena bergeser ke wilayah sakit.
Sementara pada dimensi kuratif-rehabilitatif terdapat tiga jenis pencegahan. Pencegahan tingkat pertama dengan sasaran kelompok masyarakat berisiko tinggi. Pencegahan tingkat kedua dengan sasaran kelompok masyarakat penderita penyakit kronis. Pencegahan tingkat ketiga dengan sasaran pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit.
Bila kegiatan di garda terdepan ini dilakukan secara tepat (strategi dan sasaran), maka populasi yang selama ini sehat akan tetap sehat. Masyarakat yang risiko tinggi juga dapat menjadi sehat atau setidaknya dapat dicegah sehingga tidak jatuh sakit. Kalau pun ada yang sakit harapannya tidak terlampau parah. Demikian pula yang sakit kronis dan yang baru sembuh diharapkan makin membaik.
Begitu pentingnya promosi kesehatan (health promotion) ini sehingga Leavel and Clark menempatkannya pada urutan pertama dalam konsep “five level of prevention.” Disusul perlindungan khusus melalui imunisasi, diagnosis dini dan pengobatan segera, membatasi atau mengurangi kecacatan, dan pemulihan. Karena itu, suatu utopia bercita-cita menjadi bangsa sehat, tapi minus promosi kesehatan. Wallahu a'lam bishawab.
Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda