Merekam Dinamika Bumi

Rabu, 01 Desember 2021 - 16:17 WIB
Pergerakan Lempeng Bumi

Kejadian gempa bumi merupakan dinamika yang membuktikan adanya aktivitas bumi. Dinamika lainnya berupa pergerakan lempeng bumi, yang juga menyebabkan gempa bumi. Sesuai dengan teori tektonik lempeng, bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang bergerak terhadap satu dengan lainnya. Pergerakan ini, menimbulkan perubahan muka bumi, misalnya tubrukan lempeng Eurasia dengan anak benua India, yang memunculkan Pegunungan Himalaya.

Lalu, bagaimana cara merekam pergerakan lempeng bumi? Ada beberapa metode dalam melakukan perekaman pergerakan lempeng bumi. Hingga saat ini metode yang paling efektif dan efisien, baik secara regional maupun global adalah Teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) (Cecep Subarya, dkk., 2006). BIG sebagai otoritas penyelenggara data geospasial di Indonesia, punya 245 stasiun tetap GNSS. Sejumlah stasiun itu disebut sebagai Continuously Operating Reference Station (CORS), untuk merekam dinamika bumi dan deformasi, juga pemetaan yang bersifat real time. Stasiun ini tidak hanya menangkap sinyal Global Positioning System (GPS) milik Amerika, tetapi juga sinyal Glonass (Rusia), Galileo (Eropa), Compass atau Bei Dou (Tiongkok), Regional Navigation Satellite System (RNSS) seperti Quazi-Zenith Satellite System (QZSS) milik Jepang dan NavIC milik India. Awal pembangunan stasiun CORS dilakukan pada tahun 1997, dengan hanya mengoperasikan peralatan di tiga lokasi : Cibinong Bogor, Sampali Medan dan Parepare Sulawesi Selatan. Peralatan semula hanya digunakan untuk referensi pemetaan saja. Peristiwa gempa bumi dan tsunami Aceh (26 Desember 2004), jadi momentum yang menjadikan teknologi ini sebagai bagian penting dari Indonesian Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS).

Sejak menjadi bagian penting dari sistem peringatan dini tsunami di Indonesia, pembangunan CORS ditingkatkan tiap tahunnya. Hingga tahun 2021 ini pembangunan telah mencapai 245 stasiun. Di masa datang, stasiun CORS makin lebih dirapatkan jaraknya, sampai memenuhi kebutuhan yang optimal. Melalui cara kerjanya, CORS dapat merekam pergerakan lempeng Bumi. Stasiun CORS adalah stasiun tetap yang merekam posisi berupa koordinat lintang dan bujur serta ketinggian berdasarkan sinyal dari satelit-satelit dalam konstelasi sistem navigasi satelit global. Posisi permanen stasiun dimonitor di Kantor BIG secara real time, dan dapat diunduh secara mandiri oleh publik secara gratis pada srgi.big.go.id. Pengamatan dan analisa data secara berkala dalam periode tertentu pada jaringan CORS yang tersebar di seluruh Indonesia, dapat diketahui nilai pergerakan lempeng bumi, khususnya di wilayah Indonesia. Dari gambar yang pernah dirilis oleh Bakosurtanal (BIG) pada tahun 2006, dalam sebuah buku Zona Deformasi Kerak Bumi di Wilayah Indonesia Dengan Pengukuran GPS 1992 – 2006, lempeng Indo-Australia sebagai pijakan Benua Australia, mengalami pegerakan secara horizontal ke arah Indonesia dengan kecepatan 70 milimeter per tahun.



Pergerakan lempeng bumi tak sama di setiap wilayah di Indonesia, baik kecepatan, arah, maupun kekuatannya Ini terjadi karena tiap wilayah punya karakter yang berbeda-beda. Bumi adalah planet yang dinamis, selalu tumbuh dan bergerak. Bukan hanya manusia yang ada di atasnya yang dinamis. Baik di dalam maupun di atas bumi, terjadi dinamika alam, yang tentunya akan berpengaruh pada mahluk yang mendiaminya. Merekam dinamika bumi, bukan sekadar mengumpulkan data dan fakta yang terjadi padanya. Aktivitas ini jadi harapan ke depan. Manusia sebagai makhluk yang hidup di permukaan bumi, dapat merancang kehidupannya lebih layak, bijaksana, dan untuk kesejahteraan seluruh umat manusia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(zik)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More