Masih Cari Anggota Baru, KIB Disebut Merasa Belum Kuat

Selasa, 02 Agustus 2022 - 07:47 WIB
KIB yang berisi Golkar, PAN dan PPP dinilai merasa belum kuat sehingga terus mencari anggota baru. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengajak PKS dan Partai Demokrat bergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Hal ini disampaikan Zulhas saat menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II DPW PAN Jawa Timur (Jatim) di hotel Grand Empire Palace, Jalan Embong Malang, Sabtu (30/7/2022) kemarin.

Terkait hal ini, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, keinginan KIB untuk menambah anggota lagi adalah karena dianggap belum kuat atau memang mencari penengah.

"Nah kalau ada satu lagi, jadi penengah atau mungkin bisa jadi jalan keluar. Atau jangan-jangan KIB memang belum kuat, panik sehingga cari satu parpol lagi," kata pria yang akrab disapa Hensat ini kepada wartawan, dikutip Selasa (2/8/2022).



Dia menjelaskan, KIB yang dibentuk olej Partai Golkar, PAN dan PPP sudah melampaui 20% presidential threshold. Jadi, kalau masih mencari parpol lain untuk bergabung tandanya koalisi tersebut merasa belum kuat dan ada kepanikan bahwa salah satu parpol pergi.



"Kalau kemudian sudah 20% masih cari lagi dan menganggap belum kuat, berarti memang tidak kuat sebetulnya. Ada kepanikan dalam KIB bahwa salah satu anggotanya akan pergi meninggalkan KIB," ujarnya.

Hensat juga menduga ada tiga kemungkinan kenapa KIB ngebet mencari anggota baru. Pertama, memang untuk membuat koalisi lebih kuat; kedua, parpol baru ini menjadi cadangan bilang salah satu anggota asli koalisi keluar; dan ketiga, mencari perekat koalisi.

“Dan ketiga yang menurut saya alasan terkuat adalah lem-nya justru ada, kerekatannya ada di partai ke-4, jadi menambah warna di KIB,” terang Hensat.

Pendiri lembaga riset KedaiKOPI ini mencontohkan, ketiga anggota koalisi memiliki latar belakang sejarah dan konstituen berbeda. Jika elitenya bisa bersatu, belum tentu konstituennya juga begitu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More