Pilih Aktivitas Minim Risiko
Kamis, 11 Juni 2020 - 06:23 WIB
Pada saat pandemi, minat orang untuk berolahraga bersepeda meningkat. Di Jakarta misalnya, peningkatan aktivitas ini tak hanya terlihat di pagi atau sore hari. Namun, di malam hari orang banyak bersepeda dengan berkeliling jalan-jalan utama Ibu Kota. Gambaran tak jauh beda juga terlihat di daerah seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.
M Lutfi (30) pekerja yang tinggal di Pondok Kopi, Jakarta Timur, kini aktif bersepeda ke kantornya di bilangan Ciniru, Jakarta Selatan. Meski bersepeda, bukan tanpa kekhawatiran Lutfi menjalani aktivitas barunya untuk perjalanan ke kantornya ini. “Saya pakai masker buff, sebisa mungkin hindari kerumunan. Makanya, saya sengaja berangkat jam 04.50 yang belum ramai dan pulang habis isya. Jadi enggak terlalu padat jalanan,” kata pria yang bersepeda sejak 2009 ini.
Dari kacamata mata medis sendiri, apakah aman bersepeda di masa pandemi? Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Michael Triangto SpKO mengungkapkan, sebenarnya bersepeda tidaklah sepenuhnya aman. “Tentu lebih aman bila berada di rumah, bersepeda statis contohnya. Tapi, kalau pun mau tetap berolahraga di luar, maka harus perhatikan aturan kesehatan. Misalnya pilih tempat yang memungkinkan tidak bertemu dengan orang lain,” kata dr Michael. (Lihat Videonya: Tak Percaya Terpapar Corona, Keluarga Pasien Bersitegang dengan Polisi)
Bersepeda di luar terlebih dengan orang yang tidak dikenal maka risiko terjangkit virus meningkat menjadi risiko sedang. Untuk masker, dr Michael menyarankan agar saat bersepeda menggunakan masker medis dengan tiga lapis atau masker kain yang juga tiga lapis sesuai anjuran WHO.
Dr Michael menilai, bersepeda sendiri lebih baik daripada ikut rombongan. Selain menekan risiko tertular, bersepeda sendiri juga bisa mengukur kemampuan diri. Jika tidak sanggup, maka bisa berhenti dulu.
Dikutip dari Bicycling.com, David Nieman, profesor dari Appalachian State University, juga menganjurkan agar bersepeda sendiri. “Ketika berkumpul dan seseorang bersin lalu droplets-nya mengenai permukaan yang disentuh orang lain lalu ia menyentuh wajah, akan terinfeksi virus,” ungkapnya. (Muh Shamil/Binti Mufarida/Dita Angga/Sri Noviarni)
M Lutfi (30) pekerja yang tinggal di Pondok Kopi, Jakarta Timur, kini aktif bersepeda ke kantornya di bilangan Ciniru, Jakarta Selatan. Meski bersepeda, bukan tanpa kekhawatiran Lutfi menjalani aktivitas barunya untuk perjalanan ke kantornya ini. “Saya pakai masker buff, sebisa mungkin hindari kerumunan. Makanya, saya sengaja berangkat jam 04.50 yang belum ramai dan pulang habis isya. Jadi enggak terlalu padat jalanan,” kata pria yang bersepeda sejak 2009 ini.
Dari kacamata mata medis sendiri, apakah aman bersepeda di masa pandemi? Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Michael Triangto SpKO mengungkapkan, sebenarnya bersepeda tidaklah sepenuhnya aman. “Tentu lebih aman bila berada di rumah, bersepeda statis contohnya. Tapi, kalau pun mau tetap berolahraga di luar, maka harus perhatikan aturan kesehatan. Misalnya pilih tempat yang memungkinkan tidak bertemu dengan orang lain,” kata dr Michael. (Lihat Videonya: Tak Percaya Terpapar Corona, Keluarga Pasien Bersitegang dengan Polisi)
Bersepeda di luar terlebih dengan orang yang tidak dikenal maka risiko terjangkit virus meningkat menjadi risiko sedang. Untuk masker, dr Michael menyarankan agar saat bersepeda menggunakan masker medis dengan tiga lapis atau masker kain yang juga tiga lapis sesuai anjuran WHO.
Dr Michael menilai, bersepeda sendiri lebih baik daripada ikut rombongan. Selain menekan risiko tertular, bersepeda sendiri juga bisa mengukur kemampuan diri. Jika tidak sanggup, maka bisa berhenti dulu.
Dikutip dari Bicycling.com, David Nieman, profesor dari Appalachian State University, juga menganjurkan agar bersepeda sendiri. “Ketika berkumpul dan seseorang bersin lalu droplets-nya mengenai permukaan yang disentuh orang lain lalu ia menyentuh wajah, akan terinfeksi virus,” ungkapnya. (Muh Shamil/Binti Mufarida/Dita Angga/Sri Noviarni)
(ysw)
tulis komentar anda