Poros Islam untuk 2024 Hanya Akan Melebarkan Pembelahan di Masyarakat
Jum'at, 07 Mei 2021 - 22:00 WIB
Sementara itu, Pengamat Politik Global Prof Imron Cotan menyampaikan gagasan Ketum Partai Gelora Anis Matta menjadi alternatif baru bagi pemikiran politik di Indonesia. Hal itu kata dia melihat tesis: apakah pembentukan poros Partai Islam memang untuk menyongsong Kontestasi 2024, atau untuk menghimpun aspirasi kelompok Islam dalam kehidupan berbangsa ke depan?
"Kalau untuk sekadar menyongsong kontestasi 2024, saya kira akan kembali menemui kegagalan jika melihat dinamika yang ada saat ini," cetusnya.
Ia menganggap kalau partai politik beraspirasi Islam dan Kebangsaan tidak memanfaatkan krisis yang sedang berlangsung saat ini yaitu krisis kesehatan dan ekonomi baik regional dan global, serta tidak mampu mengusung pemimpin yang bisa memajukan umat Islam Indonesia maka cita-cita pembentukan poros Islam akan gagal.
"Kemudian, yang menguatkan tesis saya bahwa krisis itu akan melahirkan pemimpin alternatif, sudah ada bukti di Brazil. Sebenarnya Donald Trump muncul karena akibat ada krisis. Di Australia juga muncul pemimpin alternatif karena ada krisis," paparnya.
Sekarang, Prof Imron mengaku belum melihat ada pemimpin alternatif yang bisa diusung berdasarkan aspirasi dari pandangan Keislaman. "Kita juga harus berhati-hati, apakah di Indonesia akan muncul pemimpin dari faksi kanan ekstrem. Semoga saja tidak. Seperti yang disampaikan Ketum Anis Matta, jika poros Islam dibentuk ada potensi pemecah belahan bangsa yang semakin mendalam," tukasnya.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
"Kalau untuk sekadar menyongsong kontestasi 2024, saya kira akan kembali menemui kegagalan jika melihat dinamika yang ada saat ini," cetusnya.
Ia menganggap kalau partai politik beraspirasi Islam dan Kebangsaan tidak memanfaatkan krisis yang sedang berlangsung saat ini yaitu krisis kesehatan dan ekonomi baik regional dan global, serta tidak mampu mengusung pemimpin yang bisa memajukan umat Islam Indonesia maka cita-cita pembentukan poros Islam akan gagal.
"Kemudian, yang menguatkan tesis saya bahwa krisis itu akan melahirkan pemimpin alternatif, sudah ada bukti di Brazil. Sebenarnya Donald Trump muncul karena akibat ada krisis. Di Australia juga muncul pemimpin alternatif karena ada krisis," paparnya.
Sekarang, Prof Imron mengaku belum melihat ada pemimpin alternatif yang bisa diusung berdasarkan aspirasi dari pandangan Keislaman. "Kita juga harus berhati-hati, apakah di Indonesia akan muncul pemimpin dari faksi kanan ekstrem. Semoga saja tidak. Seperti yang disampaikan Ketum Anis Matta, jika poros Islam dibentuk ada potensi pemecah belahan bangsa yang semakin mendalam," tukasnya.
Lihat Juga: Menteri Rosan Harap Investasi ke Indonesia Meningkat usai Donald Trump Menangi Pilpres AS 2024
(kri)
tulis komentar anda