Jaga Kedaulatan, TNI AL Bakal Terus Tempatkan Armadanya di Laut Natuna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (AL) akan terus menghadirkan kekuatannya di Laut Natuna untuk menjaga kedaulatan perairan Indonesia.
Hal itu disampaikan Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi dalam Webinar Hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) sekaligus dalam rangka Pengumuman Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS dengan tema yang sama di Seskoal, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Menurut Yoos, belajar dari kasus perebutan wilayah Ambalat, TNI AL bersama nelayan harus selalu hadir di Laut Natuna. Hal itu disebut effectiveness occupation atau pendudukan secara damai. TNI AL Bersama nelayan, Bakamla, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama untuk melaksanakan kegiatan ekonomi di wilayah Natuna.
“Sekarang saya mengedepankan Bakamla untuk patroli di situ di-back up Angkatan Laut, saling bekerja sama patroli, Namanya interoperativity dengan pesawat TNI AU Boeing atau CL 235 untuk berpatroli disana mengecek keamanan di Laut Natuna,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, awal masalah di Laut Natuna adalah aksi China yang mengklaim wilayah lautnya hingga memotong kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. “Itu yang kita keberatan, pangkal awalnya disitu,” katanya.
Baca Juga: Usai Assad Khamenei Jadi Target
Selain Pangkoarmada I, hadir pembicara lainnya yaitu seniman dan sutradara senior, Garin Nugroho dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Syarif Hidayatullah, Rahmi Fitriyanti.
Rahmi menegaskan hal-hal yang melandasi pentingnya kehadiran negara dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI di Natuna, yaitu secara internal maupun eksternal. Secara internal, Kabupaten Natuna pulaunya kecil namun memiliki perairan yang luas berikut besarnya potensi SDA mineral, migas, ikan, dan tambang yang tersimpan di dalamnya.
Dengan besarnya kandungan cadangan gas alam di Blok East Natuna 49,87 TCF, menjadikan Natuna sebagai pemilik cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.
Hal itu disampaikan Panglima Komando Armada I TNI AL Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi dalam Webinar Hybrid dengan tema “Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) sekaligus dalam rangka Pengumuman Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS dengan tema yang sama di Seskoal, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Menurut Yoos, belajar dari kasus perebutan wilayah Ambalat, TNI AL bersama nelayan harus selalu hadir di Laut Natuna. Hal itu disebut effectiveness occupation atau pendudukan secara damai. TNI AL Bersama nelayan, Bakamla, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama untuk melaksanakan kegiatan ekonomi di wilayah Natuna.
“Sekarang saya mengedepankan Bakamla untuk patroli di situ di-back up Angkatan Laut, saling bekerja sama patroli, Namanya interoperativity dengan pesawat TNI AU Boeing atau CL 235 untuk berpatroli disana mengecek keamanan di Laut Natuna,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, awal masalah di Laut Natuna adalah aksi China yang mengklaim wilayah lautnya hingga memotong kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. “Itu yang kita keberatan, pangkal awalnya disitu,” katanya.
Baca Juga: Usai Assad Khamenei Jadi Target
Selain Pangkoarmada I, hadir pembicara lainnya yaitu seniman dan sutradara senior, Garin Nugroho dan Dosen Hubungan Internasional Universitas Syarif Hidayatullah, Rahmi Fitriyanti.
Rahmi menegaskan hal-hal yang melandasi pentingnya kehadiran negara dalam menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI di Natuna, yaitu secara internal maupun eksternal. Secara internal, Kabupaten Natuna pulaunya kecil namun memiliki perairan yang luas berikut besarnya potensi SDA mineral, migas, ikan, dan tambang yang tersimpan di dalamnya.
Dengan besarnya kandungan cadangan gas alam di Blok East Natuna 49,87 TCF, menjadikan Natuna sebagai pemilik cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.