Munas JSIT, 1.177 Peserta Ikuti Camp Online Magnet Rezeki

Rabu, 28 Juli 2021 - 10:50 WIB
"Hal itu terjadi karena karakter tercipta dari kebiasaan. Kebiasaan lahir dari tindakan yang berulang-ulang. Tindakan dipengaruhi pikiran. Pikiran dikendalikan perasaan. Dan kualitas perasaan bergantung pada kecerdasan spiritual (SQ) seseorang. Jadi, bila ingin mengubah nasib ubah dulu pikiran, perasaan, dan spiritual kamu," ujarnya.

Ketiga sambung Nasrullah, kekuatan berpikir positif. Dalam sehari akal kita berpikir sekitar 60 ribu kali. Bayangkan bila jumlah sebanyak itu mayoritas pikiran yang terbit bernada negatif alias negative thinking.

"Akan seperti apa jadinya tubuh kita? Yang lebih penting juga, bagaimana kita bisa menjadi magnet bila pikiran yang keluar melulu rasa pesimis, prasangka buruk, skeptis, dan berbagai macam pikiran negatif lainnya. Bayangkan juga kebalikannya. Keajaiban macam apa yang akan terjadi bila kita selalu berpikir positif?" ungkapnya.

"Keempat, kekuatan perasaan positif. Pikiran positif didapat dari perasaan positif (positive feeling). Dengan memiliki perasaan positif akan memudahkan kita untuk selalu berpikir positif. Dalam kondisi kesusahan atau ditimpa musibah rasanya sulit untuk berpikir positif. Namun, bukan berarti tak mungkin. Yakni dengan sebelumnya menguasai perasaan positif. Salah satu cara untuk memiliki perasaan positif adalah dengan bersyukur pada ketetapan Allah, apapun ketetapan tersebut," tambahnya.

Sedangkan kelima menurut Nasrullah, kekuatan motivasi positif. Kita tentu pernah dengar kalau semua amal perbuatan ditentukan oleh niat. Ada yang niat demi ibadah pada Tuhan, ada yang beramal karena ingin disanjung sesama manusia. Hal itu berlaku pula dalam hal magnet rezeki.

"Dalam khasanah magnet rezeki dikenal istilah motivasi positif. Sebagaimana terminologi niat dalam ibadah, motivasi positif berada pada level energi paling dasar. Orang yang mengamalkannya akan mudah untuk memiliki perasaan dan pada gilirannya mengembangkan pikiran positif," pungkasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More