Jawa – Sentris dan Pertumbuhan Ekonomi Baru

Selasa, 06 Juli 2021 - 12:56 WIB
Kemampuan Pulau Jawa dalam mendominasi roda perekonomian nasional bukan tanpa alasan. Selama ini, industri besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Data menunjukkan bahwa lebih dari 52% industri pengolahan masih terdapat di Pulau Jawa. Sementara potensi lainnya baik di Sulawesi, Kalimantan, Papua masih berada di bawah 10%. Sejatinya, bahan baku yang melimpah di Sumatera dan Kalimantan, seharusya mampu mendorong sektor industri tumbuh dan berkembang di dua pulau tersebut. Adapun alasan dibalik masih minimnya pembangunan industri pengolahan di luar Pulau Jawa adalah karena terbatasnya dukungan sarana dan prasarana yang ada di kawasan tersebut.



Fluktuasi kasus aktif Covid-19 di Pulau Jawa merupakan alarm bagi pemerintah untuk tidak lagi menggantungkan pembangunan ekonominya hanya dari Pulau Jawa. Rekonstruksi pola pembangunan perlu segera dilakukan dengan mulai mencari potensi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Peluang pembangunan pusat ekonomi di luar Pulau Jawa juga semakin terlihat dengan adanya dukungan peningkatan investasi di luar Pulau Jawa. Tercatat persebaran investasi pada triwulan IV tahun 2020 di luar Pulau Jawa mencapai Rp113,4 triliun (52,8%), melebihi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp101,3 triliun (47,2%). Sedangkan, untuk periode sepanjang tahun 2020, realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp417,5 triliun (50,5%) lebih besar dibandingkan di Jawa sebesar Rp408,8 triliun (49,5%). Angka tersebut menunjukkan bukti bahwa investor dalam dan luar negeri tidak lagi menjadikan Jawa sebagai alternatif tujuan investasi satu-satunya.

Peningkatan Infrastruktur di Luar Pulau Jawa

Salah satu syarat mutlak bagi investor melakukan investasi adalah infrastruktur yang memadai. Selama ini, persebaran industri di luar Pulau Jawa masih relatif masih rendah. Hal itu tak lepas dari masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana yang ada di kawasan tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa infrastruktur – listrik, jalan maupun air bersih – mempunyai pengaruh positif terhadap perekonomian di Indonesia. Listrik mempunyai peranan paling penting dalam proses produksi. Oleh sebab itu kebijakan pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa sangatlah tepat dan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur adalah aspek pembiayaan. Di masa pandemi ini, APBN telah bekerja keras untuk menopang ekonomi nasional. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi kesenjangan pembiayaan infrastruktur dari APBN maupun APBD, pemerintah dapat melakukan inovasi pembiayaan pembangunan yang salah satunya bisa diperoleh melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Bagi daerah yang memiliki kapasitas fiskal tinggi dan kemampuan implementasi tinggi, KPBU dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas proyek infrastruktur. Sedangkan untuk daerah yang memiliki kapasitas fiskal tinggi namun kemampuan implementasi rendah sehingga SILPA tinggi, maka KPBU dapat memindahkan risiko konstruksi dan operasi kepada badan usaha sehingga on schedule-on budget. Selain itu, bagi daerah dengan kapasitas fiskal rendah

berkemampuan implementasi tinggi sehingga proyek Infrastruktur terlaksana namun dengan kuantitas terbatas pun juga dapat merasakan manfaat KPBU melalui peningkatan jumlah proyek infrastruktur.

Percepatan pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa dapat menjadi gerbang pembuka pintu investasi yang lebih besar bagi wilayah di luar Pulau Jawa. Pengembangan ekonomi di luar Pulau Jawa tak hanya akan menjadi penyelamat ekonomi nasional di kala pandemi saja, namun juga dapat menjadi jalan pembuka dalam mencapai pemerataan ekonomi di jangka panjang. Semoga.
(zik)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More