BOR Nasional Mencapai 10%, Ini 5 Provinsi dengan Keterisian RS Tertinggi

Jum'at, 11 November 2022 - 06:56 WIB
loading...
BOR Nasional Mencapai 10%, Ini 5 Provinsi dengan Keterisian RS Tertinggi
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melaporkan saat ini tingkat bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit untuk pasien Covid-19 mencapai 10%. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan saat ini tingkat bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit untuk pasien Covid-19 mencapai 10%. Lima provinsi mencatatkan BOR tertinggi.

“Angka keterisian tempat tidur di tingkat nasional saat ini di angka 10 persen dengan 57.000 tempat tidur tersedia,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari keterangan resminya, Jumat (11/11/2022).

Wiku mengatakan lima provinsi dengan persen BOR tertinggi yaitu Sumatera Selatan di angka 22,83%. Daerah Istimewa Yogyakarta di angka 20,45%, Sulawesi Barat di angka 18,95%, Kalimantan Timur di angka 16,98%, dan Jawa Timur di angka 15,9%.

Dia memaparkan angka BOR masih terkendali mengingat angka kesembuhan akibat Covid-19 masih tinggi. Bahkan, dalam enam pekan terakhir angka kesembuhan mencapai 97%.

“Sepanjang tahun 2022 ini kita berhasil mempertahankan persentase kesembuhan dengan rata-rata 95 persen. Bahkan dalam 6 pekan terakhir kesembuhan stabil di angka 97 persen. Dengan kesembuhan yang masih tinggi angka keterisian tempat tidur di tingkat nasional juga dapat ditekan untuk tetap di angka 10 persen,” papar Wiku.

Meski begitu, Wiku mengatakan jika dalam 6 minggu terakhir baik kasus positif, kasus aktif, dan kematian mengalami kenaikan kurang lebih dua kali lipat.

“Indonesia memiliki 30.000 kasus positif tambahan pada seminggu terakhir. Di mana jika dibandingkan pada 6 minggu sebelumnya angkanya berkisar antara 12 sampai 19.000 kasus positif mingguan,” jelasnya. Baca juga: Satgas: Waspada, Kasus Positif dan Kematian Covid-19 Naik Dua Kali Lipat

Hal ini, kata Wiku, meningkatkan jumlah kasus aktif pula menjadi 37.000 kasus dimana sebelumnya berkisar antara 17.000 sampai 24.000 kasus aktif. “Perlu perhatian pada jumlah kematian pada seminggu terakhir yaitu sebanyak 232 kematian dibandingkan minggu-minggu sebelumnya yang berkisar antara 70 sampai dengan 160 kematian,” tutupnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)