Kisah Nikolay Petrov: Intel Rusia Mahir Berbahasa Jawa, Terlibat Proyek 055 di Surabaya

Sabtu, 12 Maret 2022 - 07:45 WIB
Dua tahun setelah itu, Petrov ditarik untuk berkantor di Kedutaan Soviet di Jakarta. Oleh Atase Militer, dia dijadikan juru bahasa mengingat kemahirannya berbahasa Indonesia, juga mengusai bahasa Jawa pasaran (jawa ngoko/kasar).

Pada 1969 Petrov kembali ke Moskow. Dia lantas mengikuti kursus intelijen selama delapan bulan dan setelahnya dipromosikan sebagai letnan. Petrov ditunjuk untuk bertugas lagi di Biro Indonesia, markas GRU.

GRU atau Glavnoje Razvedyvatelnoje Upravlenije (Direktorat Intelijen Utama) merupakan badan intelijen terbesar Rusia. Badan ini memiliki enam kali jumlah agen di luar negeri dibandingkan dengan SVR, yang merupakan penerus dari KGB. Badan ini juga memiliki 25.000 anggota Spetsnaz atau Pasukan Khusus pada 1997.

“Sebuah laporan untuk Kongres AS menggambarkan GRU sebagai ‘organisasi besar, ekspansif, dan kuat’ tetapi sangat sedikit yang diketahui secara pasti tentang ukuran dan operasinya. Hanya ada penyebutan singkat tentang perannya sebagai badan intelijen asing di situs web kementerian pertahanan Rusia -- ia tidak memiliki situs web sendiri,” tulis laporan BBC.

Perjalanan karier Petrov di Indonesia tak berakhir mulus. Karena kalah judi mesin jackpot di Menteng, dia kehilangan uang sangat banyak. Mengingat punya akses brankas besi di kantor atase militer Soviet, dia mengambil uang Rp350.000 milik kantor dan menggunakannya lagi untuk berjudi. Sial, dia kalah lagi.

Akhir yang buruk ketika dia akhirnya terlibat pula keributan karena pengaruh alkohol. Khawatir atas ulahnya sendiri, keesokan harinya ketika kondisi membaik, dia menyelinap pergi ke Atase Angkatan Laut Amerika minta suaka politik yang segera dikabulkan.

“Petrov kemudian diterbangkan ke Washington DC dan setelah mendapat identitas baru dia ditempatkan di Virginia. Dengan nama sandi Houdini, dia terbukti menjadi salah satu agen pembelot GRU yang paling produktif pada waktu itu,” kata Ken.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rca)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More