Airlangga: Islam dan Demokrasi Telah Miliki Kompatibilitasnya, Golkar Siap Mengawalnya
Selasa, 10 Agustus 2021 - 15:23 WIB
JAKARTA - Partai Golkar telah memiliki visi negara kesejahteraan 2045. Pada saat itu, Golkar yakin Indonesia akan menjadi negara maju dan sejajar dengan negara-negara ekonomi besar lainnya di dunia.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam pidato kebangsaan secara virtual dalam rangka HUT ke-50 CSIS, Selasa (10/8/2021). “Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat kita harus melakukan restarting dan rebooting tentang skenario kita untuk mewujudkan visi 2045 tersebut,” kata Airlangga dalam pidatonya.
Menurut Airlangga, dunia saat ini juga dihadapkan pada persaingan antara “barat” dan “timur” yang baru. Sesudah perang dagang, kini berlanjut pada geovaksin politik, terutama untuk persyaratan mobilitas.
AS dan sekutunya telah mengesampingkan pada yang sudah diatur dalam WHO dan WTO. Adapun, China melakukan retaliasi dengan persyaratan perjalanan dan kunjungan dengan vaksin dari China. “Untuk itu Indonesia harus merespon cepat dengan pembuatan vaksin mandiri,” ujar Menko Perekonomian RI itu.
Airlangga juga mengakui saat ini semua negara tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi pandemi ini. Pandemi sendiri telah mempengaruhi perekonomian. Dalam hal ini pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Pemerintah sendiri mengambil tindakan nonmedis, dengan PPKM di seluruh Indonesia dengan berbagai level, guna mengantisipasi dan memutus penyebaran COVID-19. Lewat upaya ini, diharapkan bisa menekan kasus aktif dan memberikan kelonggaran pada fasilitas kesehatan, dan obat-obatan.
“Seiring dengan pengurangan tekanan pada pandemi ini, maka kita akan secara bertahap menyesuaikan pembatasan dengan persyaratan masyarakat yang sudah divaksinasi sehingga kegiatan sosial bisa pulih kembali. Diperkirakan di kuartal keempat tahun 2021,” ungkap Airlangga.
Menurut Airlangga, lewat pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di kuartal kedua lalu, maka secara teknis Indonesia telah keluar dari krisis. Selain berbicara tentang pandemi dan penanganannya, Airlangga juga mengungkapkan tentang demokratisasi Indonesia pada saat ini.
“Sebagai sebuah sistem praktik demokrasi di Indonesia selalu mengalami pasang surut seiring dengan dinamika sosial politik yang terjadi pada setiap masanya,” ujar Airlangga.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam pidato kebangsaan secara virtual dalam rangka HUT ke-50 CSIS, Selasa (10/8/2021). “Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat kita harus melakukan restarting dan rebooting tentang skenario kita untuk mewujudkan visi 2045 tersebut,” kata Airlangga dalam pidatonya.
Menurut Airlangga, dunia saat ini juga dihadapkan pada persaingan antara “barat” dan “timur” yang baru. Sesudah perang dagang, kini berlanjut pada geovaksin politik, terutama untuk persyaratan mobilitas.
AS dan sekutunya telah mengesampingkan pada yang sudah diatur dalam WHO dan WTO. Adapun, China melakukan retaliasi dengan persyaratan perjalanan dan kunjungan dengan vaksin dari China. “Untuk itu Indonesia harus merespon cepat dengan pembuatan vaksin mandiri,” ujar Menko Perekonomian RI itu.
Airlangga juga mengakui saat ini semua negara tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi pandemi ini. Pandemi sendiri telah mempengaruhi perekonomian. Dalam hal ini pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi perlambatan ekonomi.
Pemerintah sendiri mengambil tindakan nonmedis, dengan PPKM di seluruh Indonesia dengan berbagai level, guna mengantisipasi dan memutus penyebaran COVID-19. Lewat upaya ini, diharapkan bisa menekan kasus aktif dan memberikan kelonggaran pada fasilitas kesehatan, dan obat-obatan.
“Seiring dengan pengurangan tekanan pada pandemi ini, maka kita akan secara bertahap menyesuaikan pembatasan dengan persyaratan masyarakat yang sudah divaksinasi sehingga kegiatan sosial bisa pulih kembali. Diperkirakan di kuartal keempat tahun 2021,” ungkap Airlangga.
Menurut Airlangga, lewat pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di kuartal kedua lalu, maka secara teknis Indonesia telah keluar dari krisis. Selain berbicara tentang pandemi dan penanganannya, Airlangga juga mengungkapkan tentang demokratisasi Indonesia pada saat ini.
“Sebagai sebuah sistem praktik demokrasi di Indonesia selalu mengalami pasang surut seiring dengan dinamika sosial politik yang terjadi pada setiap masanya,” ujar Airlangga.
tulis komentar anda