Waketum MUI Ingatkan Persaingan Harus Menyenangkan dan Berikan Harapan

Sabtu, 27 April 2024 - 13:11 WIB
loading...
Waketum MUI Ingatkan...
Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud memandang, sepak bola adalah hiburan yang paling menarik simpati masyarakat dari berbagai kelompok sosial. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud memandang sepak bola adalah hiburan yang paling menarik simpati masyarakat dari berbagai kelompok sosial.

Hal itu bisa dilihat dari kegembiraan publik atas kemenangan Timnas Indonesia melawan Korea Selatan dalam babak perempat final Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari.

Dalam pertandingan itu, Timnas Indonesia menang melalui adu penalti dengan skor akhir 11-10. Adu penalti dilaksanakan karena Timnas Indonesia dan Korea Selatan bermain imbang dengan skor 2-2 hingga akhir babak tambahan.

"Si kaya dan si miskin sama-sama melompat berteriak saat gol penalti terakhir berhasil dilesatkan menjebol gawang Korea Selatan," kata Waketum MUI KH Marsudi Syuhud dalam keterangan tertulisnya dikutip, Sabtu (27/4/2024).



Kemenangan atas Korea Selatan tak lepas dari perjuangan sungguh-sungguh anak-anak muda Indonesia di lapangan hijau. Anak-anak muda yang kini menempati jumlah populasi terbesar dalam kelompok umur penduduk yang akan menentukan masa depan Indonesia.

Kiai Marsudi menjelaskan, dalam RPJPN 2025-2045, delapan misi menuju Indonesia Emas menempatkan anak-anak muda bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek dalam pembangunan. Dalam 20 tahun rencana pembangunan itu harus diiringi dengan kualitas bibit unggul.

"Anak-anak kita, anak-anak Indonesia yang saat ini baru lahir atau sedang berada pada usia pendidikan awal harus diusahakan kecukupan gizinya agar mampu menjadi generasi unggul, agar generasi ini menjadi role player of the game, merekalah pemain inti dalam Indonesia Emas 2045," kata pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini.

Ia melihat presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mempunyai visi dan misi dalam kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas pembangunan. Sebuah program welfare state development yang menempatkan warga negara sebagai kekuatan sosial sesuai amanat UUD 1945.

Program makan siang dan susu gratis adalah social buffering, penunjang kesenjangan sosial yang sering disalah-artikan oleh para kritikus sebagai program pemborosan. Menurut Kiai Marsudi, para kritikus ini seharusnya melihat realitas kehidupan masyarakat, bahwa kesenjangan sosial ini memerlukan terobosan yang ready to serve bukan sekedar ready to act.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1782 seconds (0.1#10.140)