Menghayati Kebangkitan Nasional melalui Kedamaian Hari Raya Waisak

Sabtu, 25 Mei 2024 - 14:43 WIB
loading...
Menghayati Kebangkitan...
Ketua Umum Permabudhi periode 2022-2026, Prof Dr Philip Kuntjoro Widjaja. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Perayaan Hari Raya Waisak tahun ini yang berdekatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, memberikan momentum penting bagi Indonesia untuk merenungkan semangat persatuan dan kesatuan yang diusung oleh Budi Utomo serta nilai-nilai luhur ajaran Buddha. Dua peristiwa bersejarah ini menjadi kesempatan untuk memperkuat ikatan kebangsaan dan keharmonisan antarumat beragama demi mewujudkan Indonesia yang damai dan sejahtera.

Menguraikan semangat patriotisme era modern pada Hari Kebangkitan Nasional, serta kaitannya dengan ajaran Buddha, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) periode 2022-2026, Prof Dr Philip Kuntjoro Widjaja menjelaskan pentingnya mengingat kembali nilai persatuan dan kesatuan yang dulu diusung oleh organisasi Budi Utomo.

"Saya kira nasionalisme di zaman Budi Utomo sudah terbentuk, walaupun pemahaman akan kepentingan nasional masih kabur. Saat ini, semua orang sudah merasa dirinya adalah Indonesia. Namun, kita perlu langkah yang lebih konkret untuk memperjelas dan memperkuat nasionalisme. Dalam agama Buddha, misalnya, organisasi seperti Persatuan Umat Buddha Indonesia, bekerja keras untuk menciptakan kesatuan dan persatuan sesuai dengan kebijakan moderasi beragama yang digulirkan pemerintah," ujar Prof Phillip di Jakarta, Sabtu (25/5/2024).

Moderasi beragama menjadi narasi yang memiliki urgensi tinggi demi mengisi ruang publik yang terlalu sesak dengan propaganda kaum radikal. Ancaman doktrinasi ekstrem kanan atau ideologi transnasional agaknya perlu diimbangi dengan menjelaskan kembali falsafah Indonesia, sesuai dengan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.

Menurut Prof Philip, kearifan lokal adalah fondasi yang harus dipertahankan. Pemikiran dari luar yang tidak sejalan dengan kearifan lokal bisa membawa perubahan, baik yang positif maupun negatif. Maka, dalam memandang masalah, masyarakat harus mengambil sikap yang tepat dan memastikan hal tersebut sejalan dengan nasionalisme Indonesia.

"Penting untuk membangun komunikasi lintas agama yang baik untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama. Dengan saling memahami dan menghormati, kemungkinan terjadinya gesekan bisa diminimalkan, dan kita dapat bekerja sama membangun bangsa, serta meminimalisasi dampak ideologi transnasional," terangnya.

Sebagai akademisi yang aktif di berbagai kegiatan sosial, Prof Philip juga mengulas tema perayaan Waisak di tahun ini, yaitu "Kesadaran Keberagaman, Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia" serta penerapannya dalam dunia nyata.

"Tema ini tentunya bukan hal yang baru, tapi selalu relevan untuk diingatkan kembali, terutama saat dunia sedang berguncang. Kesadaran Keberagaman, Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia perlu terus diingatkan untuk membentuk NKRI yang solid dan kuat. Melalui berbagai kegiatan lintas agama, kita dapat memperkuat ikatan persaudaraan dan saling memahami, yang pada akhirnya menciptakan masyarakat yang harmonis dan bahagia," katanya.

Kesadaran keberagaman yang dibangun ditopang dengan keinginan untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak. Komunikasi yang efektif diharapkan mampu mereduksi gesekan horizontal yang mungkin terjadi karena kesalahpahaman. Menurut Prof Philip, pendekatan dengan berkomunikasi tetap menjadi hal yang dikedepankan dalam menghadapi situasi yang memanas.

"Komunikasi tetap menjadi kunci. Dengan membuka dialog, kita bisa menawarkan solusi untuk mengurangi ketegangan dan menyadarkan pihak-pihak yang mengganggu. Ini sudah saya lakukan dari waktu ke waktu, baik di Indonesia maupun di berbagai pelosok dunia melalui interfaith action. Komunikasi yang baik bisa membuka pikiran dan hati, sehingga tindakan-tindakan negatif bisa diminimalkan atau bahkan dibatalkan," imbuhnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
BNPT-Komisi XIII DPR...
BNPT-Komisi XIII DPR Kolaborasi Bangun Kerangka Persatuan di Sumut
Barikade 98 Dorong Perkuat...
Barikade 98 Dorong Perkuat Komitmen Persatuan Nasional
Momentum Natal Perekat...
Momentum Natal Perekat Persatuan Bangsa usai Pilpres dan Pilkada
Merajut Kembali Kebinekaan...
Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia
Semua Pihak Diajak Terima...
Semua Pihak Diajak Terima Hasil Pilkada Serentak 2024
Prabowo: Sekarang Saya...
Prabowo: Sekarang Saya Menang, Saya Ajak Semua Pihak, Ayo Bersatu!
Perayaan Maulid Nabi:...
Perayaan Maulid Nabi: Membangun Persatuan di Tengah Keberagaman Indonesia
Semua Elemen Dinilai...
Semua Elemen Dinilai Harus Bersatu Bangun Indonesia
Muhammadiyah Ajak Masyarakat...
Muhammadiyah Ajak Masyarakat Merawat Indonesia untuk Kepentingan Bangsa
Rekomendasi
Bus Mogok, Puluhan Jemaah...
Bus Mogok, Puluhan Jemaah Umrah asal Subang Terdampar di GT Cikatama
Canelo vs Crawford:...
Canelo vs Crawford: Usia dan Berat Badan Hancurkan Mimpi Kelas Menengah Super Bud?
Tol Jakarta-Cikampek...
Tol Jakarta-Cikampek dan Tol MBZ Macet Parah pada Hari Pertama Lebaran
Berita Terkini
PHK Massal dan Perlindungan...
PHK Massal dan Perlindungan Pekerja
4 jam yang lalu
Profil Mayjen TNI R...
Profil Mayjen TNI R Sidharta Wisnu Graha, Stafsus KSAD yang Dimutasi Jelang Lebaran 2025
4 jam yang lalu
Pratikno Silaturahmi...
Pratikno Silaturahmi Lebaran ke Jokowi: Tadi Cerita tentang Cucu-cucu
6 jam yang lalu
Kasih Palestina Salurkan...
Kasih Palestina Salurkan Bantuan Ramadan kepada 18.240 Warga Gaza dan Indonesia
6 jam yang lalu
Prabowo Unggah Momen...
Prabowo Unggah Momen Lebaran Bersama Titiek Soeharto dan Didit Hediprasetyo
8 jam yang lalu
Momen Open House Prabowo...
Momen Open House Prabowo bersama Pejabat di Istana Merdeka
8 jam yang lalu
Infografis
Keistimewaan dan Amalan...
Keistimewaan dan Amalan 10 Hari Pertama Bulan Ramadan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved