Rajin Safari Politik ke Parpol, Pengamat: PKS Tak Serius Garap Poros Islam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai safari politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke beberapa partai politik (Parpol) merupakan langkah pragmatis menyongsong perhelatan Pilpres 2024.
PKS ingin menampilkan diri sebagai parpol terbuka dan siap berkoalisi dengan parpol manapun tak terkecuali berhaluan nasionalis, semisal PDI Perjuangan (PDIP). "Saya kira silaturahmi dan safari politik PKS adalah bentuk pendekatan menjelang Pilpres 2024. Dapat dipahami bahwa PKS siap membuka diri dan berkoalisi dengan poros manapun di pilpres mendatang," kata Fadhli saat dihubungi, Senin (3/5/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu berpandangan, bahwa PKS berada pada posisi dilematis jika hanya ingin merebut ceruk suara muslim saja, sementara poros Islam sulit dibentuk. "Artinya PKS tak serius atau bahkan tak berambisi besar membentuk poros Islam seperti yang diisukan selama ini. Akhirnya langkah pragmatis menjadi jalan alternatif menuju Pilpres mendatang," terangnya.
Terlebih kata Fadhli, di Pilpres mendatang kemungkinan besar tak ada incumbent yang akan ikut bertarung, sehingga polarisasi pilihan akan semakin terbuka dengan banyaknya calon yang ikut bertarung. “Dengan semakin banyak calon yang berpotensi diusung, PKS berpeluang mempertebal bargaining posisition, setidaknya dengan perolehan suara mereka pada pemilu lalu," pungkasnya.
PKS ingin menampilkan diri sebagai parpol terbuka dan siap berkoalisi dengan parpol manapun tak terkecuali berhaluan nasionalis, semisal PDI Perjuangan (PDIP). "Saya kira silaturahmi dan safari politik PKS adalah bentuk pendekatan menjelang Pilpres 2024. Dapat dipahami bahwa PKS siap membuka diri dan berkoalisi dengan poros manapun di pilpres mendatang," kata Fadhli saat dihubungi, Senin (3/5/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu berpandangan, bahwa PKS berada pada posisi dilematis jika hanya ingin merebut ceruk suara muslim saja, sementara poros Islam sulit dibentuk. "Artinya PKS tak serius atau bahkan tak berambisi besar membentuk poros Islam seperti yang diisukan selama ini. Akhirnya langkah pragmatis menjadi jalan alternatif menuju Pilpres mendatang," terangnya.
Terlebih kata Fadhli, di Pilpres mendatang kemungkinan besar tak ada incumbent yang akan ikut bertarung, sehingga polarisasi pilihan akan semakin terbuka dengan banyaknya calon yang ikut bertarung. “Dengan semakin banyak calon yang berpotensi diusung, PKS berpeluang mempertebal bargaining posisition, setidaknya dengan perolehan suara mereka pada pemilu lalu," pungkasnya.
(cip)