Menikah di Era New Normal
Minggu, 21 Juni 2020 - 22:37 WIB
Acara pernikahan atau perayaan nikah (wedding) melalui media sosial ini begitu digandrungi selama musim pandemi Covid-19 ini. Saya sendiri dalam dua bulan terakhir telah menikahkan 3 pasangan via zoom. Di mana pasangan pengantin, orang tua, dan keluarga dekat berkumpul, saksi di tempat masing-masing, dan saya sendiri di rumah memimpin acara pernikahan itu secara virtual.
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah pernikahan seperti ini sah secara Islam?
Jawabannya insya Allah sangat sah. Karena sesungguhnya pernikahan itu sah ketika memenuhi 5 syarat: persetujuan kedua mampelai, mahar, saksi-saksi, izin atau sepengetahuan wali (kecuali madzhab Hanafi), dan ijab-qabul.
Masalah teknis pelaksanannya boleh disesuaikan dengan situasi dan juga dengan budaya masing-masing masyarakat. Hal ini saya yakin pastinya akan sangat ragam seiring dengan keragaman manusia yang mengimani ajaran Islam ini.
Cara Baru Dalam Menikah
Salah satu hal yang mungkin saya anggap sebagai keberanian saya (courageously) di Amerika adalah menikahkan pasangan dengan mengikut kepada tatacara atau budaya pernikahan di Amerika. Tentu dengan tetap memenuhi semua persyaratan-persyaratan agama Islam yang diharuskan.
Secara tradisi, ketika pasangan menikah di Amerika mereka akan berhadapan, lalu kedua mempelai masing-masing menyampaikan ijab-kabulnya dipimpin oleh pemimpin agama (pastor). Bentuknya kira-kita seperti berikut:
Wanita: saya menikahkan diri saya kepada kamu (mampelai pria) berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan dengan mahar berupa seperangkat alat sholat (sebagai misal).
Pria: Saya menerima nikah kamu berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan dengan mahar seperangkat alat salat.
Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah pernikahan seperti ini sah secara Islam?
Jawabannya insya Allah sangat sah. Karena sesungguhnya pernikahan itu sah ketika memenuhi 5 syarat: persetujuan kedua mampelai, mahar, saksi-saksi, izin atau sepengetahuan wali (kecuali madzhab Hanafi), dan ijab-qabul.
Masalah teknis pelaksanannya boleh disesuaikan dengan situasi dan juga dengan budaya masing-masing masyarakat. Hal ini saya yakin pastinya akan sangat ragam seiring dengan keragaman manusia yang mengimani ajaran Islam ini.
Cara Baru Dalam Menikah
Salah satu hal yang mungkin saya anggap sebagai keberanian saya (courageously) di Amerika adalah menikahkan pasangan dengan mengikut kepada tatacara atau budaya pernikahan di Amerika. Tentu dengan tetap memenuhi semua persyaratan-persyaratan agama Islam yang diharuskan.
Secara tradisi, ketika pasangan menikah di Amerika mereka akan berhadapan, lalu kedua mempelai masing-masing menyampaikan ijab-kabulnya dipimpin oleh pemimpin agama (pastor). Bentuknya kira-kita seperti berikut:
Wanita: saya menikahkan diri saya kepada kamu (mampelai pria) berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan dengan mahar berupa seperangkat alat sholat (sebagai misal).
Pria: Saya menerima nikah kamu berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, dan dengan mahar seperangkat alat salat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda