Reshuflle Berembus Kencang tapi PAN Ngaku Istana Belum Minta Nama

Senin, 22 November 2021 - 15:14 WIB
Politikus PAN Saleh Daulay Partoanan mengungkapkan partainya belum dimintai nama pihak istana terkait reshuflle kabinet. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Isu reshuffle kabinet berembus kencang. Pelan tapi pasti, rencana reshuffle disebut-sebut akan terjadi awal Desember nanti. Salah satunya konon untuk memberi posisi kepada PAN, yang baru belakangan memastikan bergabung dengan koalisi pemerintah.

Tetapi Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan hingga kini belum ada permintaan nama dari pihak istana untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Kan belum tahu kita ini kapan dilakukan dan apa yang diminta? Mestinya kan kalau misalnya ada kebutuhan ini, kan bisa tau siapa yang cocok untuk itu," kata Saleh kepada wartawan, Senin (22/11/2021).



Kendati belum mendapatkan permintaan tersebut, Ketua Fraksi PAN di DPR ini menegaskan bahwa partainya akan menghormati sepenuhnya hak prerogatif presiden dalam memutuskan wacana reshuffle kabinet ini.



"Saya kira semua itu tidak bisa kita desak. Tidak bisa katakanlah menyebut harus begini begitu karena itu hak prerogatif presiden yang harus kita hormati," ujarnya.



Soal nama yang akan diberikan PAN bila diminta, Saleh menyatakan hal itu diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan untuk memutuskannya. "Dan pasti akan mengajak yang lain untuk bicara," tutur dia.

Diketahui PAN memutuskan bergabung dengan koalisi melalui forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II, Selasa (31/8/2021). Wakil Ketua Umum sekaligus Juru Bicara (Jubir) DPP PAN Viva Yoga Mauludi mengatakan, keputusan itu telah mendapatkan persetujuan sepenuhnya dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan kader PAN di seluruh Indonesia.

"Rakernas menyetujui PAN bergabung di barisan partai koalisi pemerintah dalam rangka memberikan kebaikan dan membawa manfaat buat masyarakat, bangsa dan negara," ujar Viva seusai rakernas di Rumah PAN, Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2021).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(muh)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More