Satgas Covid-19: Nggak Perlu Lockdown Satu Pulau, yang Di-Lockdown Diri Kita
Sabtu, 26 Juni 2021 - 12:37 WIB
JAKARTA - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 dr. Alexander K. Ginting menegaskan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia tidak perlu melakukan lockdown total. Dia mengatakan yang perlu di-lockdown adalah manusianya.
"Jadi kita harus selesaikan ini dalam PPKM skala mikro. PPKM skala mikro itu adalah mikro lockdown di RT maupun RW. Itu pun juga mikro lockdown pribadi, lockdown manusianya. Jadi kita nggak perlu lockdown (total) satu pulau. Yang di-lockdown itu diri kita," ungkap Alex dalam dialog di MNC Trijaya, Sabtu (26/6/2021).
Menurutnya, kalau ada kerinduan mudik itu harus kita lockdown, supaya tidak rindu. "Kalau ada kepingin ngobrol-ngobrol atau masuk ke warteg jangan kita duduk di sana, itu langsung di-lockdown. Kalau kita kerumunan ke pasar itu yang di-lockdown. Jadi diri kita ini yang harus di-lockdown," papar Alex.
Alex pun mengibaratkan dalam menangani Covid-19 ini bagaikan mengejar tikus. "Jadi jangan kita misalnya mengejar tikus, rumahnya dibakar. Kejar tikusnya, rumahnya jangan dirusak. Itu yang harus kita pikirkan demikian."
Dia pun menekankan mikro lockdown ini sudah baik. "Artinya kalau di RT itu ada lima rumah yang positif, maka dia akan di-mikro lockdown, tidak boleh keluar," kata Alex.
Alex juga mengatakan jika mau lockdown besar, juga pernah dilakukan PSBB meskipun tidak berhasil. "Kalau mau lockdown secara besar kita sudah lakukan PSBB. Tapi tidak berhasil juga, 10 April 2020 sampai 10 Januari 2021, kita sudah melaksanakan PSBB di 20 wilayah. Nggak maksimal juga.”
"Kemudian 11 sampai 25 Januari 2021, kita PPKM, tidak juga maksimal. Kenapa tidak maksimal? Ya masyarakatnya. Lihat aja kemarin masih ada orang mudik. Orang yang marah-marah di mobil, ibu-ibu kan ya, bapaknya juga emosi juga. Persoalannya di situ, mereka kan orang yang sudah berpendidikan, sudah mempunyai lah aset bukan sembarang orang," kata Alex.
"Jadi kita harus selesaikan ini dalam PPKM skala mikro. PPKM skala mikro itu adalah mikro lockdown di RT maupun RW. Itu pun juga mikro lockdown pribadi, lockdown manusianya. Jadi kita nggak perlu lockdown (total) satu pulau. Yang di-lockdown itu diri kita," ungkap Alex dalam dialog di MNC Trijaya, Sabtu (26/6/2021).
Menurutnya, kalau ada kerinduan mudik itu harus kita lockdown, supaya tidak rindu. "Kalau ada kepingin ngobrol-ngobrol atau masuk ke warteg jangan kita duduk di sana, itu langsung di-lockdown. Kalau kita kerumunan ke pasar itu yang di-lockdown. Jadi diri kita ini yang harus di-lockdown," papar Alex.
Alex pun mengibaratkan dalam menangani Covid-19 ini bagaikan mengejar tikus. "Jadi jangan kita misalnya mengejar tikus, rumahnya dibakar. Kejar tikusnya, rumahnya jangan dirusak. Itu yang harus kita pikirkan demikian."
Dia pun menekankan mikro lockdown ini sudah baik. "Artinya kalau di RT itu ada lima rumah yang positif, maka dia akan di-mikro lockdown, tidak boleh keluar," kata Alex.
Alex juga mengatakan jika mau lockdown besar, juga pernah dilakukan PSBB meskipun tidak berhasil. "Kalau mau lockdown secara besar kita sudah lakukan PSBB. Tapi tidak berhasil juga, 10 April 2020 sampai 10 Januari 2021, kita sudah melaksanakan PSBB di 20 wilayah. Nggak maksimal juga.”
"Kemudian 11 sampai 25 Januari 2021, kita PPKM, tidak juga maksimal. Kenapa tidak maksimal? Ya masyarakatnya. Lihat aja kemarin masih ada orang mudik. Orang yang marah-marah di mobil, ibu-ibu kan ya, bapaknya juga emosi juga. Persoalannya di situ, mereka kan orang yang sudah berpendidikan, sudah mempunyai lah aset bukan sembarang orang," kata Alex.
(zik)
tulis komentar anda