Malaysia-Indonesia Dipererat Hubungan Baik Jurnalis Kedua Negara
loading...
A
A
A
Laporan Wartawan KORAN SINDO
Pung Purwanto
Putra Jaya, Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri bin Yakoob memastikan hubungan Malaysia-Indonesia tidak hanya hubungan antarnegara tetangga. Tapi bagi Malaysia, Indonesia adalah saudara dan keluarga.
baca juga: Telepon Jokowi, Raja Malaysia Bahas Hubungan Indonesia-Malaysia
Ismail Sabri menegaskan, hubungan bilateral Indonesia-Malaysia akan selalu menjadi prioritas untuk selalu ditingkatkan setiap saat. “Bagi Malaysia, Indonesia tidak hanya tetangga, tapi saudara dan keluarga,” ujar PM Ismail Sabri saat berbincang santai dengan sejumlah pemimpin redaksi media dari Indonesia dan Malaysia di kantor Perdana Menteri, kawasan pusat pemerintahan Putra Jaya, Malaysia, Senin (30/5).
Pemotongan kue bersama dalam acara makan malam keakraban
ISWAMI Malaysia-Indonesia di Hotel Zenith, Putra Jaya, Malaysia, Minggu (29/5).
Bincang santai sembari makan durian di pelataran ruang tamu utama kantor Perdana Menteri ini sebagai lanjutan jamuan makan siang yang digelar khusus Ismail Sabri untuk para pemimpin redaksi media dari Indonesia, yang diinisiasi oleh Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI). Jamuan makan siang ini merupakan rangkaian pelaksanaan Hawana (Hari Wartawan Nasional) Malaysia 2022, yang acara puncaknya digelar di Hotel Hatte, Melaka, pada Minggu (29/5).
baca juga: Bukan Sengketa, Perundingan Batas Negara Indonesia-Malaysia Harus Didukung
Di sela jamuan makan siang PM Ismail juga memberikan buku berjudulIsmail Sabri Yakoob, Teraju Keselamatan Depani Ancaman Covid-19kepada semua pemimpin redaksi media, termasukKORAN SINDO.Ismail juga membubuhkan tulisan dan tanda tangan di buku yang belum resmi diluncurkan ini. Suasana jamuan makan siang berlangsung hangat dan akrab.
Presiden ISWAMI Indonesia Asro Kamal Rokan dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat Perdana Menteri Ismail Sabri dan jajarannya serta ISWAMI Malaysia.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menyampaikan pidato di puncak acara
Hawana 2022 di Hotel Hatten, Melaka, Malaysia, Minggu (29/5)
“Kami senang melihat puncak acara Hawana dan berharap bisa digelar setiap tahun. Perhatian bapak Perdana Menteri atas hubungan baik jurnalis kedua negara juga sangat positif dan makin merekatkan kerja sama yang sudah terjalin selama ini,” ujar Asro yang pernah memimpin Kantor BeritaAntaraitu.
Puncak acara Hawana 2022 ini dihadiri oleh Perdana Menteri, Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Tan Sri Datuk Seri Panglima Anwar bin Haji Musa, Ketua Menteri Melaka Datuk Seri Utama Haji Sulaiman bin Muhammad Ali selaku tuan rumah, Hadir pula tokoh-tokoh pers dan jurnalis senior Malaysia dan Indonesia yang berhimpun dalam ISWAMI. Dirjen Informasi dan Komunikas Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong juga hadir mewakili Pemerintah Indonesia.
baca juga: Indonesia-Malaysia Sepakat Perbaharui Kerja Sama Sistem Penempatan Pekerja Migran
Selama ini perwakilan pemerintah dan jurnalis Malaysia tidak pernah absen dalam perhelatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar setiap 9 Februari. Termasuk dalam peringatan HPN di Kendari, Sulawesi Tenggara 9 Februari lalu, yang digelar secara hibrida karena masih dalam suasana pandemi.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kanan) menandatangani buku untuk diberikan
kepada jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto (kiri).
Puncak Hawana ditandai dengan pembacaan Deklarasi Melaka dan pemberian penghargaan kepada sejumlah jurnalis yang berdedikasi dalam mengawal perjalanan pers Malaysia. Peringatan Hawana berlangsung meriah dihadiri ratusan undangan sekaligus sebagai penanda kebangkitan wisata dan ekonomi Melaka seiring terus menurunnya kasus Covid-19 di Malaysia.
Saudara Sedarah
Masih dalam acara bincang santai dengan insan pers, ada hal menarik diungkapkan PM Ismail Sabri, bahwa cucunya adalah setengah orang Indonesia karena menantunya campuran Manado-Jawa. “Karena itu hubungan Indonesia Malaysia lebih dari tetangga, tapi saudara dan keluarga. Kita telah memiliki sejarah panjang yang penuh dinamika dan selalu bisa selesaikan bersama,” tandasnya.
baca juga: Sinergi TNI, Buka Desa yang Terisolir di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Terkait masih munculnya isu-isu soal klaim tari, lagu, makanan dan produk budaya lain, Ismail menyatakan bahwa masalah itu tidak ada kaitannya dengan negara dan pemerintah, tapi lebih kepada etnis masyarakat itu sendiri. Misalnya soal tari Jawa, menurut Ismail, orang asal Jawa yang bermukim di Malaysia juga merasa memiliki tarian tersebut.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menerima cindera mata dari Presiden ISWAMI
Indonesia Asro Kamal Rokan di Kantor Perdana Menteri, Putra Jaya, Malaysia.
“Banyak etnis Jawa yang sudah lama tinggal Johor atau Selangor juga melestarikan tari Jawa di lingkungannya. Nah, terus dikabarkan Malaysia mencuri tarian Indonesia. Ini sengaja diembuskan agar hubungan kedua negara menjadi kurang baik. Jika media mengabarkan secara lengkap tentang tari Jawa oleh etnis Jawa di Malaysia, masalahnya jelas,” kata mantan menteri pertahanan yang baru saja menerima penghargaan dari universitas di Tokyo atas perannya menangani pandemi Covid-19 .
Karena itu, menurut Ismail banyak masalah yang tidak perlu dipersengketakan di antara kedua negara jika kesalahpahaman dan kekurangan informasi itu tidak terjadi. Media memiliki peran besar untuk menyampaikan pemahaman itu kepada khalayak di kedua negara. “Saya mengharapkan ISWAMI mengambil peran ini,” tambah Ismail.
baca juga: Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
Perdana Menteri telah berbicara dengan Presiden Joko Widodo bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menginventarisasi isu-isu yang terkait kebudayaan. Jadi ada daftar hal-hal yang jelas diidentifikasi sebagai milik Indonesia, milik Malaysia maupun milik bersama.
“Ada daftar yang jadi milik bersama. Misal tarian Jawa dan kuda kepang ada dalam daftar Indonesia dan Malaysia. Ini nanti yang akan kita bicarakan dengan Presiden Jokowi,” tekannya.
Deklarasi Melaka
Dalam peringatan Hawana 2022 yang mengusung tema “Suara Jelata, Aspirasi Negara” itu dibacakan Deklarasi Melaka oleh para tokoh pers Malaysia. Ada lima poin penting yang disampaikan dalam deklarasi tersebut, di antaranya menyerukan persatuan media massa untuk bersama-sama memerangi peredaran berita palsu atau hoaks sebagai akibat semakin maraknya peredaran berita di ranah media sosial.
baca juga: BNPP Sebut Ada 29 Titik Tak Resmi di Lintas Batas Indonesia-Malaysia
Kecepatan peredaran berita palsu di sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi media arus utama untuk tetap konsisten memeranginya. Karena berita palsu yang beredar luas memiliki dampak yang berbahaya bagi individu, organisasi, masyarakat dan keutuhan bangsa dan negara. “Peredaran berita palsu begitu mudah dan leluasa karena penuh rekayasa untuk menarik perhatiannetizensehingga menjadi viral. Media (arus utama) harus bersatu padu untuk memerangi ini,” ucap deklarator yang disambut tepuk tangan hadirin.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kiri) memberikan kenang-kenangan buku kepada
jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto.
Deklarator juga menegaskan perlunya wartawan menjaga integritas sebagai pedoman perjalanan negara dan masyarakat serta terus berkomitmen menjaga posisi sebagai mitra kritis pemerintah. Kehadiran Perdana Menteri di puncak Hawana dimaknai sebagai ungkapan betapa pentingnya peran pers dan media dalam perjalanan bangsa Malaysia. PM Ismail Sabri dalam pidatonya mengungkapkan kebanggaan atas peringatan Hawana dan mendukung peringatan ini digelar rutin setiap tahun.
PM Ismail juga menyambut gembira hubungan baik ISWAMI Malaysia-Indonesia yang sudah terjalin selama ini sebagai sarana efektif untuk semakin mempererat hubungan bangsa serumpun yang bertetangga dekat ini. Dia juga menegaskan soal maraknya berita palsu di sosial media. Seperti halnya di Indonesia, serangan berita palsu juga cukup meresahkan dan menimbulkan kegaduhan sosial politik di Malaysia. Karena itu media arus utama harus senantiasa menyampaikan berita yang patuh pada kode etik jurnalistik.
baca juga: Sepakat Akan Buka Perjalanan Indonesia-Malaysia, PM Ismail: Dimulai KL-Jakarta dan KL-Bali
Ismail mengakui saat ini tidak ada regulasi khusus yang bisa mengatur sosial media di Malaysia. Sebelumnya ada peraturan tentang berita tidak benar, tapi sudah dihapuskan. “Kalau media cetak, elektronik, jelas karena terdaftar. Kalau media sosial tidak didaftarkan. Mereka fitnah dan kecam kita, tapi akunnya berasal dari luar Malaysia.”
Ismail berharap jurnalis kedua negara yang tergabung dalam ISWAMI berperan aktif untuk mencari solusi mengatasi penyebarluasan berita palsu di sosial media ini. Tak hanya dukungan moral dan politik, Perdana Menteri Ismail Sabri juga secara tegas menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan anggaran 1 juta ringgit atau sekitar Rp3,5 miliar untuk ISWAMI.
Anggaran ini diharapkan mampu mendukung program-program pertukaran wartawan, seminar, dan program lain sebagai pendukung peningkatan profesionalisme wartawan Malaysia-Indonesia. “Jika dana itu masih kurang, bisa minta lagi,” ujar Ismail disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Pung Purwanto
Putra Jaya, Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri bin Yakoob memastikan hubungan Malaysia-Indonesia tidak hanya hubungan antarnegara tetangga. Tapi bagi Malaysia, Indonesia adalah saudara dan keluarga.
baca juga: Telepon Jokowi, Raja Malaysia Bahas Hubungan Indonesia-Malaysia
Ismail Sabri menegaskan, hubungan bilateral Indonesia-Malaysia akan selalu menjadi prioritas untuk selalu ditingkatkan setiap saat. “Bagi Malaysia, Indonesia tidak hanya tetangga, tapi saudara dan keluarga,” ujar PM Ismail Sabri saat berbincang santai dengan sejumlah pemimpin redaksi media dari Indonesia dan Malaysia di kantor Perdana Menteri, kawasan pusat pemerintahan Putra Jaya, Malaysia, Senin (30/5).
Pemotongan kue bersama dalam acara makan malam keakraban
ISWAMI Malaysia-Indonesia di Hotel Zenith, Putra Jaya, Malaysia, Minggu (29/5).
Bincang santai sembari makan durian di pelataran ruang tamu utama kantor Perdana Menteri ini sebagai lanjutan jamuan makan siang yang digelar khusus Ismail Sabri untuk para pemimpin redaksi media dari Indonesia, yang diinisiasi oleh Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (ISWAMI). Jamuan makan siang ini merupakan rangkaian pelaksanaan Hawana (Hari Wartawan Nasional) Malaysia 2022, yang acara puncaknya digelar di Hotel Hatte, Melaka, pada Minggu (29/5).
baca juga: Bukan Sengketa, Perundingan Batas Negara Indonesia-Malaysia Harus Didukung
Di sela jamuan makan siang PM Ismail juga memberikan buku berjudulIsmail Sabri Yakoob, Teraju Keselamatan Depani Ancaman Covid-19kepada semua pemimpin redaksi media, termasukKORAN SINDO.Ismail juga membubuhkan tulisan dan tanda tangan di buku yang belum resmi diluncurkan ini. Suasana jamuan makan siang berlangsung hangat dan akrab.
Presiden ISWAMI Indonesia Asro Kamal Rokan dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat Perdana Menteri Ismail Sabri dan jajarannya serta ISWAMI Malaysia.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menyampaikan pidato di puncak acara
Hawana 2022 di Hotel Hatten, Melaka, Malaysia, Minggu (29/5)
“Kami senang melihat puncak acara Hawana dan berharap bisa digelar setiap tahun. Perhatian bapak Perdana Menteri atas hubungan baik jurnalis kedua negara juga sangat positif dan makin merekatkan kerja sama yang sudah terjalin selama ini,” ujar Asro yang pernah memimpin Kantor BeritaAntaraitu.
Puncak acara Hawana 2022 ini dihadiri oleh Perdana Menteri, Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Tan Sri Datuk Seri Panglima Anwar bin Haji Musa, Ketua Menteri Melaka Datuk Seri Utama Haji Sulaiman bin Muhammad Ali selaku tuan rumah, Hadir pula tokoh-tokoh pers dan jurnalis senior Malaysia dan Indonesia yang berhimpun dalam ISWAMI. Dirjen Informasi dan Komunikas Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong juga hadir mewakili Pemerintah Indonesia.
baca juga: Indonesia-Malaysia Sepakat Perbaharui Kerja Sama Sistem Penempatan Pekerja Migran
Selama ini perwakilan pemerintah dan jurnalis Malaysia tidak pernah absen dalam perhelatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar setiap 9 Februari. Termasuk dalam peringatan HPN di Kendari, Sulawesi Tenggara 9 Februari lalu, yang digelar secara hibrida karena masih dalam suasana pandemi.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kanan) menandatangani buku untuk diberikan
kepada jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto (kiri).
Puncak Hawana ditandai dengan pembacaan Deklarasi Melaka dan pemberian penghargaan kepada sejumlah jurnalis yang berdedikasi dalam mengawal perjalanan pers Malaysia. Peringatan Hawana berlangsung meriah dihadiri ratusan undangan sekaligus sebagai penanda kebangkitan wisata dan ekonomi Melaka seiring terus menurunnya kasus Covid-19 di Malaysia.
Saudara Sedarah
Masih dalam acara bincang santai dengan insan pers, ada hal menarik diungkapkan PM Ismail Sabri, bahwa cucunya adalah setengah orang Indonesia karena menantunya campuran Manado-Jawa. “Karena itu hubungan Indonesia Malaysia lebih dari tetangga, tapi saudara dan keluarga. Kita telah memiliki sejarah panjang yang penuh dinamika dan selalu bisa selesaikan bersama,” tandasnya.
baca juga: Sinergi TNI, Buka Desa yang Terisolir di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Terkait masih munculnya isu-isu soal klaim tari, lagu, makanan dan produk budaya lain, Ismail menyatakan bahwa masalah itu tidak ada kaitannya dengan negara dan pemerintah, tapi lebih kepada etnis masyarakat itu sendiri. Misalnya soal tari Jawa, menurut Ismail, orang asal Jawa yang bermukim di Malaysia juga merasa memiliki tarian tersebut.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yakoob menerima cindera mata dari Presiden ISWAMI
Indonesia Asro Kamal Rokan di Kantor Perdana Menteri, Putra Jaya, Malaysia.
“Banyak etnis Jawa yang sudah lama tinggal Johor atau Selangor juga melestarikan tari Jawa di lingkungannya. Nah, terus dikabarkan Malaysia mencuri tarian Indonesia. Ini sengaja diembuskan agar hubungan kedua negara menjadi kurang baik. Jika media mengabarkan secara lengkap tentang tari Jawa oleh etnis Jawa di Malaysia, masalahnya jelas,” kata mantan menteri pertahanan yang baru saja menerima penghargaan dari universitas di Tokyo atas perannya menangani pandemi Covid-19 .
Karena itu, menurut Ismail banyak masalah yang tidak perlu dipersengketakan di antara kedua negara jika kesalahpahaman dan kekurangan informasi itu tidak terjadi. Media memiliki peran besar untuk menyampaikan pemahaman itu kepada khalayak di kedua negara. “Saya mengharapkan ISWAMI mengambil peran ini,” tambah Ismail.
baca juga: Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
Perdana Menteri telah berbicara dengan Presiden Joko Widodo bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menginventarisasi isu-isu yang terkait kebudayaan. Jadi ada daftar hal-hal yang jelas diidentifikasi sebagai milik Indonesia, milik Malaysia maupun milik bersama.
“Ada daftar yang jadi milik bersama. Misal tarian Jawa dan kuda kepang ada dalam daftar Indonesia dan Malaysia. Ini nanti yang akan kita bicarakan dengan Presiden Jokowi,” tekannya.
Deklarasi Melaka
Dalam peringatan Hawana 2022 yang mengusung tema “Suara Jelata, Aspirasi Negara” itu dibacakan Deklarasi Melaka oleh para tokoh pers Malaysia. Ada lima poin penting yang disampaikan dalam deklarasi tersebut, di antaranya menyerukan persatuan media massa untuk bersama-sama memerangi peredaran berita palsu atau hoaks sebagai akibat semakin maraknya peredaran berita di ranah media sosial.
baca juga: BNPP Sebut Ada 29 Titik Tak Resmi di Lintas Batas Indonesia-Malaysia
Kecepatan peredaran berita palsu di sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi media arus utama untuk tetap konsisten memeranginya. Karena berita palsu yang beredar luas memiliki dampak yang berbahaya bagi individu, organisasi, masyarakat dan keutuhan bangsa dan negara. “Peredaran berita palsu begitu mudah dan leluasa karena penuh rekayasa untuk menarik perhatiannetizensehingga menjadi viral. Media (arus utama) harus bersatu padu untuk memerangi ini,” ucap deklarator yang disambut tepuk tangan hadirin.
PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob (kiri) memberikan kenang-kenangan buku kepada
jurnalis sekaligus Pemimpin Redaksi KORAN SINDO Pung Purwanto.
Deklarator juga menegaskan perlunya wartawan menjaga integritas sebagai pedoman perjalanan negara dan masyarakat serta terus berkomitmen menjaga posisi sebagai mitra kritis pemerintah. Kehadiran Perdana Menteri di puncak Hawana dimaknai sebagai ungkapan betapa pentingnya peran pers dan media dalam perjalanan bangsa Malaysia. PM Ismail Sabri dalam pidatonya mengungkapkan kebanggaan atas peringatan Hawana dan mendukung peringatan ini digelar rutin setiap tahun.
PM Ismail juga menyambut gembira hubungan baik ISWAMI Malaysia-Indonesia yang sudah terjalin selama ini sebagai sarana efektif untuk semakin mempererat hubungan bangsa serumpun yang bertetangga dekat ini. Dia juga menegaskan soal maraknya berita palsu di sosial media. Seperti halnya di Indonesia, serangan berita palsu juga cukup meresahkan dan menimbulkan kegaduhan sosial politik di Malaysia. Karena itu media arus utama harus senantiasa menyampaikan berita yang patuh pada kode etik jurnalistik.
baca juga: Sepakat Akan Buka Perjalanan Indonesia-Malaysia, PM Ismail: Dimulai KL-Jakarta dan KL-Bali
Ismail mengakui saat ini tidak ada regulasi khusus yang bisa mengatur sosial media di Malaysia. Sebelumnya ada peraturan tentang berita tidak benar, tapi sudah dihapuskan. “Kalau media cetak, elektronik, jelas karena terdaftar. Kalau media sosial tidak didaftarkan. Mereka fitnah dan kecam kita, tapi akunnya berasal dari luar Malaysia.”
Ismail berharap jurnalis kedua negara yang tergabung dalam ISWAMI berperan aktif untuk mencari solusi mengatasi penyebarluasan berita palsu di sosial media ini. Tak hanya dukungan moral dan politik, Perdana Menteri Ismail Sabri juga secara tegas menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan anggaran 1 juta ringgit atau sekitar Rp3,5 miliar untuk ISWAMI.
Anggaran ini diharapkan mampu mendukung program-program pertukaran wartawan, seminar, dan program lain sebagai pendukung peningkatan profesionalisme wartawan Malaysia-Indonesia. “Jika dana itu masih kurang, bisa minta lagi,” ujar Ismail disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
(hdr)