Sejarah BIN, Didirikan Pasca Proklamasi Enam kali Ganti Nama

Jum'at, 22 Juli 2022 - 16:33 WIB
Pada 1959, BKI berubah nama menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) dan dikepalai Dr. Soebandrio. Di tengah kemelut tahun 1965, Soeharto memimpin Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Hal ini ditujukan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban Indonesia pasca terjadinya gonjang-ganjing 1965.

Baca juga : Kepala BIN Bicara Soal IKN: Ini Akan Jadi Sejarah Baru Indonesia

Lanjut, pada Agustus 1966, Soeharto mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) yang dipimpin Brigjen Yoga Sugomo. Sebagai lembaga intelijen strategis, akhirnya BPI turut dileburkan ke KIN.

Kurang dari setahun, Soeharto mengeluarkan Keppres dan mengganti KIN menjadi Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN). Mayjen Soedirgo didaulat menjadi kepalanya. Sekitar tahun 1983, Wakil Kepala BAKIN, L.B Moerdani memperluas kegiatan intelijen menjadi Badan Intelijen Strategis (BAIS).

Pada 1993, Soeharto mencopot L.B. Moerdani sebagai Menhankam. Setelahnya, dia juga mengurangi kegiatan BAIS dan menggantinya dengan nama Badan Intelijen ABRI (BIA). Terakhir, pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengubah BAKIN menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) yang bertahan sampai saat ini.

Jadi, dalam sejarahnya lembaga intelijen Indonesia telah berganti nama sebanyak enam kali. Yaitu dari BRANI, BKI, BPI, KIN, BAKIN, dan terakhir BIN. Saat ini, BIN berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Indonesia. Tugasnya sendiri berkedudukan sebagai koordinator penyelenggara Intelijen Negara.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bim)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More