Kualitas Pendidikan dan Masa Depan Bangsa

Selasa, 11 Mei 2021 - 05:15 WIB
Ke depan, tentu kita berharap situasi pandemi terus membaik, seiring dengan proses vaksinasi massal yang terus digalakkan pemerintah. Jika situasi pandemi membaik, maka opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bisa dipertimbangkan kembali. Namun, harus dengan tetap mempertimbangkan kesiapan sarana-prasarana kesehatan dan opsi kemampuan mitigasi risiko pandemi di lingkungan sekolah masing-masing.

Tentu kita harus belajar dari apa yang terjadi di Eropa (Jerman, Belanda), Amerika Latin (Chili dan Brasil) dan sejumlah negara Asia (India, Filipina, dan juga Malaysia), di mana telah muncul gelombang kedua atau bahkan gelombang ketiga (the second and third wave of pandemic Covid-19) yang mengganas di sana. Bahkan, belajar dari tragedi di India belakangan ini, tentu kita tidak ingin pembukaan sekolah justru berujung pada terciptanya kluster-kluster baru pandemi yang mengancam keselamatan para siswa di Tanah Air.

Dengan mempertimbangkan tren penyebaran pandemi yang masih fluktuatif, kapasitas layanan kesehatan dan sumber daya tenaga kesehatan yang terbatas jumlahnya, maka kita harus mengantisipasi setiap potensi lonjakan penyebaran pandemi. Untuk itu, keputusan ini membutuhkan kehati-hatian ekstra dari masing-masing daerah agar upaya untuk menjaga kualitas pendidikan nasional tidak berujung bencana kemanusiaan dan menghadirkan tekanan ekonomi yang lebih dalam.

Agar risiko hilangnya pengalaman belajar (learning loss) tidak semakin dalam, maka semangat perjuangan untuk menjaga dan meningkatkan kuliatas pendidikan nasional kita harus terus kita jaga. Dalam situasi seperti ini, maka negara harus benar-benar hadir untuk mendorong lebih kuat segmen masyarakat kita yang membutuhkan langkah-langkah afirmasi, terutama mereka yang berada di masyarakat perdesaan, terpinggir, dan terbelakang.

Di sisi lain, kondisi ini juga membutuhkan komitmen besar seluruh stakeholders pendidikan, baik para pengajar, tenaga didik, maupun seluruh orang tua siswa. Upaya pendampingan semua pihak juga harus kita dorong untuk melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitas proses pembelajaran agar materi ajar bisa lebih mudah dipahami oleh para siswa dengan segala keterbatasan yang ada. Di sejumlah daerah perdesaan, wilayah pinggiran dan terluar, problem ketimpangan akses dalam pembelajaran jarak jauh masih membutuhkan percepatan adaptasi dan akselerasi literasi digital serta teknologi bagi para stakeholders pendidikan kita. Karena itu, dibutuhkan good will dari para stakeholders pendidikan untuk bisa mengatasi gap tersebut. Sehingga, kreativitas para pendidik, peran orang tua dan siswa menjadi fundamental untuk meyakinkan kualitas dan mutu pendidikan dalam basis online tetap terjaga.

Selain itu, kita juga harus benar-benar memastikan agar transfer pengetahuan yang bersifat kognitif yang berorientasi pada ilmu (science) dan keterampilan (skill) untuk diimbangi dengan pembangunan karakter, mental, dan integritas generasi bangsa. Dengan menyeimbangkan upaya penguatan kapasitas intelektual dan pembangunan karakter siswa, maka proses pendidikan di tengah pandemi ini bisa tetap kita orientasikan untuk membangkitkan sumber daya manusia Indonesia yang lebih cerdas, berdaya saing, dan berintegritas.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More