Airlangga: Islam dan Demokrasi Telah Miliki Kompatibilitasnya, Golkar Siap Mengawalnya
Selasa, 10 Agustus 2021 - 15:23 WIB
Menurut Airlangga, demokrasi Indonesia di era reformasi ini dalam prakteknya telah mengalami penyempurnaan seiring dengan dinamika kehendak rakyat, dimana kedaulatan itu berada. “Partai Golkar sebagai partai tertua yang menjadi pilar demokrasi di negara kita, selalu berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan demokrasi di negeri yang kita cintai ini,” ungkap Airlangga.
Lewat demokrasi, maka Indonesia bisa mengelola keragaman kehendak, keinginan dan aspirasi masyarakat Indonesia yang majemuk dan plural. “Demokrasi yang kita praktikkan saat ini harus bisa memperkuat bagi tegaknya negara persatuan Republik Indonesia,” kata Airlangga.
Airlangga menyatakan semua sistem elektoral Indonesia telah berjalan dengan aman dan tertib, serta lancar. Ia juga menyatakan demokrasi elektoral sudah teruji dan menghasilkan kepemimpinan nasional dan daerah yang memiliki legitimasi, publik yang sangat kuat dari masyarakat.
“Kita telah diakui dunia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang bisa menerapkan demokrasi. Ini menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi telah memiliki kompatibilitasnya, sebagaimana praktek demokrasi di Indonesia,” tutur Airlangga.
Dalam penutup pidatonya, Airlangga pun membacakan pantun. “Dua sahabat lama tak jumpa, bertemu bahagia di bawah lentera. Golkar dan CSIS selalu bersama, membawa Indonesia menuju sejahtera.”
Pantun kedua: “Bakar Pisang di kota Jogya, rasanya terkenang tiada tara. Golkar menang, Indonesia Jaya, rakyatnya senang, maju sejahtera.”
Lewat demokrasi, maka Indonesia bisa mengelola keragaman kehendak, keinginan dan aspirasi masyarakat Indonesia yang majemuk dan plural. “Demokrasi yang kita praktikkan saat ini harus bisa memperkuat bagi tegaknya negara persatuan Republik Indonesia,” kata Airlangga.
Airlangga menyatakan semua sistem elektoral Indonesia telah berjalan dengan aman dan tertib, serta lancar. Ia juga menyatakan demokrasi elektoral sudah teruji dan menghasilkan kepemimpinan nasional dan daerah yang memiliki legitimasi, publik yang sangat kuat dari masyarakat.
“Kita telah diakui dunia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang bisa menerapkan demokrasi. Ini menunjukkan bahwa Islam dan demokrasi telah memiliki kompatibilitasnya, sebagaimana praktek demokrasi di Indonesia,” tutur Airlangga.
Dalam penutup pidatonya, Airlangga pun membacakan pantun. “Dua sahabat lama tak jumpa, bertemu bahagia di bawah lentera. Golkar dan CSIS selalu bersama, membawa Indonesia menuju sejahtera.”
Pantun kedua: “Bakar Pisang di kota Jogya, rasanya terkenang tiada tara. Golkar menang, Indonesia Jaya, rakyatnya senang, maju sejahtera.”
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda