Kebenaran, Kebohongan, dan Jurnalisme

Jum'at, 30 Juli 2021 - 11:09 WIB
Kebohongan yang sekarang populer disebut hoaks, dulu perlu waktu sampai kepada seseorang, sekarang dalam hitungan detik menyebar ke ribuan bahkan seantero dunia. FOTO/DOK.SINDOnews
Eddy Koko

Wartawan, Pengajar Jurnalistik di FISIP Universitas Sriwijaya Palembang

WINSTON CHURCHIL, perdana menteri legendaris Inggris itu termasuk orang yang percaya, kebenaran mampu mengalahkan kebohongan. Dengan santai Pak Churchill bilang, meskipun kebohongan sudah berlari kencang sementara kebenaran baru mengikat tali sepatunya, tetapi kebenaran akan mengalahkan kebohongan.

Tetapi bagaimana dengan sekarang, kebohongan sudah lari kencang sekali berkendaraan media sosial (medsos) dengan dampak luar biasa sementara kebenaran baru cari toko sepatu? Sialnya, saat mau bayar, baru tahu, dompetnya ketinggalan. Kebenaran tampaknya memang sedang kedodoran, butuh bantuan dan kepedulian banyak orang.

Mengapa kebenaran dapat mengalahkan kebohongan? Menurut budayawan Radhar Panca Dahana (alm), dalam talkshow radio Polemik, Sabtu, 15 Januari 2011, meskipun kebohongan punya speed, tetapi kebenaran memiliki endurance. Kebenaran memiliki tenaga yang tak kenal lelah dalam menutup kebohongan. Jadi, jangan pernah lelah mendorong kebenaran untuk lari menyusul kebohongan.



Baca juga: Dokter Muda yang Tak Lelah Mengedukasi Masyarakat dan Tangkal Hoaks Covid-19



Kebohongan yang sekarang populer disebut hoaks, dulu perlu waktu sampai kepada seseorang, sekarang dalam hitungan detik menyebar ke ribuan bahkan seantero dunia. Hoaks membuat masyarakat terbelah, pemerintah tak lagi dipercaya, sesama manusia saling curiga dan merontokkan kepercayaan kepada siapa saja, di mana saja, kapan saja.

Penelitian Journal of Personality and Social Psychology mengungkapkan, dalam sehari seseorang dapat melakukan kebohongan satu sampai dua kali. Tetapi menarik pendapat psycolog Prof Hamdi Muluk, suatu hari, sambil makan siang di Warung Daun Jakarta mengungkapkan, seorang psikopat yang suka berbohong, bahkan bangga hasil kebohongannya sukses merugikan orang banyak dan menipu bagian dari hidupnya tetap marah jika dikatakan sebagai pembohong. Tidak ada satu manusia pun di muka bumi ini nyaman dikatakan sebagai pembohong. Basis moralnya runtuh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More