Nuning: Pancasila Harus Jadi Pedoman Hidup Berbangsa dan Bernegara

Senin, 01 Juni 2020 - 08:01 WIB
Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menegaskan, Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni disarankan tidak hanya bersifat seremoni. Tapi harus menjadi dasar dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

”Pancasila bagi saya dan seyogyanya bagi seluruh bangsa Indonesia bukan saja sebagai Dasar Negara melainkan sebagai pedoman hidup kita dalam berbangsa dan bernegara sehingga kita dapat turut serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI ini,” ujar pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati kepada SINDOnews, Senin (1/6/2020). (Baca juga: HT: Pancasila Landasan untuk Wujudkan Indonesia Adil dan Makmur)

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini mengimbau peringatan Hari Lahir Pancasila ini hendaknya tidak hanya bersifat seremonial belaka, melainkan bisa menjadi motor penggerak penerapan Pancasila di tengah masyarakat. Presiden ke-1 Republik Indonesia, Soekarno atau Bung Karno bahkan menjadikan Pancasila sebagai kekuatan dalam mempersatukan Indonesia. (Baca juga: Megawati Ajak Tokoh Agama Sosialisasikan Nilai Pancasila)



"Sudah terbukti Pancasila yang saya gali dan dipersembahkan kepada rakyat Indonesia adalah satu dasar yang dinamis, satu dasar yang benar-benar bisa menghimpun seluruh tenaga Indonesia dan mempersatukan Indonesia," kata Nuning mengutip ucapan Bung Karno.

Anggota Komisi I DPR Periode 2009-2014 ini menilai, situasi Indonesia yang tengah menghadapi Covid 19 membutuhkan solidaritas sosial sebagai cerminan Pancasila. Nuning menegaskan, bangsa Indonesia harus bersatu saling bahu membahu, bergotong royong menghadapi pandemi ini. ”Bukan malah mengambil kesempatan dalam kesempitan memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya yang ingin memecah belah bangsa maupun mengganggu pemerintahan yang sah baik itu dari kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu atau kelompok politik tertentu,” tegasnya.

Bentuk gerakan anti Pancasila seperti halnya radikalisme dan ekstremisme di Indonesia harus dilawan oleh semua komponen bangsa. Saat ini terorisme adalah musuh bersama (public enemy) yang memang menjadi target bersama TNI-Polri. Nuning menyebut, ancaman bagi Pancasila bisa dari dalam maupun luar negeri berupa masuknya berbagai kebudayaan dan paham baru dari luar negeri, adanya campur tangan politik dari badan-badan asing di dalam negeri, maraknya propaganda politik yang bertujuan melemahkan Pancasila baik melalui media sosial maupun media mainstream dari dalam dan luar negeri.

”Dalam menghadapi ancaman ideologi ini, kita patut apresiasi BIN di bawah kepemimpinan Jenderal Polisi Budi Gunawan yang telah mampu meminimalisir disintegrasi bangsa serta turut serta menjaga stabilitas nasional di segala lini bidang Ipoleksosbud,” ucap Nuning.

Untuk itu, Nuning menyarankan pendidikan cinta Tanah Air dan memahami Pancasila harus digalakkan di lembaga pendidikan dan politik dengan cara yang modern dan mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih mudah diterima masyarakat. Program deradikalisasi dan antiradikalisasi harus semakin digalakkan di tengah masyarakat. Termasuk deradikalisasi dunia maya karena semakin banyaknya berita hoaks dan hal berbau post truth.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More