Pandemi, Lebaran Tetap Bisa Bersilaturahmi
Selasa, 11 Mei 2021 - 05:55 WIB
Muhammadiyah juga menyatakan, Idulfitri merupakan Hari Raya Berbuka Puasa sehingga harus dijadikan momentum peningkatan kualitas takwa sebagaimana tujuan berpuasa Ramadan. Momentum tersebut merupakan wahana perwujudan praktik keislaman yang menyemai nilainilai kebaikan, kesalehan, perdamaian, keadilan, kesahajaan, sikap tengahan, persaudaraan, saling tolong, kasih sayang, persatuan, dan kebajikan utama dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.
Sementara itu, untuk mencegah penularan Covid-19, semua pesantren Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin diminta mematuhi keputusan pemerintah untuk tidak mudik yang mulai berlaku sejak Kamis 6 Mei besok hingga 17 Mei 2021.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud mengatakan peran pesantren NU sangat vital dalam mengurangi penularan pandemi Covid-19. Sejauh ini, total 28.000 pesantren dengan enam juta santri berada di bawah naungan PBNU di seluruh Indonesia.
"Kami mempunyai 3.000 Gugus Tugas Covid-19. Sesungguhnya kalau di setiap kabupaten, kami mempunyai komunikasi antarpondok pesantren yang satu sama lain khususnya di bawah NU ini. Maka ketika sekarang tidak boleh diperbolehkan mudik, yah sudah tidak mudik," ujar Marsudi dalam keterangannya beberapa waaaktu lalu.
Marsudi menjelaskan ketaatan pesantren PBNU terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari Covid-19. Kendati demikian, larangan santri mudik membawa kontribusi besar agar penularan Covid-19 di Tanah Air dapat diatasi dengan cepat.
Larangan Berwisata
Di bagian lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi Kabupaten Magelang yang menutup seluruh objek wisata selama libur Lebaran 2021/1442 H. Ganjar berharap, kebijakan ini diikuti daerah lain.
Hal itu disampaikan Ganjar seusai mengecek kondisi di Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, kemarin. Destinasi unggulan Jateng itu sudah ditutup sejak 8 hingga 17 Mei mendatang.
“Mudah-mudahan yang di Magelang ini juga bisa menjadi contoh, ini dengan pihak Borobudur umpama, sudah mulai ditutup sejak tanggal 8 sampai 17 nanti,” kata Ganjar.
Menurutnya, beberapa daerah sudah melapor padanya untuk menutup objek wisata. Antara lain Wonogiri dan Kebumen. Namun, pihaknya melihat masih ada data soal pariwisata di Kebumen.
Sementara itu, untuk mencegah penularan Covid-19, semua pesantren Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin diminta mematuhi keputusan pemerintah untuk tidak mudik yang mulai berlaku sejak Kamis 6 Mei besok hingga 17 Mei 2021.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud mengatakan peran pesantren NU sangat vital dalam mengurangi penularan pandemi Covid-19. Sejauh ini, total 28.000 pesantren dengan enam juta santri berada di bawah naungan PBNU di seluruh Indonesia.
"Kami mempunyai 3.000 Gugus Tugas Covid-19. Sesungguhnya kalau di setiap kabupaten, kami mempunyai komunikasi antarpondok pesantren yang satu sama lain khususnya di bawah NU ini. Maka ketika sekarang tidak boleh diperbolehkan mudik, yah sudah tidak mudik," ujar Marsudi dalam keterangannya beberapa waaaktu lalu.
Marsudi menjelaskan ketaatan pesantren PBNU terhadap protokol kesehatan yang diamanahkan pemerintah tercermin dari bebasnya para santri dari Covid-19. Kendati demikian, larangan santri mudik membawa kontribusi besar agar penularan Covid-19 di Tanah Air dapat diatasi dengan cepat.
Larangan Berwisata
Di bagian lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi Kabupaten Magelang yang menutup seluruh objek wisata selama libur Lebaran 2021/1442 H. Ganjar berharap, kebijakan ini diikuti daerah lain.
Hal itu disampaikan Ganjar seusai mengecek kondisi di Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, kemarin. Destinasi unggulan Jateng itu sudah ditutup sejak 8 hingga 17 Mei mendatang.
“Mudah-mudahan yang di Magelang ini juga bisa menjadi contoh, ini dengan pihak Borobudur umpama, sudah mulai ditutup sejak tanggal 8 sampai 17 nanti,” kata Ganjar.
Menurutnya, beberapa daerah sudah melapor padanya untuk menutup objek wisata. Antara lain Wonogiri dan Kebumen. Namun, pihaknya melihat masih ada data soal pariwisata di Kebumen.
Lihat Juga :
tulis komentar anda