Jawa – Sentris dan Pertumbuhan Ekonomi Baru

Selasa, 06 Juli 2021 - 12:56 WIB
Prof Candra Fajri Ananda, PhD. Foto/Istimewa
JAKARTA - Prof Candra Fajri Ananda Ph.D

Staf Khusus Kementerian Keuangan RI

Pandemi kian nyata di depan mata. Angka kasus aktif Covid-19 di Tanah Air yang sempat menunjukkan tren penurunan di awal Februari 2021, kini justru kembali mengalami lonjakan dalam hitungan minggu sejak awal Juni 2021. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan pandemiCovid-19 di Indonesia telah memasuki gelombang kedua. Secara nasional Indonesia mengalami peningkatan kasus mingguan lebih dari 92% sejak awal Juni 2021. Pulau Jawa adalah bagian wilayah di Indonesia yang paling terdampak Covid-19 dengan kasus tertinggi di DKI Jakarta yang mengalami peningkatan kasus aktif hingga 387% dari sebelumnya. Wilayah lain di Pulau Jawa yang juga mengalami kenaikan pesat kasus aktif Covid-19 ialah Jawa Barat, Jawa, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Banten.

Pulau Jawa adalah pulau dengan penduduk terbanyak di dunia. Setidaknya terdapat lebih dari 149 juta penduduk tinggal di wilayah tersebut. Pulau Jawa dihuni oleh lebih dari 56% total penduduk di Indonesia. Dengan demikian, lebih dari setengah penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, bukan hal yang mustahil ketika struktur perekonomian Indonesia secara spasial didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,7%. Posisi berikutnya diduduki Pulau Sumatera sebesar 21,54%, diikuti Pulau Kalimantan sebesar 8,05%, Pulau Sulawesi sebesar 6,52%, Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,75%, serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,44%.





Pengendalian kasus aktif Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi adalah dua hal yang saling bertaut. Lemahnya perekonomian nasional akibat besarnya angka kasus aktif Covid 19 di Jawa saat ini menjadi sebab yang bisa diterima mengingat besarnya ketergantungan roda ekonomi nasional terhadap Pulau Jawa. Data menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,74% (yoy). Hal itu terjadi lantaran pengaruh kinerja ekonomi Pulau Jawa yang juga masih mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,83% (yoy). Padahal ketika di telaah lebih lanjut, di wilayah Indonesia lainnya telah mengalami pertumbuhan positif, yakni kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua yang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 8,97 persen (y-on-y). Akan tetapi sayangnya, peranan provinsi di Pulau Maluku dan Papua hanya sebesar 2,44% terhadap PDB sehingga tak mampu mendongkrak angka perekonomian nasional.

Rekonstruksi Pola Pembangunan

Kuznets melalui teori perubahan strukturalnya menjelaskan bahwa perubahan struktural mengandung arti peralihan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan motivasi yang ada secara radikal. Perubahan struktural ini menyebabkan kesempatan kerja semakin bertambah banyak, dan produktivitas buruh, stok modal, pendayagunaan sumber-sumber baru serta teknologi yang akan semakin tinggi. Teori tersebut menjelaskan bahwa sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju

kemajuan. Produk – produk industrialisasi selalu memiliki “dasar tukar” (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta meciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk – produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya seta memberikan margin/keuntungan yang lebih menarik.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More