Caring, DNA Pelayanan Keperawatan di Era Transformasi Digital

Sabtu, 11 Desember 2021 - 09:45 WIB
Penggunaan teknologi dan informasi di bidang kesehatan atau keperawatan sesungguhnya bukan hal yang baru. Namun, seiring adanya pandemi Covid-19 untuk suatu tujuan asuhan yang efektif dan efisien, serta meminimalkan transmisi, transformasi digitalisasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pelayanan dan asuhan.

Nursing Information System (NIS) merupakan kombinasi antara ilmu keperawatan, ilmu informasi, komunikasi, dan teknologi. NIS akan membantu perawat untuk melaksanakan asuhan, mendokumentasikan, menggunakan data untuk membantu pengambilan keputusan klinis, riset, edukasi dan keputusan manajemen (Murphy, 2010).

Manfaat teknologi digital ini telah banyak disampaikan, antara lain sistem e-dokumentasi bagi keperawatan yang dapat meningkatkan kesinambungan asuhan, meningkatkan kelengkapan, menjadi alat komunikasi antar tim kesehatan dan membantu keputusan klinis keperawatan (Dwisatyadini et al., 2018; Hariyati et al., 2016; Hariyati et.al.,2020).

Penggunaan teknologi akan menghemat beberapa item kegiatan, dengan demikian diharapkan efisiensi waktu ini digunakan oeleh perawat untuk lebih caring pada pasien.

Bagaimana setelah kita mengetahui manfaat teknologi? Suatu pekerjaan rumah berikutnya adalah bagaimana keperawatan menggunakan alat bantu teknologi untuk meningkatkan pelayanan, asuhan, pengelolaan, pendidikan dan riset di bidang keperawatan. Kompetensi perawat yang dahulu hanya difokuskan untuk asuhan pasien, harus bertransformasi dengan menambahkan suatu kompetensi di bidang Nursing Informatics.

Kompetensi bidang Nursing Informatics adalah kemampuan yang tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi juga harus mampu merubah data menjadi informasi, mengaplikasikan, mengintegrasikan serta terus mengembangkan bidang teknologi dan sistem informasi. Level kompetensi yang harus dimiliki oleh profesional keperawatan adalah dimulai dari menggunakan, menginterasikan, menganalisis, mengembangkan, dan menggunakannya dengan “wisdom” (Liston, 2019; Olajubu et al., 2014).

Penggunaan teknologi dengan “wisdom” menjadi tantangan bagi keperawatan, mengingat tak jarang di era distrubsi ini banyak adanya penggunaan teknologi secara tidak bijak, melanggar etika profesi bahkan sampai pelanggaran peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu setiap perawat harus dikenalkan bagaimana menggunakan teknologi dalam asuhan sampai pada level “wisdom".

Konsep “Technological Competency as Caring in Nursing” telah dikenalkan oleh Kongsuwan & Locsin., (2011). Konsep ini merupakan perwujudan kesiapan perawat menuju ke tahapan Sosiety 5.0. Pada Society 5.0 seorang perawat didorong untuk tidak hanya menekankan pada teknologi tetapi berpusat pada manusia khususnya perawat yang kompeten dalam berpikir kritis, kreatif, kemampuan manajemen, berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, kemampuan menilai dan mengambil keputusan, berorientasi mengedepankan pelayanan, kemampuan negosiasi, serta fleksibilitas kognitif.



Pekerjaan rumah bagi penyelenggaraan pendidikan bidang keperawatan untuk dapat menyiapkan perawat yang kompeten tidak hanya literate pada teknologinya, tetapi mampu untuk mengintegrasikan teknologi dengan ilmu keperawatan serta mempunyai kompetensi dalam literasi informasi. Literasi informasi meliputi bagaimana memaknai informasi klien sebagai data privasi yang perlu digunakan untuk mendukung asuhan dan pengambilan keputusan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More