Malaysia-Indonesia Dipererat Hubungan Baik Jurnalis Kedua Negara
Rabu, 01 Juni 2022 - 21:45 WIB
Kecepatan peredaran berita palsu di sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi media arus utama untuk tetap konsisten memeranginya. Karena berita palsu yang beredar luas memiliki dampak yang berbahaya bagi individu, organisasi, masyarakat dan keutuhan bangsa dan negara. “Peredaran berita palsu begitu mudah dan leluasa karena penuh rekayasa untuk menarik perhatiannetizensehingga menjadi viral. Media (arus utama) harus bersatu padu untuk memerangi ini,” ucap deklarator yang disambut tepuk tangan hadirin.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kiri) memberikan kenang-kenangan buku kepada
jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto.
Deklarator juga menegaskan perlunya wartawan menjaga integritas sebagai pedoman perjalanan negara dan masyarakat serta terus berkomitmen menjaga posisi sebagai mitra kritis pemerintah. Kehadiran Perdana Menteri di puncak Hawana dimaknai sebagai ungkapan betapa pentingnya peran pers dan media dalam perjalanan bangsa Malaysia. PM Ismail Sabri dalam pidatonya mengungkapkan kebanggaan atas peringatan Hawana dan mendukung peringatan ini digelar rutin setiap tahun.
PM Ismail juga menyambut gembira hubungan baik ISWAMI Malaysia-Indonesia yang sudah terjalin selama ini sebagai sarana efektif untuk semakin mempererat hubungan bangsa serumpun yang bertetangga dekat ini. Dia juga menegaskan soal maraknya berita palsu di sosial media. Seperti halnya di Indonesia, serangan berita palsu juga cukup meresahkan dan menimbulkan kegaduhan sosial politik di Malaysia. Karena itu media arus utama harus senantiasa menyampaikan berita yang patuh pada kode etik jurnalistik.
baca juga: Sepakat Akan Buka Perjalanan Indonesia-Malaysia, PM Ismail: Dimulai KL-Jakarta dan KL-Bali
Ismail mengakui saat ini tidak ada regulasi khusus yang bisa mengatur sosial media di Malaysia. Sebelumnya ada peraturan tentang berita tidak benar, tapi sudah dihapuskan. “Kalau media cetak, elektronik, jelas karena terdaftar. Kalau media sosial tidak didaftarkan. Mereka fitnah dan kecam kita, tapi akunnya berasal dari luar Malaysia.”
Ismail berharap jurnalis kedua negara yang tergabung dalam ISWAMI berperan aktif untuk mencari solusi mengatasi penyebarluasan berita palsu di sosial media ini. Tak hanya dukungan moral dan politik, Perdana Menteri Ismail Sabri juga secara tegas menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan anggaran 1 juta ringgit atau sekitar Rp3,5 miliar untuk ISWAMI.
Anggaran ini diharapkan mampu mendukung program-program pertukaran wartawan, seminar, dan program lain sebagai pendukung peningkatan profesionalisme wartawan Malaysia-Indonesia. “Jika dana itu masih kurang, bisa minta lagi,” ujar Ismail disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kiri) memberikan kenang-kenangan buku kepada
jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto.
Deklarator juga menegaskan perlunya wartawan menjaga integritas sebagai pedoman perjalanan negara dan masyarakat serta terus berkomitmen menjaga posisi sebagai mitra kritis pemerintah. Kehadiran Perdana Menteri di puncak Hawana dimaknai sebagai ungkapan betapa pentingnya peran pers dan media dalam perjalanan bangsa Malaysia. PM Ismail Sabri dalam pidatonya mengungkapkan kebanggaan atas peringatan Hawana dan mendukung peringatan ini digelar rutin setiap tahun.
PM Ismail juga menyambut gembira hubungan baik ISWAMI Malaysia-Indonesia yang sudah terjalin selama ini sebagai sarana efektif untuk semakin mempererat hubungan bangsa serumpun yang bertetangga dekat ini. Dia juga menegaskan soal maraknya berita palsu di sosial media. Seperti halnya di Indonesia, serangan berita palsu juga cukup meresahkan dan menimbulkan kegaduhan sosial politik di Malaysia. Karena itu media arus utama harus senantiasa menyampaikan berita yang patuh pada kode etik jurnalistik.
baca juga: Sepakat Akan Buka Perjalanan Indonesia-Malaysia, PM Ismail: Dimulai KL-Jakarta dan KL-Bali
Ismail mengakui saat ini tidak ada regulasi khusus yang bisa mengatur sosial media di Malaysia. Sebelumnya ada peraturan tentang berita tidak benar, tapi sudah dihapuskan. “Kalau media cetak, elektronik, jelas karena terdaftar. Kalau media sosial tidak didaftarkan. Mereka fitnah dan kecam kita, tapi akunnya berasal dari luar Malaysia.”
Ismail berharap jurnalis kedua negara yang tergabung dalam ISWAMI berperan aktif untuk mencari solusi mengatasi penyebarluasan berita palsu di sosial media ini. Tak hanya dukungan moral dan politik, Perdana Menteri Ismail Sabri juga secara tegas menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan anggaran 1 juta ringgit atau sekitar Rp3,5 miliar untuk ISWAMI.
Anggaran ini diharapkan mampu mendukung program-program pertukaran wartawan, seminar, dan program lain sebagai pendukung peningkatan profesionalisme wartawan Malaysia-Indonesia. “Jika dana itu masih kurang, bisa minta lagi,” ujar Ismail disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda