Didakwa Aniaya M Kece, Napoleon Bonaparte Terancam 7 Tahun Penjara

Kamis, 24 Maret 2022 - 16:30 WIB
Irjen Napoleon Bonaparte didakwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) melakukan penganiayaan terhadap M Kece. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Irjen Napoleon Bonaparte didakwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) melakukan penganiayaan terhadap M Kece . Atas perbuatannya, Napoleon bisa terancam hukuman maksimal 7 tahun penjara sebagaimana pasal yang didakwakan oleh Jaksa.

Jaksa mendakwa Napoleon dengan Pasal 170 Ayat (2) ke-1 KUHP, Pasal 170 ayat 1 KUHP dan Kedua, pasal 351 ayat 1 juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. Sebagaimana diketahui Pasal 170 (1) KUHP berbunyi, Barangsiapa yang dimuka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan.

Lalu, Pasal 170 (2) KUHP berbunyi, Tersalah dihukum dengan penjara selama-lamanya tujuh tahun, jika ia dengan sengaja merusakkan barang atau jika kekerasan yang dilakukannya itu menyebabkan sesuatu luka.

Lalu, Pasal 351 ayat 1 KUHP berbunyi, Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp4.500. Selain tiga pasal itu, Napoleon juga didakwa telah melanggar Pasal 55 ayat (1) KUHP yang berbunyi orang yang turut serta melakukan perbuatan pidana, dipidana sebagai pelaku tindak pidana.

Pasca didakwa dengan pasal-pasal tersebut oleh Jaksa, Napoleon selaku terdakwa juga menyatakan keberatannya, khususnya Pasal 170 KUHP dan Pasal 351 KUHP yang mana dinilainya sangat berlebihan. Napoleon juga menyebut, tak ada niatan untuk membunuh atau meracuni Kece.



"Kita tahu bersama 351 ayat 1 itu penganiayaan biasa yang kita tahu berdasarkan KUHAP penjelasan KUHAP mengaitkan dengan hasil visum et repertum. Di dalam hasil visum et repertum yang saudara bacakan dalam surat dakwaan, jelas-jelas ahli digital forensik mengatakan tidak mengakibatkan luka berat," kata Napoleon di persidangan, Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Napoleon Keberatan dengan Pasal Dakwaan Penganiayaan M Kece
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More